Adara berjalan kedalam mall masih dengan menggunakan seragam sekolah nya. Dia berjalan kesalahan satu toko baju di sana untuk membeli pakaian. Terlalu malas hanya untuk sekedar berjalan pulang ke rumah dan berganti pakain. Jadi, dia memutus kan untuk langsung pergi ke mall dan membeli baju di sana saja.
Tenang saja. Uang bulanan yang papa nya berikan sudah jauh dari kata cukup untuk adara pakai membeli barang-barang yang sebenarnya tidak berguna seperti ini.
Ya, adara memang tidak bisa mengecap damar—papanya sebagai orang yang tidak bertanggung jawab. Karna sebenarnya, papa nya itu selalu rutin mengirimi nya uang dalam jumlah yang banyak setiap bulannya.
Keluar dari dalam mall. Adara lantas berjalan kearah kanan menuju ke salah satu salon terkenal di sana untuk melakukan perawatan diri. Dia berencana akan ke club malam ini.
Adara kali ini hanya mengenakan t-shirt putih yang bahkan panjang nya tidak mencapai pinggul adara lalu di padu padankan dengan rok skirt pink yang hanya mencapai setengah paha nya.
"Mba. Saya mau ombre warna abu-abu ya. Dibagian bawah nya aja"kata adara pada salah satu pelayan toko yang mengurus rambut nya.
Niat awalnya adara hanya akan perawatan biasa. Tapi ketika sampai di sini ia jadi ingin untuk mewarnai rambut nya.
"Mba. Kuku nya mau di kasih hiasan juga atau diwarna aja?"tanya petugas lain yang sedang mengurus kuku nya.
"Boleh mba. Tapi yang simple aja"balas nya.
Sekitar setengah jam. Adara masih berkutat dengan rambut dan kuku nya di salon tersebut. Adara sudah hampir tertidur karna pijatan pegawai salon itu dipunggung nya tiba-tiba terdengar suara seseorang masuk kedalam salon membuat semua orang yang berada di sana menoleh.
Semua pelayan yang ada di sana menunduk hormat pada dua orang yang masuk kedalam salon tadi.
Adara heran. Siapa orang ini sampai membuat pelayan-pelayan di sini menunduk hormat padanya. "Gimana pelanggan Siska?"tanya sebuah suara yang tentu saja sangat adara kenali.
Menoleh ke belakang. Adara pun menemukan nayra dan arga nya yang sedang berdiri di sana. Sepertinya dia baru saja mengetahui sesuatu. Apakah nayra adalah pemilik salon ini?
"Eh adara?"kaget nayra saat melihat gadis itu.
Adara tersenyum lalu melambaikan tangannya untuk menyapa nayra. "Halo bundaa"
"Lagi perawatan dar?"tanya nayra sambil menghampiri adara membuat cowo jangkung di belakang nya mengerutkan kening melihat kedekatan bundanya dengan cewe yang sering mengganggu nya itu.
"Hehe iya bun. Bunda ngapain ke sini bun? Mau perawatan juga?"tanya adara. Nayra menggeleng.
"Ngga kok. Ini salon bunda. Mau ngelakuin pengecheckan bulanan aja"balas nayra. Adara terkekeh dalam hati nya. Tebakannya tidak pernah salah apalagi meleset.
"Ini rambut kamu diwarnain gini, ngga apa-apa emang nya?"tanya nayra.
Adara memberikan senyum lebar nya sambil terkekeh pelan. "Gak apa-apa bun. Guru nya takut sama dara hehe"
Nayra menggeleng pelan lalu mencubit gemas pipi tembem adara. "Yaudah lanjutin aja perawatan nya. Bunda mau pergi dulu sama arga"pamit nya. Adara mengangguk.
"Iya hati-hati ya bun. Jagain calon pacar aku juga ya bun hehe"cengirnya. Sudahlah. Adara sudah tidak punya malu lagi di hadapan nayra karna ulah dari andra waktu itu.
Arga yang mendengar perkataan adara pun hanya memutar bola matanya malas. Siapa juga yang ingin menjadi calon pacarnya.
Setelah nayra dan arga pulang. Adara melanjutkan perawatan nya. Sekitar 1 jam an akhirnya dia selesai. Kukunya sudah cantik dengan hiasan-hiasan lucu diatas nya. Rambut nya juga sudah Bagus dengan warna ombre abu-abu di bawah nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa ✔2
Teen FictionSequel of adkel vs kakel "Arga itu sempurna. Ganteng, Pinter, Populer, Anak orang kaya, sayang orang tua, jagoan lagi! Gimana gue gak jatuh cinta coba sama dia?! Duh calon imam gue"-Adara Kirana "Terkadang harapan yang terlalu tinggi lah yang membua...