Chap 4

3.1K 182 14
                                    


'Happy Reading'


"Lo beneran gapapa?" tanya Fazi khawatir.

"Kepala Lara sakit banget kak," Erina mengadu seraya memegang kepalanya dengan tangan kirinya.

Erina jujur tidak berbohomg, buktinya badan yang masih berada di pelukan Fazi panas.

Sepertinya Erina demam.

Drtt drtt.

Ponsel Fazi menyala, menampilkan nama si penelfon. Yaitu, 'Widy-Mama Erina'

Fazi membawa Erina ke sofa, ia menduduk'an Erina di sofa dengan bahu Fazi sebagai tempat bersandar.

Fazi menyalakan TV dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanan'nya mengambil handphone yang berada di saku kanan'nya.

"Hallo?"

"Fazi, mama mau kasih tau, Erina ini sudah waktunya makan. Jika tidak makan, badan Erina akan demam, tolong kasih obat yang sudah saya sediakan di tas nya. Setiap tiga jam sekali Erina harus makan dan meminum obat. Udah dulu ya, ibu lagi Meeting penting, titip Erina ya? Ibu percaya sama kamu Fazi. Assalamualaikum."

Tittt.

Panggilan terputus, Fazi menghela nafasnya pelan.

Membuka aplikasi Go-food, memasan bubur, ayam goreng, friend chiken, susu, dan buah-buahan.

Fazi menatap wajah Erina lama. Satu kata untuk Erina yang sedang tertidur, Cantik.

"You are mine, Erina Keylara." ucap Fazi seraya menoel hidung Erina.

"Eugh" Erina menggelengguh lalu mengucek matanya pelan.

"Bangun lo?" tanya Fazi seraya bersedekap dada, menatap Erina dengan alis kanan yang terangkat.

Erina menggangguk lucu, "Udah, Kak. Kalo belum Lara gak akan jawab pertanya'an kakak." ketus Erina menatap Fazi sinis.

Fazi terkekeh pelan, mengacak rambut Erina dan menoel hidung Erina pelan, "Lo mau gak, jadi pacar gue?" tanya Fazi seraya menaik turun kan alis nya.

"Yes or yes?" lanjut Fazi membuat Erina bingung.

Erina mengerjapkan matanya pelan. "Pacar itu apa kak? Lara gak tau,"

Baru saja Fazi akan menjawab, namun terdengar ketukan pintu yang membuat Fazi mengurunkan niatnya untuk menjawab pertanya'an Erina beberapa menit lalu.

"Sebentar!" ucap Fazi sedikit keras.

"Awas dulu lo, gue mau buka dulu pintu." lanjut Fazi menatap datar Erina.

Erina mengangguk, Fazi berdiri membuka'kan pintu, mengambil kresek dan membayar.

"Terimakasih mas," ucap Fazi dengan badan sedikit membungkuk dan senyum tipis.

"Sama-sama dek." jawab mas-mas yang mengantarkan makanan pesanan Fazi.

Fazi menutup pintu dan berjalan menuju sofa, "Makan dulu, udah itu makan obat."

Erina menggeleng, "Gamau obat. Pahit, gak ada rasa. Macam makan rumput!" ucap Erina sedikit ketus, seraya bersedekap dada dan membuang muka dengan pipi menggembung.

Fazi menaik'kan sebelah alisnya, ia berasa pernah mendengar slogan itu. Dimana ya?

Aha!💡

Seperti di kartun-kartun yang pernah Fazi tonton dengan adik nya. Dindra Alfariziya, adik dari Fazi Alfarizi, berumur tiga tahun (3 tahun) yang kerap di sapa Dindra atau Ziya.

Gadis Chilldish [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang