Chap 7

2.3K 134 16
                                    

'Happy Reading!'

Vote komen ya.


"Kak?" panggil Erina membuat Fazi tersadar.

"Iya, kenapa?" tanya Fazi.

"Lara laper kak."

Rasa kesal kembali memuncak, Fazi berdecak, ia memasukan kedua tanganya kedalam saku celana, meninggalkan Erina yang masih mematung di bibir bangsal, ia sangat kesusahan dalam turun bangsal sangat tinggi menurutnya meskipun sudah ada 3 tangga yang Fazi simpan di bawah kakinya juga sangat tidak membantu sama sekali.

Kakinya masih menggantung, Erina mengerucutkan bibirnya sebal. "Kakak itu galak banget si, Lara gabisa turun. Bangsalnya ketinggian buat Lara, Lara mau pulang." rengek Erina dengan mata yang sudah berkaca-kaca, ia melihat ke arah pintu dimana Fazi sudah keluar.

Erina menunggu Fazi masuk kembali dan membantunya turun dari bangsal.

Tidak ada tanda-tanda Fazi akan kembali. Air mata Erina kembali turun, ia meratapi nasibnya yang sangat miris.

Sudah lapar di tinggal pula.

"Ini kenapa sih? Bangsalnya tinggi banget? Haduh, susah turun."

Erina sudah membalikan badanya. Kakinya menggantung mencari tempat pijakan, perutnya sakit akibat belum di isi dan tertekan bibir bangsal.

"Nah, dapat!" girang Erina setelah ujung sepatunya mendapatkan pijakan, ia turun dengan cara mundur.

Dan, Yapss!! Bisaa!!

Girang Erina dalam hati.

Ia langsung berlari menuju pintu uks.

Erina memegang knop pintu dengan kedua tanganya, ia akan membuka pintu namun..

Dugh!

"Awshh." ringis Erina kala pintunya malah berciuman dengan jidat nya.

Sungguh miris nasibmu Erina.

Fazi, ya. Fazi lah yang membuka-kan knop pintu, ia langsung menyimpan kreseknya dan membantu Erina yang masih terduduk di lantai.

Memapah Erina, berjalan mendekati bibir bangsal. Fazi menyelipkan ke dua tanganya ke ketiak Erina dan mendudukan'nya di bibir bangsal.

"Lo mau kemana, si?" ketus Fazi seraya membuka kresek hitam, ia mengeluarkan roti dan susu kotak rasa coklat. Menyodorkan roti dan susu kotak tersebut ke hadapan Erina.

Kerutan di dahi Erina terlihat jelas, "Ini apa kak?" tanya Erina seraya membolak-balikan susu dan roti di kedua tanganya.

Fazi berdecak. "Lo, gatau yang namanya roti sama susu?" tanya Fazi dengan kedua alis menyatu.

Erina menggeleng lucu, rambut sebahu atau bisa di katakan rambut bob nya dan poninya bergerak mengikuti ayunan kepala Erina, bibirnya mengerucut lucu.

"Lara gatau kak, biasa nya Lara makan bubur, buah-buah'an sama susu yang di dot Lara. Selainya Lara gatau, soalnya ga di bolehin makan sembarangan ama dokter," jelas Erina.

Fazi menganggukan kepalanya mengerti, tangan kirinya memegang dagu, alis kanan nya terangkat sedikit, ia menatap Erina. "Gue ga nanya dan gapeduli juga." dalam sekejap wajah Fazi menjadi datar.

Erina mencebikan bibirnya.

"Makan, katanya lapar,"

Erina mengangguk seraya mengerjapkan matanya. Namun, bukanya membukanya Erina malah melihatnya, "Gimana cara makanya, Kak? Lara ga tau," cicitnya.

Gadis Chilldish [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang