Gus Malik menutup kembali pintu rumahnya, ia melirik jam di dinding sudah jam 10 malam, ia baru saja pulang dari masjid pesantren untuk sholat berjamaah dan mampir ke rumah kakak Abinya nya untuk mengantarkan Fara yang ingin main disana.
Dan sekarang ia memiliki waktu banyak berdua dengan Zulfa sang istri, sudah lama ia tidak memiliki waktu berduaan, karena selalu di ganggu oleh Fara walaupun tidak setiap menit di ganggu.
Gus Malik masuk ke dalam kamar, mencium aroma harum dari arah dapur yang entah membuatnya tertarik untuk mengikuti aroma wangi tersebut, dan ia dapat melihat Zulfa yang sedang membuat sesuatu disana.
" Dek." panggilannya tepat di belakang tubuh Zulfa.
Zulfa terkejut hampir saja ia menjatuhkan adonan kue yang ia buat " Mas Imam, kebiasaan deh."
" Maaf, mau bikin apa?"
" Mau buat brownies, udah lama kan Zulfa ga buat cemilan kaya gini." jawab Zulfa sambil memasukan adonan ke loyang.
Gus Imam mengangguk " Mau mas bantuin ngga?"
Zulfa memasukan loyang ke dalam oven, lalu memperhatikan Gus Imam yang berdiri memperhatikannya " Ngga usah mas, mending mas duduk aja, eh Fara kemana mas?" tanya Zulfa yang baru menyadari kalau putrinya tidak ikut pulang.
" Fara bareng Yusuf katanya dia mau nginep disana."
" Oh, yaudah mending mas duduk aja disana, kalau udah jadi nanti Zulfa bawa kesana."
" Ngga mau mas bantuin nih yakin?"
" Iya mas Imam."
Gus Imam menganggukkan kepalanya sembari berjalan meninggalkan Zulfa di area dapur, ia berjalan menuju ke ruangan tv untuk nonton beberapa acara, sambil menunggu kue nya jadi.
Zulfa memperhatikan Gus Imam keluar dari dapur, suaminya benar-benar tampan memakai kaos lengan pendek dan juga sarung mungkin beberapa orang yang lihat pasti mengira kalau Gus Imam masih muda padahal aslinya sudah tua.
" Dek? kenapa?" tanya Gus Imam yang menyadari kalau Zulfa memperhatikannya.
Zulfa langsung mengedipkan matanya seolah-olah habis kena butiran asap " Ngga papa mas."
" Yaudah mas tungguin di depan tv ya dek."
" Iya mas."
" Kamu kenapa sih lihatin mas kaya gitu? ganteng iya."
" Pede banget!"
" Memuji suami sendiri dapat pahala loh."
" Iya, mas Imam yang ganteng."
" Kaya ngga ikhlas nih muji nya."
" Haha, udah ah sana."
" Mengusir nih ceritanya."
" Bukan ngusir tapi menyuruh."
" Iya dek."
" Iya mas Imam."
•••
Tak lama setelah itu brownies buatan Zulfa sudah jadi, kini Gus imam dan Zulfa duduk di depan tv menonton sinetron sambil menikmati cermilan makanan buatan nya.
Gus Imam berkali-kali mengganti Chanel tv nya, mencari acara yang sedikit berfaedah, beberapa kali ia menemukan sinetron yang menampilkan dua orang tengah berdebat.
" Jam segini emang ngga ada acara berita ya dek?" tanya Gus imam yang berusaha keras mencarinya.
" Kayanya sih ngga ada, yaudah nonton komedi aja mas."
" Iya sih, malem kaya gini kebanyakan sinteron."
" Iya mas, mending cobain ini deh, enak ngga." Zulfa memberikan satu potongan kue pada sang Suami.
" Heum, enak manis pas kalau Fara ada disini pasti dia langsung habisin makanan kamu."
" Buat Fara udah aku simpen kok mas."
" Buat mas nya?"
" Ini buat mas Imam khusus, titipan Umi buat Biqlis udah mas kasih?"
" Udah dek, ternyata pas kita kesana mereka pergi ke pasar."
" Ooh, mas Zulfa boleh nanya ngga?" tanya Zulfa dengan lembut sambil memperhatikan Gus imam yang lahap memakan brownis.
" Boleh, nanya hal apa?"
" Bukan hal serius sih."
" Yaudah boleh dek."
" Mas Imam kok bisa yakin nikah sama aku." tanya Zulfa seketika membuat Gus Imam yang tengah makan brownies terdiam sejenak.
Gus Imam membenarkan posisi duduknya menatap ke arah Zulfa " Atas izin Allah, maka mas Yakin."
" Mas pernah kagum, atau mencintai seseorang diam-diam ngga? sebelum nikah sama aku?"
" Mas pernah jatuh cinta dengan seseorang perempuan cantik, dan mas bener-bener sangat mencintai nya."
" Beruntung banget tuh perempuan yang di cintai Mas Imam."
" Iya jelas sangat beruntung, bahkan mas pun sangat beruntung memilikinya."
" Lah kok bisa? berarti perempuan itu juga mencintai mas?"
" Tentu saja perempuan itu sangat mencintai mas, sebab perempuan yang mas cintai sekarang sudah menjadi istri mas."
" Ih gombalan receh."
" Kalau suami yang gombalin mah bukan receh, tapi rupiah."
" Heleh, besok program rumah zakat udah di mulai kembali kan ya mas?"
" Iya sayang."
- Bersambung -
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintai Imam
Teen Fiction" Apa Gus Imam yakin memilih Zulfa? " " Apa kedatangan saya dengan membawa keluarga besar saya tidak terlihat yakin untuk meminang mu."