14. Dirga

2.8K 126 4
                                    

Give me a loved, dear!❤
Thank you so muchhh💋
Enjoyedd.....

14. Si Dirga
❅✧.·:*¨ ¨*:·.✧❅

GHEA dan Nadia berjalan bersama menuju kantin. Usai pelajaran Dosen Riyan tadi, Ghea mengajak Nadia untuk segera ke kantin karena perutnya yang sedari tadi tak berhenti berbunyi; lapar.

"Gue bakso aja Nad,"

"Oh iya, sama es teh!" teriak Ghea kepada Nadia yang posisinya sudah berjalan menuju stand penjual.

Ghea menatap sekitar. Banyak yang berlalu lalang baik yang baru masuk maupun keluar kantin. Tak banyak yang menyapa Ghea, walaupun dengan senyuman. Tak ayal, Ghea pun menjawabnya dengan senyuman pepsodent.

"Nih, lo gak di kasih uang sama suami lo atau gimana sih, sampe kelaperan gitu. Kayaknya gue harus bertindak buat ngelaporin suami, lo."

Abel mendengus pelan mendengar ucapan Nadia. "Yakali lo ngelaporin atas alasan yang gak masuk akal. Yang bisa lo di tuntut balik sama suami gue,"

Nadia mencebik kesal, lantas memakan baksonya. Matanya sempat menatap Bima yang sedang memasuki kantin. Ghea tidak dapat melihatnya karena posisinya memunggungi.

"Suami lo masuk kantin,"

Ghea menoleh ke belakang, benar. Bima sedang duduk di dekat stand dengan ponsel di genggamannya. Ghea kembali memakan baksonya dengan kaki di ayunkan di bawah meja.

"Lagi cari saingan, mungkin," kekeh Ghea membuat Nadia tersedak karena tertawa.

"Gak etika banget sih batuk gak di tutupin," cibir Ghea seraya memberi tisu kepada Nadia.

Nadia memcebik kesal lantas mengelap bibirinya. "Ya sorry, namanya juga refleks,"

Ghea hanya menghela nafasnya saja. Mereka berdua duduk di samping kaca kantin yang menghubungkan antara halaman dan gedung.

Usai makan, Ghea dan Nadia tak beranjak dari duduknya. Mereka berdua tetap berada di kantin karena jam istirahat masih banyak. Berhubung anak FT udah pada keluar kelas, sebagian ada yang mampir ke kantin FEB dan sebegian yang lain ada yang di kantinnya sendiri.

Jika di lihat, mereka memakai almameter hijau, membuat Ghea mendengus kesal. Bukan karena apa. Entahlah, semua yang berhubungan dengan Dirga membuatnya kesal setengah mati karena di sukai.

Bukannya cowok kalau udah di tolak bahkan belum nembak bakal menjauh, beda dengan Dirga. Dia tetap mengintili dimana Ghea berada, di situ pasti ada Dirga.

"Ghe, gue mencium bau-bau Dirga nih," celetuk Nadia membuat Ghea menatap Nadia.

"Biarin aja. Gue lagi males gerak. Lagi dapet,"

Nadia hanya mengangguk saja. Keduanya larut dalam ponselnya masing-masing. Di saat ingat bahwa Ghea ada tugas yang belum selesai, ia lantas mengeluarkan laptopnya dan menyalakannya.

Mata Ghea tak sengaja menangkap keberadaan Dirga di ambang pintu kantin. Ghea segera menyibuk'kan dirinya sebelum Dirga datang merecokinya.

"Hai,"

Ghea mendengus kesal melihat manusia yang sudah duduk anteng di kursi depannya. "Hai juga," jawab Ghea dan Nadia bersamaan.

"Boleh gabung?" tanya Dirga membuat Ghea menatap Dirga jengah.

My Cold Lecturer ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang