*Petrichor*
*
*
*Samar-samar suara gemuruh terdengar, angin berhembus cukup kencang menerbangkan segalanya yang ia terpa, Sehun menatap ke arah langit yang mulai menggelap. Jemarinya mengetuk-ngetuk setir mobil, kebetulan ia terjebak di antara kepadatan lalu lintas kini, hari sudah semakin sore. Namun, ia tak bisa menemukan Baekhyun di manapun. Sehun semakin khawatir, bahkan Baekhyun mengabaikan puluhan panggilan teleponnya, padahal yang ia harapkan hanya mendengar kabar sosok itu, jikalau Baekhyun baik-baik saja, maka Sehun akan tenang, ia tidak akan secemas ini, sungguh hatinya di penuh kegundahan kini.
Entah sudah berapa kali dirinya pengitari jalanan sekitar sini, sudah berapa kali ia menelepon adik iparnya untuk bertanya dan pergi ke tempat-tempat di mana Baekhyun biasanya menghabiskan waktunya, tetapi hasilnya tetap nihil.
Ia menghela napas frustasinya, menyandarkan kepalanya dengan lelah pada setir mobilnya, Sehun mencoba untuk berpikir di mana kira-kira Baekhyun berada?
Akhirnya, Sehun mengingat satu tempat. Hingga ia langsung melajukan Audinya ke sana, kemungkinan besar Baekhyun ada di sana, jika tidak ia benar-benar tidak tahu lagi harus mencarinya di mana.
🌧️🌧️
Rintik air yang berjatuhan dari langit karena proses pendinginan itu, membuat sosok mungil yang tengah menggambar dalam ruangan tak terlalu besar itu menengokkan kepala ke arah jendela, di mana kini dari ketinggian ia bisa melihat jalanan dan rerumputan di bawahnya basah tertimpa air hujan.
Baekhyun memejamkan matanya, ketika aroma khas hujan itu menyeruak dari permukaan tersentuh samar oleh indra penciumannya. ia bahkan tidak sadar di luar susah hujan lebat, seulas senyuman terlukum dari sudut bibirnya, sebelum ekpresinya berubah ia menyerengit heran sewaktu mendengar sesuatu yang aneh dari bawah. Tak lama kemudian, ada yang mendorong pelan pintu rumah pohonnya, Baekhyun langsung mengambil sesuatu yang kokoh, ini cukup jauh dari keramaian dan tidak sembarang orang bisa sampai ke sini.
Siapa tahu itu orang jahat?
Sewaktu pintu itu terbuka sempurna, Baekhyun langsung menjatuhkan tongkat kecil yang dirinya bawa.
"Hyung...."
"Astaga, jadi benar kau ada di sini?"
"A-aku...."
"Kenapa kau membolos? Kenapa kau pergi tanpa bilang aku? Kau tidak tahu aku khawatir? Kenapa kau tidak menjawab teleponku? Aku sangat frustasi dari tadi mencarimu! Bisakah kau bersikap baik dan menghargaiku!"
Bahu Baekhyun terlonjak kaget, saat Sehun membentaknya, ia hanya memilih untuk menundukkan kepala. Tak berani menatap Sehun, takut pada pria itu yang kini tengah emosi padanya, sungguh Baekhyun takut.
"Maaf, aku minta maaf."
Sehun memejamkan matanya mencoba meredam emosinya, lagipula Baekhyun sudah ia temukan, akhirnya wajahnya sedikit melembut. Ia menghampiri Baekhyun menyentuhkan permukaan tangannya pada pipi remaja itu.
"Apa kau baik-baik saja?"
Tangan yang dingin itu sedikit membuat Baekhyun tersentak, ia takut-takut memandang Sehun, lalu menganggukkan kepalanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Petrichor ( Sebaek )
Fanfiction{Completed} Apa jadinya jika remaja berumur 16 tahun harus menjalani biduk rumah tangga dengan seorang pria yang 9 tahun jauh lebih tua dengannya, atas dasar perjodohan? Cerita ini mengandung unsur: Yaoi/boyslove Mature content Male pregnancy ( mpre...