YELLOW : 32. How to Say 'I love You' Without Tears?

265 47 18
                                    

Ada rapat lanjutan yang harus mereka hadiri mengenai konser Solar. Tapi Irene terlihat enggan untuk ikut. Membayangkan Moonbyul dan Solar akan bertemu membuat perasaan Irene panas dingin.

"Kamu harus ikut" paksa Moonbyul.

Seperti yang Irene duga. Selama ini Moonbyul hanya main-main padanya. Semua yang Moonbyul lakukan sama sekali tak mencerminkan perasaannya pada Irene. Orang yang disukai Moonbyul adalah Solar. Bukan dirinya. Dan itu membuat hati Irene kembali terluka.

"Tapi kenapa?" Irene mencoba bersikap seperti biasanya. Meskipun sangat berat.

Moonbyul hanya diam. Dia mengambil tas milik Irene lalu menggandeng Irene keluar.

"Ikut saja. Ini penting untukmu" ucap Moonbyul setelah mereka berjalan keluar.

Ini bukan kali pertama Moonbyul mengandeng tangannya. Mereka bahkan pernah melakukan hal lebih dari bergandeng tangan. Tapi sentuhan kali ini terasa sangat berbeda. Seperti sengatan listrik yang menciptakan desiran panas di tubuh Irene.

"Kita mulai rapatnya sekarang" ucap Promotor Song.

Moonbyul terlihat tak fokus, dia menatap sekeliling dan tak melihat Solar disana.

"Tunggu" tahan Moonbyul, "bukankah Nona Kim Solar belum datang? Apa kita tidak menunggunya terlebih dulu?"

Irene tak bisa menyembunyikan kesedihannya ketika Moonbyul selesai bertanya. Dia semakin yakin jika Moonbyul masih mencintai mantan kekasihnya itu.

"Mulai sekarang, Solar-ssi tidak akan bergabung bersama kita. Dia hanya akan membaca laporan tiap rapat dan menyampaikan sarannya pada saya. Solar-ssi sedikit kelelahan sehingga harus membatasi aktivitas hingga konser digelar" jelas Staff Agensi milik Solar.

"Begitu ya..."

Melihat tatapan cemas Moonbyul pada keadaan Solar membuat Irene segera memalingkan wajahnya.

"Tapi jika boleh tahu, siapa Nona ini?" tanya Staff tersebut untuk Irene.

"Dia pemilik Yellow" jawab Moonbyul cepat.

"Pemilik Yellow? Kupikir CEO Moon lah pemiliknya."

Moonbyul tersenyum dengan sopan, "Bae Irene-ssi adalah pemilik sah dari Yellow. Saya hanya bekerja bersamanya."

Meski terkejut, tapi orang itu mencoba mengangguk mengerti. Sedangkan Irene hanya terdiam kebingungan dengan perkataan Moonbyul.

-

"Kenapa kamu mengatakan pada mereka kalau Yellow itu punyaku?" tanya Irene di perjalanan pulang mereka.

Moonbyul berdehem, dia sedikit melonggarkan kerah kemeja yang dia pakai.

"Em... itu... karena aku malu! Iya. Aku malu karena Yellow kecil dan bangkrut. Jika Yellow sudah berkembang dan sukses, aku akan mengenalkannya sebagai EO milikku. Dan aku akan memamerkan pada mereka kalau aku sukses menyelamatkan Yellow dari kebangkrutan" dalihnya.

Irene hanya berdecih dan memalingkan wajahnya. Sikap sombong Moonbyul tak akan pernah berubah. Hingga tiba-tiba Irene teringat akan wajah cemas Moonbyul ketika tahu keadaan Solar.

"Kamu pasti kecewa Solar tak datang" bibir Irene mencungkil lukanya sendiri.

"Apa maksudmu mengatakan itu?"

Suasana antar keduanya berubah dingin.

"Apa kamu pura-pura tidak ingat? Aku sudah mendengar semuanya. Kalian pernah berhubungan dan—"

"Hubungan kita sudah lama berakhir" potong Moonbyul. Dia lalu menepikan mobilnya.

Keduanya menggeser posisi duduk mereka untuk saling berhadapan.

YELLOW [MOONRENE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang