H-1 pesta anniversary orang tua Joy membuat semua orang sibuk. Disaat Wendy, Wheein dan Irene yang bersikeras untuk ke hotel mengurusi segala keperluan mereka. Tersisa Moonbyul yang mengurusi konser Solar sendiri.
Irene dan Moonbyul sama-sama saling menghindar. Mereka sama-sama saling melupakan perasaan masing-masing. Meski akan sangat sulit karena mereka bekerja di tempat yang sama.
"Apa semuanya berjalan lancar?" Moonbyul menelpon dari rooftop rumahnya. Dia baru pulang dan menghubungi Wendy untuk menanyakan persiapan pesta esok hari.
...
"Baguslah kalau begitu. Hubungi aku jika ada sesuatu yang dibutuhkan."
...
"Hwasa? Dia menemani kalian seharian?" Moonbyul mendesah panjang, "Dia sangat mengukai Wheein sepertinya."
...
"Yasudah, lanjutkan pekerjaan kalian. Jangan bekerja sampai larut malam."
Sambungan keduanya selesai. Meski bibir Moonbyul ingin sekali menanyakan keadaan Irene saat ini. Tapi hatinya bersikeras menahan ucapan itu.
Dan semakin keras Moonbyul coba menahan diri, dadanya terasa semakin sesak.
Hingga tanpa sengaja dia bertemu dengan Seulgi yang juga naik ke rooftop.
Tanpa berbicara sepatah kata pun, Seulgi memilih untuk segera berbalik turun.
"Tunggu! Bisakah kita bicara?" tahan Moonbyul. Dia bahkan mengejar langkah Seulgi menuruni tangga.
"Adakah yang perlu dibicarakan?"
"Bukankah kita menyukai hal yang sama. Kenapa tak sekali-kali meluangkan waktu untuk membicarakannya."
Seulgi menyeringai. Apa ini bentuk penghinaan Moonbyul padanya.
"Aku tak punya waktu untukmu."
"Aku memohon."
Permohonan Moonbyul membuat Seulgi sedikit terkejut. Moonbyul dihadapannya tak seperti Moonbyul yang dia kenal.
"Memangnya apa yang ingin kamu bicarakan?" Seulgi pun kembali melangkah naik. Dan mereka kini duduk berdua di rooftop.
"Aku ingin kamu membantuku besok."
"Membantumu?"
Moonbyul sedikit tersenyum, "Aku suka cara kerjamu di cafe, kamu bisa mengurusi soal konsumsi untuk acaraku besok. Irene juga ada disana."
Mendengar kata Irene membuat hati Seulgi kembali teriris. Dia mendongakkan wajahnya menatap langit.
"Moonbyul, aku sudah menyatakan perasaanku pada Irene."
Moonbyul tak segera membalas, dia menirukan posisi Seulgi dan menatap langit malam yang mendung tanpa bintang.
"Kupikir kamu pengecut yang hanya diam di belakang" sindir Moonbyul.
Seulgi menyeringai, "Aku melakukannya karena aku tak ingin kamu mendahuluiku. Tapi tetap saja, tak peduli seberapa cepat aku melangkah, pada akhirnya aku tetap kalah karena Irene tidak mencintaiku."
Kini Moonbyul mengalihkan pandangannya pada Seulgi. Dia bisa melihat kesedihan dan keputusasaan di wajah wanita itu.
"Aku mengumpulkan keberanianku untuk menyatakan perasaanku pada Irene. Dan sekarang yang tersisa hanyalah kesakitan dan ketakutan" air matanya mengalir ketika Seulgi memejamkan matanya, "Rasanya sangat sakit. Meski aku mencoba menguatkan diri, rasa sakit ini terus menghantuiku."
"Jika kamu benar-benar mencintai Irene, kamu harus bersabar. Irene mungkin belum mencintaimu sekarang, tapi jika kamu tak menyerah pada perasaanmu, suatu saat nanti Irene akan sadar betapa besar rasa cinta yang kamu miliki padanya. Untuk itu, jangan menyerah dan teruslah berjuang mendapatkan cinta Irene."
KAMU SEDANG MEMBACA
YELLOW [MOONRENE]
Fanfiction⚠️ GXG MAMAVELVET xxxxxx YELLOW adalah perusahaan dibidang event organizer yang dibuat oleh Bae Irene sejak tiga tahun lalu. Perempuan itu menyewa salah satu lantai di gedung milik Moon Byulyi untuk menjadikannya sebagai kantor. Bersama dengan Wendy...