Sudah tiba saatnya istirahat makan siang. Jika biasanya Wheein akan pergi bersama Wendy, tapi berhubung Wendy belum kembali dari pertemuannya bersama client, maka Wheein pun menghampiri meja Irene untuk mengajaknya makan siang.
"Unnie?" tanya Wheein malu-malu, "apa unnie tidak lapar?"
"Apa?" setelah insidennya bersama Moonbyul, belum sekali pun Irene mengangkat kepalanya. Dia terus saja menunduk dengan kepala tertutup buku. "Jam berapa sekarang?"
"Setengah satu."
"Ya sudah, ayo keluar" Irene segera berdiri dan menarik Wheein pergi.
"Mau kemana kalian?"
Panggilan Moonbyul memaksa Irene kembali menutupi wajahnya. Rasa malu dan sensasi panas ketika Moonbyul berbisik di telinganya belum bisa dia hilangkan.
"Sudah jam istirahat, aku dan Irene unnie akan pergi mencari makan siang."
"Kalian tidak mengajakku?" tanya Moonbyul, dia sengaja berjalan pelan-pelan mendekati Irene.
"Ketua ingin ikut? Mari."
"Tunggu!" tahan Irene, "Bukankah harus ada yang menunggu kantor?"
"Tidak."
"Bagaimana jika ada client mencari kita?"
"Bukankah kamu sendiri yang bilang jika Yellow tak akan semudah itu mendapat client?"
"Ta-tapi..."
"Ayolah unnie, aku sudah sangat lapar" Wheein menarik Irene tanpa menunggu lebih lama. Sementara Moonbyul tinggal mengikuti mereka.
"Kita akan makan dimana?" tanya Moonbyul saat menuruni tangga.
"Bagaimana kalau di cafe Seulgi unnie?"
Irene hanya mengangguk setuju. Dia tak ambil pusing mau makan dimanapun, yang jadi masalah adalah kehadiran Moonbyul, bukan makanannya.
Sedangkan Moonbyul langsung cemberut saat tahu harus makan di Bearby Cafe. Apalagi Irene langsung mengangguk setuju begitu Wheein mengatakan cafe milik Seulgi.
"Selamat siang!" sapa Wheein kepada semua pelayanan cafe milik Seulgi.
Sama halnya dengan Irene yang dekat dengan Seulgi karena sama-sama menyewa gedung milik Moonbyul. Baik Wheein maupun Wendy pun dekat dengan para pelayan di cafe Seulgi karena sama-sama bekerja di gedung milik Moonbyul. Selain itu, Irene, Wendy dan Wheein terbilang sangat rutin mendatangi Bearby Cafe, baik untuk membeli makan dan camilan, atau sekedar membeli minum.
"Wheein!" Seulgi segera menghampiri mereka, "Hai, Irene?"
"Hai Seulgi."
Moonbyul mendengus, dia jadi satu-satunya orang yang tak disapa oleh Seulgi.
"Kalian mau pesan apa, aku akan segera membuatkannya."
Mereka pun mulai memesan makan siang masing-masing. Dan ditutup oleh Irene.
"Kamu tidak perlu mendahulukan kita. Buatkan pesanan kita sesuai urutan pelanggan yang datang. Aku tidak ingin ada yang protes karena menunggu terlalu lama."
"Tentu, kamu tidak perlu mengkhawatirkannya."
Moonbyul benar-benar tidak menyukai ramah tamah antara Irene dan Seulgi. Kenapa mereka perlu bersikap seperti itu di depannya. Dan kenapa dia harus melihat interaksi mereka yang menyebalkan itu. Semua itu karena Wheein!
"Kalian disini rupanya?" Wendy baru tiba setelah mengantar Joy kencan.
"Wendy-ya! Kemari! Cepat duduk!" Wheein melambaikan tangan tak sabar, dia menunjuk kursi kosong di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YELLOW [MOONRENE]
Fanfiction⚠️ GXG MAMAVELVET xxxxxx YELLOW adalah perusahaan dibidang event organizer yang dibuat oleh Bae Irene sejak tiga tahun lalu. Perempuan itu menyewa salah satu lantai di gedung milik Moon Byulyi untuk menjadikannya sebagai kantor. Bersama dengan Wendy...