Kembalinya dari rumah Moonbyul. Irene melihat Wendy dan Wheein justru asik membuka situs belanja online dan tengah memilih-milih pakaian bersama.
"Hei, apa kalian tidak punya kerjaan? Apa kalian ketempat ini untuk memanfaatkan wifi gratis? Kenapa setiap hari kalian hanya menonton drama dan berbelanja online?!"
"Maafkan aku, Ketua Bae" Wheein segera menutup laman belanja online yang dia buka. Dia sadar dia salah, meski tak biasanya Irene akan memarahinya seperti ini.
"Ketua, aku minta maaf untuk menonton drama setiap hari. Tapi aku tidak setuju tentang membuka situs belanja online setiap hari. Karena aku bahkan baru mendaftarkan diriku di web tersebut" Wendy membela diri.
"Kau berani menjawab?!"
"Tentu saja. Sebelumnya maaf jika aku lancang, tapi aku sungguh tak setiap hari membuka situs belanja online. Lagipula ketua lihat, pakaianku sudah lama bahkan dibagian sini sudah ada yang sobek" Wendy menunjukkan sisi samping pakaiannya, "Aku melihat-lihat pakaian baru karena tahu besok akan gajian. Jika bukan karena itu, aku tidak akan menggoda imanku dengan-."
"Apa kau bilang?" mata Irene terbuka lebar. Dia lupa jika besok waktunya memberi gaji.
"Menggoda iman?"
"Bukan itu, tapi besok tanggal gajian kalian? Memangnya sudah tanggal berapa sekarang?" wajah Irene memucat.
"28. Besok tanggal 1 Maret"jawab Wheein menatap kalender di sudut kanan bawah layar komputernya.
"Ketua tidak lupa kan?" tambah Wendy.
"Apa maksudmu? Tentu saja aku tidak melupakannya" segera setelahnya Irene bergegas menuju ruangan pribadinya.
Kepalanya yang pusing kini terasa mau pecah. Belum habis perkara ganti rugi make up milik Moonbyul, sekarang dia sudah dihadapkan oleh kewajiban membayar gaji dua karyawannya.
"Sekarang apa yang harus kulakukan?" Irene meremas kepalanya frustrasi.
Istirahat makan siang hari ini Irene kembali membiarkan Wendy dan Wheein istirahat bersama sementara dia menuju cafe milik Seulgi seorang diri. Dia harus menghemat banyak uang jika ingin bertahan hidup. Untuk itu, jika cukup dengan minuman saja, maka Irene lebih baik tak makan.
"Pesananmu siap" Seulgi meletakkan minuman pesanan Irene lalu kembali sibuk dengan pelanggannya.
Melihat Seulgi yang terlihat bahagia melayani semua orang membuat rasa iri di hati Irene muncul kembali. Dia juga ingin bersikap ramah pada clientnya. Seandainya saja dia punya. Karena jika diingat-ingat, job terakhir yang dimiliki Irene adalah pesta ulangtahun balita empat bulan yang lalu. Itupun setelah memberikan diskon 50% kepada orangtua balita tersebut.
Irene menundukkan wajahnya. Tidak ada pendapatan sementara pengeluarannya terus berjalan. Ini bukan lagi besar pasak daripada tiang. Karena dalam kasusnya, dia sama sekali tak memiliki tiang.
"Ada apa?" suara Seulgi kembali membuat Irene mengangkat wajahnya.
Irene menoleh ke sekitar, menatap semua pembeli yang telah terlayani.
"Aku menyerahkan sisanya pada pelayanku" ucap Seulgi mengerti arah tatapan Irene.
"Oh..." Irene tersenyum samar, "Kamu juga perlu berisirahat" ucapnya tak bersemangat.
"Istirahatku setelah cafe sepi. Setelah kamu kembali bekerja."
"Begitu ya, kau sangat sibuk dijam istirahat dan istirahat dijam sibuk."
Seulgi terkekeh mendengar perkataan Irene, tangannya mengacak rambut Irene pelan, "Benar, kurang lebih seperti itulah diriku."
"Aish... jangan merusak tatanan rambutku."
KAMU SEDANG MEMBACA
YELLOW [MOONRENE]
Fanfiction⚠️ GXG MAMAVELVET xxxxxx YELLOW adalah perusahaan dibidang event organizer yang dibuat oleh Bae Irene sejak tiga tahun lalu. Perempuan itu menyewa salah satu lantai di gedung milik Moon Byulyi untuk menjadikannya sebagai kantor. Bersama dengan Wendy...