Hari ini Zulfa kembali beraktifitas seperti biasanya mulai kembali ikut program rumah zakat yang sudah lama ia tinggalkan, karena sibuk mengurus rumah sebagai status barunya menjadi ibu rumah tangga dan seorang istri.
Dan tentunya dengan ijin dari suami ia dapat kembali beraktifitas yang membuatnya dapat kumpul kembali dengan sahabat-sahabatnya.
Tidak hanya berdiam diri di rumah, menunggu suami pulang, ia juga ingin memiliki kesibukan dan juga bertemu dengan sahabat-sahabatnya, dan Gus Imam tidak memberatkannya.
" Brosur apan tuh." tanya Zulfa ketika melihat Bilqis yang sudah ada berada di sampingnya dengan membawa selembar brosur.
" Oh ini tadi pas mau masuk kesini, mas Malik ngasih brosur ini kayanya ini tentang kelas tahsin deh ikutan yuk." jawab Bilqis sambil membaca-baca ulang brosur di tangannya.
" Waktunya kapan emang?"
" Waktunya, kata mas Malik sih tiga kali seminggu, jadi kita bebas pilih waktunya."
" Dimana emang?"
" Di dekat area pondok, yuk."
Hening, Zulfa tak menjawab ajakan Biqlis ia terlihat begitu fokus dengan ponselnya, hal itu membuat Bilqis merasa heran tidak seperti biasanya Zulfa bersikap cuek seperti ini.
" Ih kok diem, lagi lihatin apan sih?" tanya Bilqis kepo sambil mendekatkan tubuhnya ke arah Zulfa untuk melihatnya.
" Ini, kamu mau ikut ngga?" ajak balik Zulfa.
" Ikut apa? Tahsin."
" Bukan, tapi kelas rumah tangga, ikut yuk."
" Kelas rumah tangga?"
" Heem, kelas rumah tangga."
" Kok mendadak banget sih, ngajak nya setelah ada kelas jodoh sekarang ada kelas rumah tangga juga."
" Ya, ngga papa kan kita juga butu ilmu soal rumah tangga."
" Iya tau, cuman kan kita sekarang udah nikah nih harus minta izin suami kita dulu Fa."
" Emangnya kenapa? kita kan bisa minta ijin."
" Nah kita minta ijin dulu, lagian kita kan udah banyak ikut kelas, kalau ternyata ngga di ijin gimana?"
" Iya kalau ngga di ijinin kita ngga ikut, iya sih kita juga udah banyak ikut kelas."
" Nah tuh kamu tau Fa."
" Tapi kan pasti di kelas itu, pasti kita bakalan punya banyak pengalaman ketemu orang-orang yang usia pernikahannya lama."
" Iya Fa aku juga tau, lagian pernikahan itu ngga selalu manis seperti yang kita lihat di drama-drama, contohnya temen kamu ini Fa aku."
Zulfa terdiam menatap Bilqis, ia berniat mengajaknya tapi kenapa malah merembet ke arah pernikahan Bilqis, membuatnya merasa tidak enak.
" Pernikahan aku ngga berjalan begitu mulus dan manis, kamu tau kan aku selalu di tanyain kapan hamil? sampai periksa ke dokter aku di nyatakan punya penyakit."
" Qis, aku kan cuman mau ngajak kok malah jadi bahas ini."
Bilqis terdiam membalikan posisinya tidak menghadap ke arah Zulfa kedua bola matanya fokus menatap ke arah brosur.
" Aku minta maaf, kamu maafin aku ngga, yaudah deh kita ngga usah ikut kelas ini."
" Kalau kamu mau ikut, ya ikut aja, aku ngga dulu Fa."
" Aku juga ngga tau ikut apa ngga, belum minta ijin soalnya, tapi kamu maafin aku kan."
" Iya aku udah maafin Fa, lagian aku ngga marah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintai Imam
Teen Fiction" Apa Gus Imam yakin memilih Zulfa? " " Apa kedatangan saya dengan membawa keluarga besar saya tidak terlihat yakin untuk meminang mu."