Fatimah merasa tak enak ke arah Fazi. Fatimah tersenyum canggung kala anak perempuan yang berada di gendongan'nya menangis. Seakan mengerti bahwa sang ibu sedang malu lebih tepat'nya tak enak hati ke arah Fazi.
"Ah, Ma'afkan aku, aku tidak tahu soal itu." ujar Fatimah ia mengaruk alis'nya yang tak gatal.
Fazi menggeleng. "Btw lo tau dari mana?"
Fatimah kembali duduk. "Tau soal apa?" tanya Fatimah.
Fazi mendengkus membuat Fatimah menggaruk alis'nya lagi yang tak gatal. 'Anak remaja zaman sekarang emang gak bisa di tebak.' ujar Fatimah dalam hati.
"Kalo Erina itu pacar gue."
"Dari papah." ujar seseorang. Yaitu, Ardi.
Ardi berjalan mendekat ke arah Fazi dan Fatimah seraya merangkul pundak Widy.
Tangan kanan Widy memegang tiang infus.
Setelah duduk di sebelah Fazi. Ardi berbicara. "Ma'afkan Papa, karna Papa gak bisa jadi Papa yang baik buat kamu sama Ziya."
"Baru sadar ya, hm." ujar Fazi.
Ardi memaklumi sifat Fazi. "Kami bertengkar bukan tanpa alasan." ucap Ardi.
Ardi mengusap wajah'nya kasar. "Bunda'mu mempunyai suami, selain Papa."
"Setelah Ziya lahir. Bunda'mu meminta Papa untuk menceraikan'nya. Terakhir adalah keributan yang terakhir kali'nya." ujar Ardi dengan mata berkaca-kaca.
"Ma'afkan, Papa. Sudah menceraikan Bundamu tanpa memberitahumu dan Ziya. Bundamu yang menyuruh Papa untuk merahasiakan semua ini dari kalian."
"Papa membawa kabar buruk untukmu Fazi."
Fazi melirik Ardi tanpa minat. "Apa itu?"
Ardi membawa Fazi ke dalam pelukan'nya, mengusap punggung Fazi dengan tangan bergetar. Fazi tak membalas ia tak bergeming. "Bundamu dan Papa tirimu ke rumah Nenekmu untuk membawa Ziya bermain. Namun sa'at di perjalan, mereka kecelaka'an dan meninggal di tempat." ujar Ardi, dengan mata yang memerah menahan tangis.
Bagai gelas kaca yang di lempar dari lantai 10, air mata Fazi tak bisa di tahan. Fazi memeluk Papa'nya erat. Dan melapaskan pelukan'nya.
Fazi memukul dada'nya berulang kali hingga berbunyi Dug!
"Argh!! Gak mungkin, gak mungkin. Hahahhaa!" terik Fazi, ia tertawa kencang dengan air mata yang mengalir di kedua pipi'nya.
"Lucu banget ini hidup." ujar Fazi pelan.
"Z-iya ... Ma'af'in a-bang ... "
"M-ma'af'iin abang ... Hiks ... " lanjut Fazi seraya menahan isak tangisnya, Fazi ia duduk di lantai lalu melipat kakinya dan menyembunyikan wajahnya di lipatan tangan dan kaki'nya.
oOo
"Lo gak mau jujur, hm?"
"Atau gue bongkar kebusukan lo, ke Anara?"
Tak mendapat respon dari orang itu membuat Fazi tertawa.
Ya, orang itu Fazi.
"Lo lebih milih mati, ternyata." ujar Fazi setelah meredakan tawa'nya. Fazi mulai mengambil kayu yang terdapat paku yang menancap banyak di kayu itu.
Tubuh Sella bergetar. Sella ingin sekali kabur namu apalah daya'nya yng tak bisa apa-apa selain menangis dan memohon ma'af ke arah Fazi karna sudah membuat Erina celaka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Chilldish [END]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA KARENA SEBAGIAN PART NYA SAYA PRIVATE!] Seorang gadis yang mengalami trauma, lemah fisik namun hiperaktif dipertemukan dengan Ketua osis yang mempunyai Sifat Random. Kadang dingin kadang juga senyum. Dan Fazi adalah seso...