Angkasa 41

828 46 25
                                    

Buat sider. Please, get out of my story. I don't want sider anymore in there. Hargai penulis sedikit ok. At least, kalo kamu gak mau komen kamu bisa cmn vote aja kok.














Keadaan Adara sudah mulai jauh membaik. Terlebih, sekarang ia selalu ditemani oleh Arumi. Semangat Adara untuk sembuh tentu saja semakin besar.

Hari ini, Adara kedatangan teman-teman nya. Mereka semua sebenarnya sudah ingin menjenguk Adara di hari pertama cewe itu masuk ke rumah sakit. Sayang, mereka harus menunggu hingga kondisi mental Adara sedikit membaik agar mereka bisa berinteraksi dengan cewe itu.

"Adaaaraa"panggil Kayla sambil memeluk Adara. Kayla menghapus air mata yang keluar dari matanya. Sedih rasanya saat melihat secara langsung bagaimana kondisi teman nya sekarang.

"Cepet sehat adara. Aku gak punya temen sebangku lagi kalo kamu gak masuk-masuk"rengek Kayla. Adara terkekeh pelan lalu mengangguk sambil membalas pelukan kayla padanya.

"Pak botak kangen sama lo nyet"ujar Tasya sambil mengupaskan Buah apel untuk Adara. Adara terkekeh kecil lalu mengangkat tangannya hormat.

"Siap masuk sebentar lagi"balas nya. Tasya, Kayla, Diva dan Jeje tersenyum senang saat melihat Adara sudah mulai bisa berkomunikasi lagi dengan mereka.

"Si El kangen lo katanya"ujar Jeje.

Adara menoleh kearah sahabat nya itu lalu mengangguk. "Dateng aja, gue udah sehat kok"balas nya santai.

Mata ke-empat sahabat nya kontan saja langsung berbinar. "Beneran Dar?"tanya mereka senang. Mereka pikir, masa pemulihan Adara akan berlangsung lebih lama. Cewe itu mungkin tidak bisa menemui sahabat-sahabat lawan jenisnya dalam waktu yang lama.

Adara terkekeh kecil lalu mengangguk. Senang rasanya saat melihat sahabat mu bahagia saat mendengar kabar tentang mu.

"AAAAA SAYANG ADARA! Pokok nya lo harus tetep semangat ok? Gimanapun, kita akan selalu ada buat lo"ujar Diva dengan senyum cerah nya kepada adara.

"Gue telfon anak cowo aja kali ya? Mereka semua udah kangen banget sama lo Ra"tanya Tasya. Ia meminta izin terlebih dahulu kepada yang bersangkutan. Mau bagaimana pun, kesiapan Adara nomor satu di sini.

"Oh iya nggak apa-apa kok telepon aja anak-anak"balas Adara dengan senang.

Eh ini beneran nggak apa-apa? gue tanya dokter dulu kali ya? gue takutnya lo masih nggak dibolehin"sambung Tasya. Bukan apa-apa, Adara saat ini masih dalam tahap pengawasan ketat oleh dokternya. Ia tidak tau apa-apa saja yang di bolehkan untuk cewe ini.

"Loh? nggak apa-apa kok beneran percaya aja sama gue, selama gue fine-fine aja, dokternya nggak akan marah kok"Balas Adara. Ia berusaha meyakinkan sahabat-sahabat nya bahwa ia akan baik-baik saja.

Tasya mengangguk lalu mulai menelfon teman-teman mereka yang lain. Orang-orang yang di hubungi oleh Tasya tentu saja langsung kegirangan saat mengetahui kabar ini. Mereka berani bersumpah, kabar ini adalah yang paling mereka tunggu-tunggu.

"Si El girang banget anjir. Sakit kuping gue denger dia teriak heboh"ujar Tasya. Wajahnya sedikit cemberut dan tangan nya mengusap-usap kupingnya yang tadi ia tempeli handphone. Benar-benar Rafael ini.

"Mereka langsung kesini?"tanya Adata penasaran.

Jeje terkekeh lalu mengambil duduk di samping kasur Adara. "Langsung meluncur dari basecamp dengan kecepatan 200km/jam kata cowo gue"ujar nya.

Adara terkekeh. Ada-ada saja sahabat-sahabat nya ini, jika membawa motor dengan kecepatan seperti itu di jam segini dan di perkotaan, maka pilihannya hanya ada dua. Masuk kubur atau masuk kantor polisi.

Angkasa ✔2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang