YELLOW : 01. Awal Dari Akhir

449 63 0
                                    

Yellow adalah perusahan kecil dibidang event organizer yang berdiri sejak tiga tahun lalu. Berawal dari uang yang dia dapat dari hasil kerja kerasnya selama lima tahun, Bae Irene akhirnya mampu menyewa salah satu lantai dari sebuah gedung dan menjadikannya sebagai kantor.

Tahun pertamanya berjalan sangat baik. Dia bahkan sanggup merekrut dua karyawan untuk membantunya melayani permintaan para client, mulai dari acara kecil seperti ulang tahun, pesta pertunangan dan pernikahan, hingga acara resmi seperti workshop, seminar dan peresmian sesuatu.

Pendapatan datang silih berganti dari banyaknya orang yang mulai melirik Yellow sebagai salah satu EO yang mumpuni.

Namun ditahun kedua, semua mulai berubah, EO kecil itu mulai diterpa rumor buruk yang berusaha menjatuhkan nama baik dari Bae Irene serta Yellow. Orang-orang mulai memandang rendah EO yang Irene rintis dari nol. Mulai berhamburan gosip-gosip tak jelas yang memaksa nama Yellow redup tanpa sempat bersinar.

Dan sekarang adalah tahun ketiga dari Yellow. Entah apakah masih ada asa agar perusahaan itu bisa bertahan dari kata kebangkrutan.

-

Bae Irene menyesap kopi pesanannya. Kini dia tengah sendirian di Bearby, cafe yang terletak di bawah kantor tempatnya bekerja. Gedung ini memiliki tiga lantai dan satu rooftop dimana lantai pertama disewa oleh Kang Seulgi, pemilik Bearby Cafe. Lalu lantai kedua disewa oleh Bae Irene sebagai kantor Yellow. Sedang lantai ketiga merupakan rumah milik pemilik gedung. Dan lantai teratas, lantai empat merupakan rooftop terbuka untuk merokok atau sekedar melihat pemandangan. Di rooftop juga terdapat taman yang cukup terawat.

"Sedang memikirkan apa?" perempuan bermata monolid menghampiri Irene lalu menggeser kursi dan duduk di depannya. Perempuan itu adalah pemilik Bearby. Kang Seulgi.

"Dirimu yang kaya" balas Irene sebelum kembali menyesap minumannya.

"Terimakasih" Seulgi kembali tersenyum, "Tapi bukankah kita menyewa gedung yang sama. Jadi mana mungkin aku lebih kaya darimu."

"Harga sewamu lebih mahal dariku. Dan pelanggan cafe mu juga lebih banyak dariku" mata Irene menyipit, "Tentu saja kamu lebih kaya."

Lawan bicara Irene terkekeh, "Apa yang kau katakan? Ada-ada saja" ucap Seulgi lalu beranjak dari kursi. Bukan untuk menghindari Irene, melainkan untuk melayani pelanggan yang baru datang.

Irene kini menatap Seulgi dari tempatnya. Memperhatikan kesibukannya yang kesana kemari untuk melayani pelanggan. Serta memperhatikan senyumannya yang terus merekah kepada setiap orang.

"Menyebalkan" gumam Irene. Dia juga ingin tersenyum pada clientnya.

Tak lama kemudian ponselnya bergetar tanda seseorang tengah menelponnya. Irene menatap layar menyala itu dengan enggan. Terlebih begitu dia melihat siapa yang sedang menelponnya.

"Halo?" tapi meski begitu, Irene tetap harus mengangkat panggilan telepon tersebut.

Sedangkan dari balik meja kasir, Seulgi tengah menatap Irene dengan ekspresi yang sulit diartikan.

-

Panggilan telepon tadi membawa Irene berpindah dari satu cafe ke sebuah restoran mahal yang berada tak jauh dari gedung tempatnya bekerja.

"Sebelumnya maafkan saya yang menelfon Nona Bae secara mendadak seperti ini" ucap Ny. Jang, perantara sewa gedung yang Irene gunakan sebagai kantor Yellow.

"Tidak apa-apa Nyonya, saya juga sedang istirahat makan siang."

"Begitu ya, baguslah kalau begitu. Sebenarnya pertemuan kita hari ini adalah untuk membicarakan mengenai kontrak sewa bangunan. Anda tidak keberatan kan jika kita membahasnya disini?"

YELLOW [MOONRENE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang