Chap 13

1.5K 83 2
                                    

'Happy Reading!'

Vote komen dulu pliss!!

Bugh!

Pukulan dari Fazi membuat wajah Seto menyamping, Seto memegang sudut bibir'nya yang sedikit berdarah, rahang'nya sakit. Pukulan dari Fazi sangat kuat rupa'nya.

Seto memandang Fazi datar, tinggi mereka hampir sama mungkin beda 3 cm saja dari tinggi Fazi.

Bugh!

Seto membalas pukulan Fazi, tepat mengenai hal serupa seperti yang di alami Seto. Rahang'nya sakit, sudut bibir'nya berdarah.

"As'stagfirulloh! Kalian ngapain?!" pekik Erina.

Ternyata suara dari bogeman Seto tak main-main, Erina turun dari bangsal dengan cara melompat, ia melihat kala Seto membogem Fazi.

"Kakak, Kakak gapapa?" tanya Erina begitu khawatir.

Fazi menggeleng, ia meringis, darah'nya begitu asin.

'Ternyata darah gue ama Naila GGS beda, kayak'nya darah gue kaya plat nomor jakarta, B aja.' ucap Fazi dalam hati.

"Kak!" Erina sedikit meninggikan suara'nya membuat Fazi tersadar dan tersenyum kecil.

"Shh, Gue gapapa,"

Erina tersenyum, membalas senyuman Fazi, terus berdiri, Erina menatap Seto garang, "Seto apa-apa'an sih? Jangan kayak anak kecil deh! Ngapain kamu tonjok Kak Fazi? gimana kalo Kak Fazi di lari'in ke rumah sskit terus di oprasi, gimana? Mikir kesana gak? MIKIR GAK?!" Erina berteriak tepat di depan wajah Seto walau pun harus berjinjit.

Seto sampai memejamkan mata'nya, setelah Erina tak berteriak lagi Seto membuka mata'nya dan menatap Erina teduh. "Engga, Rin."

Fazi mentap Erina dengan pandangan memelas, walau Erina tak menatap'nya, Fazi tetap melalukan'nya, "Gue gak selemah itu, Rin, masa di tonjok doang masuk RS terus di oprasi? ngotak dong!" protes Fazi tak terima.

Erina menatap Fazi garang, "APA!!" teriak Erina nyolot.

Erina menatap Seto kembali, Seto memundurkan sedikit langkah'nya kebelakang, jari telunjuk'nya mendorong dahi Erina pelan.

"Jangan deket-deket." ujar Seto.

Erina mengerjapkan mata'nya lucu, "Lah?" bug. Erina sedang loading 999+

Fazi menepuk dahi'nya pelan, "Bodoh."

Seto terkekeh kecil.

Erina yang berada di tengah-tengah kedua'nya dengan jarak yang sama, ia menatap kedua'nya dengan raut wajah bingung.

Di tatap 2 cogan sekaligus adalah santapan yang tak pantas untuk di lewatkan.

"K-kalian kok liatin Lara kaya gitu? Lara jelek ya?" tanya Erina dengan raut wajah sedih.

Fazi dan Seto kompak menggeleng, "Cantik!" ujar kedua lelaki tersebut.

Erina mengerjapkan mata'nya pelan, menangkup kedua pipi'nya, bibir nya mengerucut, "Aaaa ternyata kata Mamah emang bener! Lara itu cantik, gak akan ada yang bisa nandingi kecantikan Lara sama Mamah!" heboh, Erina menatap kedua lelaki tersebut, kemudian berjalan mendekat.

Gadis Chilldish [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang