Hari pertama jadian? Haha, tentu saja Sandi menyangkal akan hal itu. Dia terus menguap sepanjang jalan karna mengantuk, dan tiba di rumah habis maghrib. “Tungguin om, San,“ seru Frederick sesaat setelah ia dan Sandi turun dari mobil. Sandi jalan lebih dulu. Dia jadi malu-malu berhadapan dengan Frederick. Sandi masih kekeh ingin tidur di rumah sendiri bersama Isma dan Satrio. “Lama banget baru pulang? Dah laper banget tau, San?“ seru Isma menunggu Frederick dan Sandi sedari tadi di meja makan.
“Jangan protes ke aku, ma~ Salahin Om Erick,“ sahut Sandi sebal. “Nggak makan dulu, San?“ tanya Frederick. Saat ia melihat Sandi malah berpaling setelah minum air putih. “Om duluan aja, aku mau ganti baju dulu,“ sahut Sandi, lalu masuk ke dalam kamar. Sandi ke mana, sih? Kenapa belum keluar juga?, batin Isma sebal. “Sandi? Cepetan!“ seru Isma setengah berteriak dari dapur. Beberapa saat kemudian; Sandi pun muncul. Dia memakai kaos hitam lengan pendek, dan celana abu-abu selutut. Lalu, ia pun duduk di sebelah Frederick.
“Mba, aku boleh tinggal di sini seminggu, nggak? Soalnya Sandi baru mau balik lagi seminggu kemudian,“ ucap Frederick sekaligus bertanya. “Terserah kamu aja, Erick,“ sahut Isma. Isma tentu saja tidak mempermasalahkan hal itu, karna bagaimana pun Frederick juga anggota keluarganya. Sandi telah menghabiskan makan malam lebih cepat dari yang lain. Frederick sampai melongo dibuatnya. “Kamu makan ato apa sih, San? Ngebut banget?“ ucap Frederick. “Mau rebahan, capek,“ sahut Sandi. Ia pun minum air putih—yang tersisa setengah gelas itu sampai habis. Lalu, ia pun langsung melesat ke kamar.
“Duh, San~ Capek apa sih kamu, hah? Kerja aja nggak?“ seru Isma.
“Capek abis jalan-jalan,“ sahut Sandi dari dalam kamar.
Isma geleng-geleng kepala. Sandi sebentar lagi berusia tujuh belas tahun. Tapi, dia masih saja bersikap seperti anak kecil. Sandi? Coba kalian tebak, dia sedang apa di kamar? Betul! Dia sedang membuat video tiktok. Sandi menoleh ke arah pintu. Terdengar suara langkah kaki. Pasti Om Erick, batin Sandi. “Suami baru masuk kamar check,“ ucap Sandi dalam video tersebut. Benar saja, ternyata itu adalah Frederick. Frederick langsung tersenyum saat melihat Sandi rebahan di atas ranjang.
“Lagi ngerekam om, ya?“
“Trus kenapa?“
Uh, Frederick tidak berhenti tersenyum. Dia benar-benar sangat bahagia. Tiba-tiba ia pun menggelitik p i n g g u l Sandi gemas hingga membuat Sandi tertawa terpingkal-pingkal sambil meminta ampun. “U-udah om ampuuun,“ gumam Sandi. “Panggil om sayang dulu,“ ucap Frederick terus menggelitik. Dasar Om Erick nyebelin, gumam Sandi. “Sayang~ Stooop,“ ucap Sandi. “Hm? Apa? Om nggak denger,“ ucap Frederick bercanda. Dia berpura-pura tidak mendengar. “Sayang~“ ucap Sandi lagi, lalu Frederick pun berhenti. Sandi menatap Frederick dengan tatapan sebal, lalu menepis tangan Frederick dari p i n g g u l.
Siaran langsung di instagram pun dimulai. Sandi tertegun melihat ada total 2,3rb penonton di siaran langsung malam hari ini. “Suaminya mana, kak?“ gumam Sandi saat membaca salah satu komentar. “Oh? Suami gue? Gue nggak punya suami,“ ucap Sandi. Sandi pun menoleh sebentar. “Baju om gabung sama baju kamu aja ya, San?“ ucap Frederick meminta persetujuan saat ia berada di depan lemari baju. “Terserah om aja. Itu.. Di bawah ada laci kosong, bisa buat naro d a l e m a n om di situ,“ sahut Sandi. “Jiiaaah udah bahas d a l e m a n aja? @fleur_bridd, gila sadeesss @mimaa_, udah sah ape gimane, nih? @kejumozzarel,“ tulis mereka di kolom komentar.
Frederick pun rebahan di sebelah Sandi. Ia sengaja berdekatan, dan meletakkan kepalanya di atas kepala Sandi, lalu menghadap kamera. Frederick mengusap pucuk kepala Sandi dengan lembut. Hal itu pun mengundang perasaan iri di antara para penonton. “Om?“ seru Sandi mendongakkan kepala. Uh, jarak antara wajah Frederick dan Sandi begitu sangat dekat. Hingga deru nafas Frederick saja sangat terasa di permukaan wajah Sandi. “Hm?“ sahut Frederick menatap Sandi dengan tatapan teduh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar D [BL]
RomanceBercerita tentang percintaan seorang pria ber-usia 47 tahun dengan seorang pelajar ber-usia 17 tahun. Cerita ini ditulis berdasarkan imajinasi penulis aja. Jadi, se-umpama alur cerita ini kurang berkenan di hati pembaca, boleh skip, dan jangan komen...