NOTE: 98% OK 😍 CAST JIDDAN 👇 THX BUAT 2,85K LIKES DAN 28K VIEWERS YE! VOTE SEMUA CHAP, YE!
Bilamana hati dirundung nestapa. Obat paling mujarab ialah senantiasa berdiri tegap di tengah-tengah massa. Beribu-ribu suara berseru-seru. Diri usah perduli. Lihat ke depan dan rangkai masa depan. Berlarut-larut dalam lembah berbatu juga tiada mampu sirnakan masalah. Buat orang-orang itu terperangah sebab diri ini lebih bisa, mampu, dan kuasa. Ghifari turun dari mobil. Ia disambut langsung oleh para pengurus pesantren. Perjalanan dinas di Malang kan berjalan selama beberapa hari ke depan. Di kerah bagian kiri terpasang bros chanel original senilai 14jt.Semua orang terpana. Ia terlihat sederhana, tetapi percayalah, mulai dari stelan jas, sepatu, jam tangan, dan apa yang menempel di seluruh tubuh ia tidaklah sesederhana yang dilihat. Ihsan terperangah oleh ia. Jadi, tamu penting itu adalah Ghifari?, batin Ihsan. Semua orang berjabat tangan. Ghifari juga terlihat sangat santun, hangat, dan teduh. Dia mencium tangan para guru dan kyai dengan penuh rasa hormat. Ghifari juga mengenakan peci hitam. Dia sangat tampan, batin Ihsan—pun terbesit rasa getir di hati; kalau-kalau sang pujaan hati malah berpindah ke lain hati.
Ihsan memang orang biasa, tetapi mata ia juga tidak buta terhadap barang-barang branded di antara para pesohor di negeri ini. Bros chanel di bagian kerah jas Ghifari. Ia tau. Bros itu senilai belasan juta. Gaji aku aja cuma tiga juta-an per bulan, buat beli bros nggak penting kek gitu butuh kerja setengah taunan dulu, ckckck, batin Ihsan. Giliran ia bersalaman dengan Ghifari. Tercurah aura dingin yang tak biasa di antara keduanya. Ghifari pun menarik tangan lebih dulu dari Ihsan. Ia diajak berkeliling pesantren. Salah satu orang guru di sana meminta Ghifari melantunkan ayat-ayat suci al qur'an, tetapi Ghifari malah menolak dengan halus.
“Duh, suara saya sumbang, pak. Haha,“ ucap Ghifari sembari meminum kopi. Semua orang-orang di pesantren ini juga sudah tau; siapa Ghifari saat masih muda alias berusia belasan tahun dahulu. Bisa dibilang dia adalah alumni di pesantren ini—pun pandai mengaji. Bagaimana? Sungguh di luar dugaan, bukan? Orang seperti Ghifari bisa mengaji? Sulit dipercaya. “Coba aja~ Biar jadi contoh buat santri lain, Ghi,“ ucap sang guru. Setelah selesai berwudhu; Ghifari pun mulai membaca satu hingga dua ayat. Para tetua di sana terlihat biasa-biasa saja, karna memang sudah tau sedari dulu, tetapi berbeda dengan Ihsan. Dari luar dia keliatan kek orang nggak paham agama, taunya ngejar duit doang, trus pamer, ternyata bisa ngaji juga?, batin Ihsan. Suara Ghifari terdengar sangat merdu.
Pintu rumah sengaja dibiarkan terbuka lebar tiap pagi hari agar udara segar serta sinar matahari pagi masuk ke seluruh penjuru ruangan. “Ben, durung mangkat kerjo, to?“ seru seorang bapak-bapak berseragam PNS dari luar. “Lagi siap-siap, pak,“ sahut Beno. Saat ini ia sedang memasang sepatu. Seperti biasa kala pagi hari tiba, mulai dari lagu pop sampai dangdut menggema di rumah ini. Jodi selalu saja protes jikalau tiba giliran lagu dangdut yang berputar. “Sekian lama aku menunggu, untuk kedatanganmu. Bukankah engkau telah berjanji, kita jumpa di sini. Datanglah~ Kedatanganmu ku tunggu~“ Beno bernyanyi dengan hati gembira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar D [BL]
Любовные романыBercerita tentang percintaan seorang pria ber-usia 47 tahun dengan seorang pelajar ber-usia 17 tahun. Cerita ini ditulis berdasarkan imajinasi penulis aja. Jadi, se-umpama alur cerita ini kurang berkenan di hati pembaca, boleh skip, dan jangan komen...