[ 19 ]: Last Resort

802 104 20
                                    

*Petrichor*
*
*
*

Dengan raut wajah penuh kecemasan Baekhyun membiarkan sosok pria di sampingnya itu menuntunnya untuk masuk ke dalam mobil, keadaan di sekitarnya menggelap, karena hari mungkin sudah sangat larut malam, serta pencahayaan di sekelilingnya pun senyap. Dalam benaknya ia tengah menyusun rencana untuk kabur, hanya saja dirasakan percuma, setelah ia melihat setiap sudut tempat ini sangat gelap, sunyi dan tak ada tanda-tanda kehidupan, percuma ia takkan pernah bisa meminta pertolongan, ia di kelilingi oleh perkebunan bahkan rerumputan itu menjunjung agak tinggi menghalangi penglihatannya, Baekhyun pastikan jika ia kabur maka itu justru akan menyusahkan dirinya sendiri nantinya. Jadi remaja mungil itu mencoba untuk tenang, tak terlalu memikirkan hal ini untuk sekarang, pasti ada cela baginya kabur. Baekhyun tak tahu Chanyeol akan membawanya kemana, jadi harusnya ia bisa pergi sebelum mantan kekasihnya tersebut semakin menjauhkannya dari kota ini.

Perjalanan dipenuhi dengan keheningan, meskipun beberapa kali sosok itu mencoba untuk mengajaknya berbicara, ia tak tahu mengapa seseorang yang pernah menjadi penjaganya berubah drastis seperti ini?

Tidak. Pasti ada yang salah di sini. Apakah Baekhyun tengah bermimpi buruk?

Ia tak pernah memimpikan Chanyeol akan membawanya lari, ia tak percaya bagaimana bisa sosok itu mempunyai pikiran seekstrem ini? Remaja di sampingnya seperti bukan Chanyeol yang biasanya, bukan pria yang selalu membuatnya tersenyum dulu. Bukan sosok yang selalu membuatnya merasa nyaman hingga ia memutuskan untuk bersamanya, ini bukan Chanyeol.

Baekhyun akui ia kecewa, tetapi sikap Chanyeol kali ini tidak bisa dirinya terima, rasanya aneh. Mungkin ia bisa menerima amarah dan kecemburuannya, bisa menerima jika Chanyeol merasa di permainkan olehnya, ini salahnya. Baekhyun yang salah, tidak dapat melepaskannya, meskipun sadar mereka tak bisa bersama pada awalnya. Hanya saja ia tak bisa menerima kalau sosok itu berubah terlalu jauh, bahkan sangat jauh hanya karena Baekhyun. Ia tak pantas untuk itu. Tak pantas diperjuangkan dan dipertahankan di sisi remaja tersebut, karena ia tak mungkin bisa menyayangi Chanyeol seperti dulu, Baekhyun sudah punya seseorang, pria yang hatinya harus dirinya jaga. Walaupun ini terdengar jahat.

Namun, apakah perkataan orang lain itu benar, jika waktu itu bisa mengubah segalanya? Mengubah hati, sikap dan kepribadian orang lain? Menjadikannya begitu menyeramkan? Hingga bisa menghalalkan segala cara hanya untuk mendapatkan hal yang mereka mau? Tetapi bukankah hal seperti itu tidak bisa disebut dengan cinta? Itu bukan cinta seperti yang digembar-gemborkan Chanyeol melainkan hanya sebuah obsesi, hanya rasa tidak terima jika orang yang pernah menyayangi kita bahagia bersama dengan orang lain.

Namun, sejauh apapun pikiran Baekhyun, ia tetap manusia biasa yang tidak bisa membaca pikiran Chanyeol sebenarnya, apa yang sebenarnya ingin mantan kekasihnya itu lakukan, sebenarnya Baekhyun merasa jika remaja itu tidak sejahat yang terlihat. Chanyeol hanya terbawa perasaan hingga melakukan banyak hal diluar nalar.

Dari kejauhan ia melihat kilatan cahaya pada udara disertai bunyi gemuruh dari kaca depan mobil yang kini dirinya tumpangi, tak lama kemudian titik-titik air berjatuhan dari atas langit tanpa henti, sedikit memberikan efek pada kesunyian yang berada di sekitarnya, ia hanya melihat jalanan yang penuh dengan kegelapan, hanya cahaya kecil yang di hasilkan lampu mobil itu bisa memberikan mereka penerangan.

"Kenapa wajahmu murung seperti itu? Harusnya kau bahagia karena kita bisa bersama, seperti yang kau mau dulu."

"Dulu dan sekarang itu berbeda, impian seseorang bisa berubah-ubah."

"Jika kau berbicara hanya untuk membanggakannya lebih baik diamlah."

"Aku tidak pernah membanggakan siapapun, apa menurutmu kau hebat sekarang? Apa kau pikir setelah membawaku pergi kita akan bahagia?"

Petrichor ( Sebaek ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang