44. Peringatan.

1.2K 62 0
                                    

Give me a loved, dear!❤
Awwww, thank youuuu💋
Enjoyed....

44. Peringatan.
❅✧.·:*¨ ¨*:·.✧❅

BIMA menuju cafe seberang jalan kantornya. Dia tak perlu mencari cafe jauh jika di dekat kantornya saja ada cafe. Dan kini, dia sedang menunggu kedatangan seseorang.

Mobil taksi berhenti di depan cafe, lalu keluar seorang perempuan remaja dengan almameternya, yang sudah dipastikan dia adalalah mahasiswa.

Pintu berdenting menampilkan perempuan itu yang masuk ke dalam cafe.

Bima mengangkat wajahnya dari ponsel dan perempuan itu langsung menghampiri Bima dengan pelan dan, takut.

“Siang, Pak.” sapa perempuan itu yang tak dijawab oleh Bima.

Perempuan itu menelan salivanya kasar.

Bima lantas saja menyerahkan sebuah map coklat ke hadapan perempuan itu.

“Ini...apa, Pak?”

“Buka.” titah Bima tegas.

Perempuan itu langsung saja membukanya. Dia menyipitkan matanya sebelum melemparnya ke meja. Perempuan itu menutup mulutnya terkejut.

“Dibayar berapa kamu sampai menuruti ucapan perempuan itu?” Tanya Bima membuat perempuan di hadapannya mengalihkan pandangannya dari Bima.

“Kamu tau, menggunjing orang adalah perbuatan yang sangat amat tercela. Apalagi, kamu dengan Ghea satu fakultas bukan? Dan kalian juga sering berbincang satu sama lain jika berpapasan. Kamu sama saja seperti memakan bangkai saudaramu sendiri, Novi.” ucap Bima membuat perempuan bernama Novi itu berani menatap Bima.

Bima mengangkat satu alisnya.

“Ghea memang tidak pernah membuat masalah. Tapi masalahnya, dia sering terlihat bersama Dirga, terkadang juga dengan Aarav si ketua BEM Fakultas Hukum. Apa salahnya memberitahu kebenaran.” ucap Novi dengan gaya yang menurut Bima maaf–Kecentilan dan banyak gaya.

Alis Bima turun kembali di ganti dengan mata tajamnya.

“Dengan Dirga?” tanya Bima memastikan di jawab anggukan oleh Novi.

Bima menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi. Kemudian melipat tangannya di depan dada.

“Apakah kamu tau apa hubungan Ghea dengan Dirga? Apakah sama dengan Aarav? Apakah sama dengan saya juga?”

Novi kini terlihat lebih berani dengan Bima. Dilihat, dia kini duduk menatap Bima dengan sedikit sinis.

“Saya pernah melihat Ghea dan Dirga di CCTV taman belakang fakultas jam pulang sore. Kemudian, saya pernah melihat Aarav dan Ghea satu mobil, bahkan pernah ciuman di dalam mobil. Dan terakhir, dengan Bapak. Bapak menggendong Ghea tanpa tau status kalian adalah mahasiswa dan Dosen.” jawab Novi ringan membuat Bima menyeringai sedikit.

“Lagian, Bapak ada hubungan ya sama Ghea? Pake di gendong segala Ghea-nya. Suami Istri beneran? Kok gak ada yang dengar? Emhh nikah sirih Pak?” ucap Novi–kurang ajar membuat Bima menatap tajam mahasiswa di depannya ini.

Bima membasahi bibirnya yang kering. Kemudian menatap Novi dengan tajam.

“Bisakah kita bertemu lagi besok?”

My Cold Lecturer ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang