YELLOW : 23. Keluarga

241 45 5
                                    

Sudah ada Wheein dan Hwasa yang menunggu ketika Moonbyul dan Irene tiba di rumah sakit. Irene langsung menemui Yerim sementara Moonbyul memilih mendatangi Hwasa.

"Kenapa kau masih disini?" bisik Moonbyul, "bagaimana dengan hotel?"

"Aku bukan resepsionis, jadi aku tidak perlu berada di hotel setiap saat."

"Yaish..." Moonbyul hampir memarahi Hwasa andai saja Irene tak keluar bersama Yerim yang menangis di pelukannya.

Moonbyul segera mendekat, mendatangi Yerim lalu memeluknya.

"Menangislah, ada aku disisimu, unnie mu."

Tangisan Yerim semakin keras dan tangannya pun semakin erat memeluk tubuh Moonbyul.

-

Pemakaman Nenek Kim diadakan keesokan harinya. Yerim menjadi penerima tamu sendirian. Wajahnya pucat karena menangis semalaman.

"Kita turut berduka cita atas meninggalnya nenekmu" ucap beberapa tetangga yang datang.

Yerim mengangguk lalu mempersilahkan tetangga-tetangganya itu untuk memberi penghormatan terakhir.

Kemudian Irene menghampiri Yerim dan merangkulnya, dia melihat kondisi Yerim sudah semakin lemah dan itu membuat Irene mencemaskannya.

"Kamu tidak ingin beristirahat sebentar?" tanya Irene lembut.

Yerim menggeleng, "Nanti saja" balasnya secara halus.

"Maaf, kamu siapa?" tanya tetangga Yerim yang penasaran pada Irene.

Irene terkejut, dia menoleh pada Yerim lalu berpindah pada ibu-ibu di depannya, "Saya..." Irene mempererat rangkulan di bahu Yerim, "Kakak Yerim."

Tetangga-tetangga itu tampak terkejut mendengar pernyataan dari Irene. Bahkan ketika sudah berpindah tempat, mereka masih menatap Irene dan membicarakannya.

"Sejak kapan Yerim memiliki kakak?" tanya salah seorang dengan rambut ikal dengan pita hitam di sisi kiri.

Empat ibu-ibu itu terus menatap Yerim dan Irene.

"Lihat, jika dia adalah kakaknya, lalu siapa wanita itu?" seorang dengan tubuh paling tinggi menunjuk Moonbyul yang menghampiri Irene dan Yerim dengan dua botol mineral.

"Tunggu sebentar, saat Nenek Kim terjatuh, Yerim pulang sekolah bersama mereka" timpal seorang yang saat itu memberi kabar mengenai kondisi Nenek Kim yang baru terjatuh.

"Mungkinkah..." seorang paling pendek menyuruh teman-temannya berkumpul, "Mungkinkah Kakak Yerim itu penyuka sesama jenis?"

"Apa?!"

Terdengar kegaduhan di meja mereka.

"Ssstt... pelankan suara kalian."

"Kau yang bicara aneh-aneh!"

"Sstt... dengar ya. Mungkin saja Kakak Yerim memiliki hubungan dengan wanita disebelahnya itu. Mereka terlihat sangat dekat bukan?"

Yang lain mulai mengamati dan mengangguk.

"Saat Kakak Yerim mengaku tentang orientasi seksualnya, orang tua Yerim marah dan mengusirnya. Karena itulah dia tidak pernah terlihat. Dan sekarang baru dia berani kembali begitu mendengar Nenek Kim sudah meninggal."

"Mungkinkah begitu?"

"Aku tidak yakin dengan ceritamu."

"Aku hanya mengarang, aku pun tidak tahu bagaimana pastinya kehidupan mereka."

"Yaish dasar kau ini!!" ketiganya memukuli si pembuat gosip.

Hingga tiba-tiba suasana berubah diam saat tahu Irene menghampiri mereka. Awanya Irene ingin bertanya apakah terjadi sesuatu pada mereka. Tapi melihat perubahan sikap mereka saat Irene mendekat, dia mengurungkan niat dan memilih untuk kembali bersama Yerim.

YELLOW [MOONRENE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang