Pagi yang kurang menyenangkan bagi Tasya dan yang lain di sekolah. Hari ini, Adara masih belum bisa bersekolah seperti biasanya lantaran kondisi nya yang belum memungkinkan untuk itu.
"Sedih banget ih, adara nya masih belum boleh sekolah"ujar Kayla.
Ketiga teman nya yang lain mengangguk membenarkan itu. Ada yang kurang rasanya saat salah satu dari mereka tidak ada di sini.
"Kita berdoa aja lah semoga Adara cepet pulih dan bisa ke sekolah kayak biasa lagi"sahut jeje.
"Balik ke tempat kalian gih, bentar lagi guru masuk kayak nya"ujar Kayla. Bel masuk memang sudah berbunyi beberapa menit yang lalu namun, guru pelajaran memang belum masuk.
Suara sepatu berjalan mulai terdengar, mereka pun langsung duduk dengan tegap dan rapi di kursi masing-masing. Pagi mereka kali ini di awali dengan pelajaran pak botak. Sungguh double kill yang sangat indah.
"Pagi anak-anak"sapa pak botak saat masuk ke dalam kelas.
"Pagi pak!"
Setelah menaruh buku nya di atas meja, pak botak langsung memperhatikan sekeliling kelas untuk melihat murid-murid yang akan ia ajar. Ini merupakan salah satu kebiasaan pak botak. Seperti, ia sedang mengabsen murid-murid nya dengan hanya melihat posisi tempat duduk.
Tatapan pak botak berhenti di kursi tempat adara dan Kayla duduk. Ia melihat lagi sekililing, seperti ingin memastikan sesuatu.
"Adara belum masuk juga ya?"
"Belum pak. Kondisi nya belum stabil"balas Tasya.
Pak botak mengangguk Samar. "Kita doakan yang terbaik ya untuk kesembuhan adara. Walaupun nakal-nakal begitu, sepi rasanya kelas tanpa dia. Semoga dia bisa cepat pulih dan kembali bersekolah seperti biasa"
"Amiin!"
"Yasudah, ayo kita lanjutkan pelajaran hari ini. Silahkan kalian buka materi halaman 34 tentang limit"
***
Bunyi bel menandakan masuk nya jam istirahat pertama di Garuda. Setelah pak botak keluar dari dalam kelas, mereka semua pun langsung berbondong-bondong untuk keluar dan pergi ke kantin.
Tiga jam pelajaran Matematika Wajib membuat mereka seperti tercekik di dalam kelas. Rasanya ingin cepat-cepat istirahat dan meninggalkan kelas saja.
Memasuki kantin, mereka langsung berjalan menuju ke meja yang sudah di isi oleh anak Andromeda yang lain.
"Ngerjain apa lo?"tanya Tasya saat melihat arga yang sedang menulis sesuatu di buku nya.
"Bikin salinan buat Adara belajar dia"ujar sean. Ia menjawab untuk menggantikan Arga karna tau cowo satu itu tidak suka di ajak berbicara saat sedang fokus mengerjakan sesuatu.
"At least, makan dulu bro. Nanti yang ada lo sakit"ujar Jeje memberikan saran.
Arga menutup buku tulis nya dan langsung berdiri dari duduk nya. "Gapapa, kalian duluan aja yang makan. Gue ke perpus dulu"balas nya lalu langsung pergi dari sana.
Jangan salah paham, Arga sama sekali tidak tersinggung atau semacamnya. Hanya, keadaan kantin sudah semakin ramai dan hal itu membuatnya sedikit tidak nyaman.
Masuk ke dalam perpus, Arga langsung duduk di bagian paling ujung dekat jendela. Ia mengerjakan salinan itu di sini dengan harapan tidak akan ada gangguan sedikit pun dari orang luar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa ✔2
Teen FictionSequel of adkel vs kakel "Arga itu sempurna. Ganteng, Pinter, Populer, Anak orang kaya, sayang orang tua, jagoan lagi! Gimana gue gak jatuh cinta coba sama dia?! Duh calon imam gue"-Adara Kirana "Terkadang harapan yang terlalu tinggi lah yang membua...