Moonbyul memarkirkan mobilnya di daerah yang Irene kenal. Irene pun menatap kebingungan karena Yerim belum pulang, tapi kenapa Moonbyul mengajaknya ke rumah Yerim.
"Tidak ingin turun?"
"Kenapa kita kemari, bukankah Yerim masih di rumah sakit?" lalu Irene beranggapan jika Yerim kembali melarikan diri, wajah kebingungannya berubah panik dan dia segera lari menuju rumah Yerim.
"Kenapa kamu lari, kita kemari untuk-"
Langkah Irene terhenti begitu melihat Wendy dan Wheein ada di rumah Yerim.
"Kita kemari untuk menghias pesta ulangtahun Yerim" Moonbyul melanjutkan kalimatnya yang sempat terpotong. Dia lalu menggandeng Irene untuk masuk.
"Oh, unnie!!" Wendy melambaikan tangannya begitu melihat Irene datang bersama Moonbyul.
"Kalian tidak menyapaku?" tanya Moonbyul.
"Apa kabar Ketua Moon" baik Wendy maupun Wheein menyapa dengan terpaksa.
"Anakku!" giliran Nenek Kim yang menghampiri Moonbyul. Sepertinya dia masih menganggap Moonbyul sebagai anaknya.
Wendy dan Wheein terkejut melihat Nenek Kim menghampiri dan memeluk Moonbyul. Sementara Irene hanya tersenyum dan memberi mereka kode untuk bersikap biasa saja.
Keempatnya mulai menghias rumah kecil Yerim untuk acara ulangtahunnya nanti, sementara Nenek Kim ditemani perawat yang telah disewa oleh Moonbyul.
Karena Moonbyul paling tinggi diantara yang lain, dia pun harus rela disuruh-suruh untuk menempelkan hiasan di tembok. Awalnya Moonbyul bangga karena dia paling tinggi, tapi lama-lama dia kesal karena semua melemparkan pekerjaan mereka pada Moonbyul.
"Tidakkah kalian terlalu mencolok?" sindir Moonbyul.
"Apa maksud Ketua?" tanya Irene tak tersindir.
"Kalian sengaja mempekerjakanku kan?! Disini ada kursi, kenapa tidak naik sendiri dan menempelkannya di dinding!" protes Moonbyul.
"Bukankah sejak tadi kamu memamerkan diri sebagai yang paling tinggi? Kenapa sekarang protes?" jawab Irene.
Moonbyul mendengus, "Baiklah-baiklah, aku akan menempelkannya!" akhirnya Moonbyul mengambil balon yang sudah dia tiup dan menempelkannya di dinding.
"Hah... Akhirnya selesai juga, kita sangat terbantu dengan adanya Ketua Moon" ucap Wheein setelah semua dekorasinya selesai tertata.
"Tentu saja kalian harus berterimakasih atas semua yang kulakukan" Moonbyul bahkan sampai melipat lengan kemejanya hingga siku karena tugasnya yang menumpuk.
Irene lalu menatap Moonbyul dan berbisik, "Terimakasih."
"Ehem, apa lagi yang harus kulakukan?" mendengar bisikan dari Irene membuat Moonbyul kembali bersemangat.
"Apa lagi? Semua sudah selesai Ketua, kita hanya perlu menunggu Yerim untuk pulang dan let's go to the party!" jawab Wendy bersemangat.
Sementara Irene hanya terkikik geli.
"Benarkah?" Moonbyul lalu menatap Irene dan tersenyum. Irene berhasil mengendalikan perasaannya. Dan Moonbyul menyukai itu.
-
Sore harinya, Moonbyul dan Irene telah kembali ke rumah sakit untuk mengajak Yerim pulang.
"Aku sangat tidak sabar untuk pulang" ucap Yerim yang duduk di kursi roda. Cidera di pergelangan kakinya memang sudah sembuh, tapi luka di lututnya belum, jadi Moonbyul memaksa Yerim duduk di kursi roda hingga semua lukanya mengering.
KAMU SEDANG MEMBACA
YELLOW [MOONRENE]
Fanfiction⚠️ GXG MAMAVELVET xxxxxx YELLOW adalah perusahaan dibidang event organizer yang dibuat oleh Bae Irene sejak tiga tahun lalu. Perempuan itu menyewa salah satu lantai di gedung milik Moon Byulyi untuk menjadikannya sebagai kantor. Bersama dengan Wendy...