Chapter 2

2.8K 217 0
                                    

Suara adzan subuh berkumandang, Gus Imam dan Malik mereka bergegas menuju ke mushola pesantren sholat subuh berjamaah. namun sebelum ke Mushola mereka berdua pergi mengecek semua kamar asrama anak santri terlebih dahulu.

Niatnya tepat hari ini Gus Imam ia berniat akan menceritakan juga masalah dirinya ke kiyai Harifin sosok kakek yang baik untuk dirinya.

Saat mereka tiba di mushola ternyata sholat sudah dimulai mereka langsung bergegas menuju shaf sholat dan mulai langsung mengikuti sholat sesuai imam.

Setelah selesai sholat Gus Imam berdo'a meminta di berikan petunjuk dan di mudahkan dalam segala urusannya.

" Bang jadi cerita sama Abah?" tanya Malik yang duduk di sebelah Gus Imam.

" Jadi." jawab Gus Imam di barengi anggukan kepala.

" Yaudah Malik duluan iya, mau cek anak-anak."

" Iya duluan aja, nanti nyusul."

" Iya."

Gus Imam setalah berdoa ia langsung mencium punggung tangan kiyai Harifin
" Assalamualaikum Abah."

" Waalaikumussalam, Masyaallah calon pengantin ayo duduk-duduk."

" Amiin bah."

Mereka berdua langsung duduk Kiyai Harifin ia duduk menatap cucu nya yang sudah siap menjadi pendengar baik untuk cucunya, karena cucunya yang satu ini tengah ldr dengan orang tuanya.

" Tapi masih belum nih Abah."

" Belum." tanya Kiyai Harifin yang binggung dengan jawaban Gus Imam.

" Iya Abah ternyata."

" Ternyata kenapa nak?"

" Ternyata tidak semuanya niat baik di balas dengan kebaikan, Imam di tolak Bah." jelas Imam dengan memasang raut wajah yang sedih.

" Alasan di tolaknya?" tanya Kiyai Harifin kenapa Lamaran cucunya ditolak.

" Nah itu yang jadi pertanyaan Imam juga Bah, soalnya dia tidak bilang apa-apa soal alasannya kenapa dia nolak lamarannya."

" Terus kamu sudah coba tanya?"

" Belum, waktu itu Imam terlalu terpukul sampai membuat Imam tidak kepikiran kemaren. dan langsung pamit pulang."

Kiyai Harifin tersenyum melihat cucunya yang sedang di ambang kegalauan karena lamarannya di tolak lebih galau di tolak oleh lamaran pekerjaan.

" Langsung galau jadi ngga kepikiran buat nanya alasan di balik penolakannya? cucu Abah bisa di tolak juga iya."

" Abah__."

Kiyai Harifin tersenyum melihat cucunya, yang masih tidak menyangka sekarang cucunya sudah dewasa sudah pernah menikah dan punya anak. dan kini ingin kembali membangun rumah tangga walaupun masih belum kokoh.

" Ternyata di tolak cintanya itu bikin galau iya Abah."

Kiyai Harifin menepuk pundak Gus Imam "Wajar, asal galaunya jangan terlalu lama."

"Abah. sebenarnya Imam ini kecewa sekali bukankah Rasulullah saw pernah bersabda jika ada orang yang agamanya dan akhlaknya kamu ridhoi datang melamar anak gadis mu, maka nikahkan denganya sebab bila tidak maka akan terjadi fitnah dimuka bumi dan banyak kerusakan."

" Berarti imam merasa sholeh dan lebih baik akhlaknya?" tanya Kiyai Harifin yang membuat Gus Imam terdiam.

" Hadist nya betul tapi jangan di jadikan larangan bagi kaum perempuan untuk menolak laki-laki yang tidak dia sukai nya." jelas Kiyai Harifin.

Mencintai Imam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang