Esok harinya Wheein terkejut ketika dia tiba di Yellow.
"Ketua, ada apa ini?" tanyanya melihat banyak makanan dan minuman di kantor.
Moonbyul merentangkan tangannya, "Ini pelayanan atas kinerja kalian di Yellow."
Selanjutnya Irene turun dari rumah Moonbyul, dia membawa lebih banyak makanan dari sana.
"Unnie, ada apa ini?" kini Wheein menanyakan keanehan ini pada Irene.
"Moonbyul menyuruhku membawakan ini semua. Tanyakan sendiri apa yang dia inginkan" jawab Irene lalu mengambil kursi dan duduk.
Tapi Moonbyul tiba-tiba saja merangkulnya dari belakang, "Apa yang kamu inginkan? Katakan padaku dan aku akan mengabulkannya?" Moonbyul menyeringai.
Wajah Irene menghangat karena Moonbyul berada terlalu dekat dengannya, dan dengan sekali hentakan, Irene sudah mendorong Moonbyul menjauh.
"Ada apa denganmu, aku sedang berbaik hati sekarang, kenapa justru mendorongku?" protes Moonbyul.
"Kamu membuatku takut. Apa rencanamu sebenarnya?" ucap Irene was-was.
Tak lama kemudian pintu terbuka oleh Wendy yang baru tiba di kantor. Moonbyul segera melompat untuk memeluknya.
"Selamat pagi Wendy!"
"Ketua, apa yang Ketua lakukan?" leher Wendy tercekik karena pelukan Moonbyul yang terlalu erat.
Moonbyul melepas pelukannya, dia melingkarkan tangannya di pundak Wendy, "Hari ini, kalian bebas. Tidak perlu bekerja atau memikirkan pekerjaan. Lakukan sesuka hati kalian. Makan semua makanan yang kusiapkan. Dan kamu," Moonbyul menatap Wendy, "ada yang kamu inginkan? Aku akan membelikannya untukmu."
Wendy menatap Irene dan Wheein untuk meminta jawaban atas sikap Moonbyul pagi ini, namun balasan dari mereka pun sama-sama kebingungan.
"Moonbyul-ssi, sebenarnya ada apa denganmu?" Irene tak kuat melihat sikap baik Moonbyul yang terasa tak nyata.
"Kenapa, apa kurang dingin?" Moonbyul kini tengah mengipasi Irene. Suatu hal yang mencurigakan, bahkan terkesan sangat... menakutkan.
"AC di Yellow sudah dingin, untuk apa mengipasiku?!"
Moonbyul berhenti, "Apa kamu ingin aku membuat tubuhmu lebih hangat?"
Wajah Irene merona, "Apa maksudmu?" dia merutuki pikirannya sendiri.
Tapi pikirannya tak sepenuhnya salah, karena Moonbyul tiba-tiba saja memeluknya, "Apakah dengan begini tubuhmu jadi hangat?"
Moonbyul tersenyum, sedangkan Irene mendelik menatapnya. Tak bisa dipungkiri jantung Irene berdegup tak karuan karena perlakuan Moonbyul padanya.
"Ketua Moonbyul!" Wendy berteriak dari tempatnya.
Moonbyul menoleh, "Iya, Wendy?"
"Aku sudah memasukkan semua yang ingin kubeli ke keranjang " lanjut Wendy dengan seringai bahagia.
"Benarkah?" Moonbyul melepas pelukannya pada Irene. Dan harus diakui, Irene merasa kecewa karena itu. Sekilas mata mereka saling bertemu, sebelum Moonbyul berpindah mendekati Wendy.
"Checkout sekarang, aku yang akan membayarnya" ucap Moonbyul santai. Dia mengeluarkan ponsel dari saku celananya.
"Benarkah?! Ketua akan membelikan ku semuanya? SEMUANYA?"
Semua orang di kantor itu tak percaya dengan perubahan sikap Moonbyul hari ini.
"Apa kemarin terjadi sesuatu pada Ketua?" tanya Wheein.
KAMU SEDANG MEMBACA
YELLOW [MOONRENE]
Fanfiction⚠️ GXG MAMAVELVET xxxxxx YELLOW adalah perusahaan dibidang event organizer yang dibuat oleh Bae Irene sejak tiga tahun lalu. Perempuan itu menyewa salah satu lantai di gedung milik Moon Byulyi untuk menjadikannya sebagai kantor. Bersama dengan Wendy...