YELLOW : 30. Scar You Made

257 37 3
                                    

Wendy, Wheein dan Yerim mengajak Irene sarapan di tempat mereka tadi, dan Yerim pun kembali memesan sarapan untuknya.

"Aku tidak menyangka perut kecilmu itu ternyata sangat luas" sindir Wendy saat Yerim kembali melahap sarapannya untuk yang kedua kali.

"Ini karena aku masih dalam masa pertumbuhan."

Wendy menyeringai, "Terserah kau saja."

"Sudah jangan berisik di depan makanan" Wheein mendekatkan makanan Irene, "Unnie, ayo makan."

Diantara yang lain, Irene jadi yang paling tak bersemangat. Padahal tadi Wheein melihat Irene baik-baik saja bersama Moonbyul.

"Aku pulang" Irene menggandeng Yerim setelah sarapannya selesai. Atau lebih tepatnya, setelah Yerim selesai sarapan, karena Irene hanya menggaduk makanannya dan tak sedikitpun memasukkan makanan tersebut ke mulut.

"Unnie mau pulang kemana dengan dandanan seperti itu?" tahan Wendy, "Unnie bahkan tak memakai jaket dan masih memakai sandal rumah."

Irene memeriksa tubuhnya, dia menyeringai rendah. Menyedihkan.

"Wheein, aku pinjam uangmu dulu" ucap Irene kemudian.

"Ada apa dengan unnie, kenapa tiba-tiba ingin pulang?" tanya Wheein cemas.

"Aku sedikit pusing dan ingin segera pulang."

"Bagaimana jika kembali ke rumah Ketua Moon, dia bisa meminjamkan mobilnya, atau unnie bisa istirahat dulu disana kalau perlu" saran Wendy.

Irene menggeleng, "Aku tidak ingin ke gedung itu untuk sementara waktu" dia menatap Wendy dan Wheein, "bisakah kalian mengantarkan barang-barangku yang tertinggal di rumah Moonbyul?"

Wendy dan Wheein saling melirik khawatir. Wheein sadar bahwa telah terjadi sesuatu pada Irene.

"Kalau begitu pakai ini" Wheein memakaikan mantelnya pada Irene, "Wendy, tolong antar unnie dan Yerim pulang, biar aku yang kembali mengambil barang-barang kita."

"Kamu tak perlu repot-repot Wheein" Irene berusaha mengembalikan mantel pemberian Wheein tapi Wendy segera menariknya pergi.

-

Setibanya di gedung milik Moonbyul, langkah Wheein sedikit melambat saat dia melihat Seulgi menangis dengan tatapan kosong di cafenya. Dia lalu meneruskan langkahnya meski pikirannya mulai tak tenang.

Di lantai tiga, Wheein melihat Hwasa berdiri di depan rumah Moonbyul. Keduanya saling bertatapan dan sama-sama terkejut.

"Kamu disini?" tanya Wheein lebih dulu.

Hwasa mengangguk, "Ada sedikit kekacauan yang kulakukan."

Wheein hanya mengangguk pelan, "Kenapa tidak masuk?"

"Moonbyul mengusirku dan menolak membukakan pintu."

Kali ini Wheein terdiam. Apakah semua ini berhubungan? Dia lalu menekan bel rumah Moonbyul.

"Unnie, ini aku Wheein. Aku datang karena Irene unnie menyuruhku mengambilkan barang-barangnya yang tertinggal. Dia pulang bersama Yerim dan Wendy!" teriak Wheein dari luar.

Tak lama kemudian Moonbyul membukakan pintu. Dia membiarkan Wheein masuk tapi segera menutup pintu saat Hwasa akan masuk ke rumah.

"Yaish, Moonbyul-ssi!" teriak Hwasa saat wajahnya hampir terbentur pintu.

Wheein tak banyak bicara, dia memilih mengambil barang-barang miliknya dan Wendy yang masih tertinggal. Dan terakhir mengambil barang milik Irene dan Yerim di kamar Moonbyul.

YELLOW [MOONRENE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang