•••
Setelah kejadian gagal berpuasa di hari kamis, Gus Imam memilih menghabiskan waktunya dengan sang istri dan juga anaknya, selagi masih berada di rumah Umi nya.
Jika sudah kembali ke rumah Abah kiyai Harifin mungkin dirinya akan sibuk kembali karena mengurus pesantren, karena jika berasa di rumah Umi nya ia akan memiliki waktu yang begitu banyak.
" Dek." panggil Gus Imam.
Zulfa menoleh ke Gus Imam, perempuan itu tengah sibuk dengan beberapa tas kecil berwarna abu-abu di atas meja, seperti tas pemberiannya saat pernikahan.
" Lagi ngapain?" tanya Gus Imam.
" Mas ngga lihat."
" Lihat sih, tapi itu apa?"
Tanpa menunggu lama, Zulfa langsung menunjukan tas nya sekaligus isi di dalam tasnya untuk menjawab pertanyaan Gus Imam.
kedua mata Gus Imam memandangi berbagai macam benda yang berada di tas kecil itu. benda-benda di tas kecil itu sungguh familiar baginya apalagi ketika berada di sebuah Mall maupun toko-toko.
" Ini di kasih sama Bilqis, kalau sebelah sini di kasih sama Lulu." jelas Zulfa sambil menunjukan beberapa barang pemberian temannya hadiah pernikahan yang masih belum sama sekali ia pakai.
" Dek, temen kamu bukannya ada tiga?" tanya Gus Imam.
" Kalau dari Halwa ada di rumah mas, ngga Zulfa bawa." jawab Zulfa.
" Oh, kalau yang itu apa?" tanya Gus Imam yang ingin tau, benda yang tengah di pegang istrinya.
" Kalau ini Toner mas."
" Kalau yang satunya."
" Serum mas."
" Bukannya serum yang botol biru iya?"
" Loh mas Imam tau?"
" Iya tau dari iklan tv."
Zulfa menatap semuanya dengan Seriusan, Gus Imam berusaha menyakinkan istrinya kalau ia tau dari televisi bukan dari mana-mana.
" Serius? tau dari iklan tv?"
" Serius dek, lagian umi juga pake kaya gitu jadi mas tau."
" Kalau Ning, alm istri mas Imam?"
" Iya dia juga pake dek."
" Pantes mas Imam tau."
Gus Imam terkekeh, kenapa juga baru sadar? kenapa harus panik padahal kenyataan ia tau semua benda-benda itu dari alm istrinya, Umi nya juga bahkan ikan televisi yang muncul.
" Mas Imam cobain ini ngga, ini bagus buat kulit mas." ajak Zulfa sambil tersenyum manis menunjukan masker wajah di tangannya.
" Ngga usah dek, wajah mas udah cukup pake facial wash."
" Ngga cukup itu mas, coba pake ini juga biar wajahnya bersih, lembab sama ngga kusam mas Imam kan sering banyak kegiatan di luar rumah."
" Ngga usah dek, kulit mas cukup pake marini aja ."
" Marini itu buat di tangan bukan di wajah mas."
" Mas ngga mau dek."
" Yakin ngga mau? Ngga mau di pakein masker sama istri? ngga mau wajahnya di rawat istri? padahal kalau suami yang ganteng bersih istri juga yang seneng loh mas." Zulfa mulai memberikan pertanyaan bertubi-tubi dengan raut wajah malasnya.
Gus Imam menghela nafas sebentar, kemudian dia terdiam menatap Zulfa memang ini pertama kalinya Zulfa memintanya, padahal menurut dirinyalah hanya pake facial wash di wajah saja sudah cukup dengan marini untuk di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintai Imam
Teen Fiction" Apa Gus Imam yakin memilih Zulfa? " " Apa kedatangan saya dengan membawa keluarga besar saya tidak terlihat yakin untuk meminang mu."