*Petrichor*
*
*
*Cahaya putih terang itu adalah hal pertama yang ia lihat, begitu menyilaukan dan membuat kelopak matanya semakin memberat, hingga ia hanya bisa menatap lemah sekeliling ruangan, warna putih kini mengelilingi dan mendominasi keadaan, embusan yang baru saja keluar darinya pun entah mengapa sedikit menyesakkan, Baekhyun mencoba untuk menggerakkan tubuhnya sedikit, ingin memosisikan diri untuk duduk, hanya saja ia terlalu lemah untuk itu.
Sungguh, tubuhnya terasa sangat lelah, ia merasa hampir tidak bisa merasakan persendiannya, tangannya mengusap permukaan perutnya berharap keadaan calon bayinya baik-baik saja, tidak ada satu orang pun yang bisa dirinya tanyai sekarang, ia sendiri di sini, Baekhyun sendirian.
Bayang-bayang kegilaan Chanyeol sebelumnya selalu terulang dalam benaknya, Baekhyun merasa dirinya kini tengah dihantui oleh rasa takut, ia menggenggam selimut dengan sisa-sisa tenaganya, seolah itu adalah cara untuk membentengi diri dari rasa takutnya.
Bertepatan dengan itu, pintu yang tak jauh dari hadapannya terbuka, Baekhyun hampir melompat kaget, bahkan remaja itu berusaha untuk turun dari ranjang rumah sakitnya meskipun masih sangat lemah, ia bertingkah seperti seseorang yang ingin kabur, saat Sehun menghampirinya Baekhyun hampir histeris, mengira jika Sehun ingin berbuat jahat padanya, mengira Sehun adalah Chanyeol dan ingin mengurungnya lagi.
"Baek...."
Baekhyun tak menjawabnya, remaja itu seperti tidak mendengarkan apa yang Sehun katakan, bahkan memberontak ketika Sehun mendekapnya, melihat Baekhyun yang ketakutan saat melihatnya membuat Sehun merasa bersalah, harusnya dia bisa menjaga sosok ini dengan baik. Harusnya Sehun tidak membiarkan Baekhyun pergi seorang diri, ini salahnya dan Sehun tidak akan pernah melupakan hal yang terjadi sekarang.
"Ini aku," Sehun mengusap pelan punggung Baekhyun yang gemetaran, "jangan takut, tidak akan ada orang yang akan melukaimu lagi."
"Hyung?"
"Heumm, ini aku."
"Sehun, Hyung...."
"Lihatlah ini aku," Sehun mengarahkan pandangan Baekhyun ke arahnya, "ini benar aku 'kan? Jangan takut lagi, aku tidak akan membiarkan orang lain memisahkan kita lagi."
Tangan Baekhyun yang tadinya memberontak langsung memeluk pria itu dengan erat, tanpa kata. Ia hanya terdiam sejenak, sebelum menangis tanpa suara. Banyak yang Baekhyun rasakan, ia ketakutan Chanyeol membawanya pergi, takut tidak bisa kembali lagi bertemu keluarganya, ia takut Chanyeol melukainya, takut mantannya melakukan hal-hal aneh padanya. Namun, Baekhyun tidak bisa melakukan apapun kecuali diam. Ia tidak bisa menceritakan kegundahannya, ia tidak bisa bersikap takut di depan Chanyeol, tak mau pria itu berpikir jika dia menang.
Sehun menangkupkan kedua tangannya pada pipi Baekhyun, jemarinya mengusap air mata yang mengalir dari kedua sudut kelopak remaja itu, "Jangan menangis, aku tidak suka melihatmu seperti ini."
"A-aku kira kita tidak akan bertemu lagi, aku kira aku kehilanganmu, aku kira ... Aku kira, aku...."
Ucapan Baekhyun yang terbata dalam tangisannya itu terhenti, saat merasakan ada sesuatu yang membungkam mulutnya untuk berbicara, seolah tak ingin hanyut dalam hal ini terlalu dalam, Baekhyun hanya diam tak membalas ciuman itu, masih berusaha untuk menenangkan dirinya, meskipun kini rasa khawatir itu sedikit menghilang sebab ia bersama dengan seseorang yang mencintainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Petrichor ( Sebaek )
Fanfiction{Completed} Apa jadinya jika remaja berumur 16 tahun harus menjalani biduk rumah tangga dengan seorang pria yang 9 tahun jauh lebih tua dengannya, atas dasar perjodohan? Cerita ini mengandung unsur: Yaoi/boyslove Mature content Male pregnancy ( mpre...