" Masyaallah cah ayu, pagi-pagi udah di dapur mau buat apa nih. Umi bantuin iya." ucap Umi Aisyah, yang sudah ada di belakang Zulfa, sejak tadi ia memperhatikan menantunya sibuk di dapur.
Zulfa sontak membalikan badannya dan tersenyum " Umi, ini Zulfa lagi buat sarapan buat Gus Imam."
" Loh kok manggilnya masih gitu, masih belum punya panggilan romantis nih kalian berdua."
" Udah umi, Zulfa hanya belum terbiasa aja."
" Alhamdulilah, nanti juga bakal terbiasa cah ayu."
" Iya umi, umi mau buat apa biar Zulfa bikinin aja."
" Umi ngga mau bikin apa-apa, umi puasa hari ini."
" Eh, maaf umi."
" Iya sayang, yaudah lanjutin aja masaknya."
" Iya umi."
Zulfa tersenyum manis, sungguh ia tidak menyangka ternyata Umi Aisyah memanggil dirinya dengan sebutan cah ayu, ini salting nya dua kali lipat dari pada saat Gus Imam yang memanggilnya.
" Senyum-senyum sendiri mikirin apa dek? mikirin mas iya." kata Gus Imam yang tiba-tiba langsung berdiri di samping Zulfa.
Zulfa seketika langsung memasang wajah datarnya " Geer nih mas Imam." seru Zulfa yang sudah menyiapkan masakannya untuk ia letakan di meja makan.
Gus Imam seketika langsung tertawa melihat raut wajah istrinya yang berubah dengan cepat " Oh jadi karena ini, buru-buru keluar kamar."
" Zulfa kan malu mas, nanti masa di rumah mertua mas imam yang masak, nanti di kira menantu yang tidak baik."
" Haha, Umi ngga bakalan kaya gitu kok."
" Kan siapa tau mas, kaya mertua-mertua di filem gitu."
" Berarti Ade nyamain Umi mas sama ibu-ibu di film."
" Eh ngga, Mas beneran sumpah ngga, jangan laporin ke Umi iya."
" Laporin ah."
" Mas, aku bercanda kok beneran."
" Beneran nih? laporin aja ah."
" Mas Imam_."
" Kalau mau mas ngga laporin ada syaratnya loh_."
" Apa syaratnya bakal aku turutin deh, demi nama baik sebagai menantu."
" Ekhm, syaratnya malam kamis."
Zulfa yang meletakan piring dan sendok di atas meja seketika melotot ke arah Gus Imam, pikiran negatifnya muncul seketika mendengar syarat yang keluar dari mulut suaminya.
" Astaghfirullah mas Imam." kata Zulfa sambil menggelengkan kepalanya.
" Loh kenapa? ngga salah dong." ucap Gus Imam dengan santainya tanpa rasa takut dan bersalah.
" Ngga salah sih, tapi lihat situasi dong." sahut Zulfa sambil memperhatikan sekeliling takut ada orang.
" Sepi kok sayang tenang aja." goda Gus Imam.
" Mas Imam mending cobain makanan ini deh, ini makanan spesial buat mas. cobain deh." ucap Zulfa yang mengalihkan pembicaraan.
Gus Imam hanya bisa senyum-senyum melihat tingkah Zulfa yang masih saja sampai sekarang malu-malu, padahal sudah satu kamar sudah satu ikatan halal.
Tapi Zulfa masih saja bersikap malu, untuk membuka hijab saja masih malu, bahkan tidurpun dia masih memakai hijab walaupun hijab yang dia pakai tidur dengan keluar rumah berbeda.
" Wih kaya nya enak nih." ucap Gus Imam yang langsung antusias menerima satu piring dari Zulfa.
" Zulfa belum tau rasanya, maaf iya mas kalau rasanya ngga enak." ucap Zulfa duduk di sebelah Gus Imam dan memperhatikan Gus Imam makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintai Imam
Teen Fiction" Apa Gus Imam yakin memilih Zulfa? " " Apa kedatangan saya dengan membawa keluarga besar saya tidak terlihat yakin untuk meminang mu."