39. Kedai kue

1.2K 54 1
                                    

Please, give me a love!
Thank you so muchhh❤
Enjoy guys!


39. Kedai kue
❅✧.·:*¨ ¨*:·.✧❅


Lima bulan setelah kejadian di dalam rumah tangganya, Bima dan Ghea kembali rukun seperti semula. Seperti Bima yang selalu melayani Ghea, begitupun sebaliknya. Tetapi Bima kali ini lebih sibuk di kantornya sehingga Ghea sering sendirian di rumah. Wisuda-nya pun juga sangat lama. Untuk mengundang Nadia pun masih belum di perboleh oleh Bima.

"Sayang, kamu jenuh gak sih di rumah terus? Nanti kalau Papa kamu pulang, kita ngidam ya sayang?" ucap Ghea sambil mengelus perutnya yang sudah mulai terlihat.

Saat hendak bangkit dari duduknya, Ghea merasakan nyeri di perutnya membuat dia kembali duduk lagi. "Aww, tenang Ghea,"

Ghea memutuskan untuk duduk saja di sofa sembari bermain ponsel. Dua menit terasa seperti dua tahun. "Ih, beneran deh. Aku tuh bosen di rumah. Keluar aja kali ya, cari kue. Emm pasti enak nih kulineran sendiri,"

Ghea bangkit dari duduknya pelan-pelan dan menuju depan rumah menuju depan rumah meninggalkan ponselnya yang berdering beberapa kali dari Bima.

Ghea berjalan pelan menuju sopir baru yang di tugaskan oleh Bima tiga bulan yang lalu. "Pak, keluar yuk, kulineran sama Ghea. Ghea traktir deh," ucap Ghea yang tiba-tiba membuat sang sopir membelalak terkejut.

"Aduh, nyonya. Nanti kalau Pak Bima marahin saya gimana? Nyonya aja deh yang makan. Nanti saya tunggu di depan restorannya," Ghea tertawa sekilas sambil memegang perutnya.

"Jangan bilang-bilang Pak Bima makannya. Yaudah deh, gak saya traktir, antar saya aja. Tapi janji ya, jangan bilang Pak Bima kalau saya keluar. Oke?" tanya Ghea di jawab anggukan sang Sopir. Ghea kini menatap Pak Satpam. "Oke Pak?"

Pak satpam hormat membuat Ghea ikut hormat juga sebelum masuk ke dalam mobil.

Ghea menyuruh sopirnya untuk mencari kedai kue terdekat. Setelah di beritahu bahwa ada kedai kue yang enak dan tempatnya sedikit jauh, Ghea tak segan-segan menunjukkan semangatnya untuk pergi ke kedai tersebut.

Mobil berhenti di depan kedai. Ia dengan segera turun dari mobil dan langsung saja ia masuk ke dalam. Harum serba kue ataupun roti sudah menguar di hidung Ghea. Setelah itu, ia menuju stand kue yang berjajar di rak-nya masing-masing.

"Mbak, saya pesen strawberry lava, moonlight blue with cream, dan cake speed with strawberry. Oh ya, satu lagi. Ice cream strawberry sedang." Ghea menyebutkan pesanannya sambil menatap menu makanan. Setelah itu, dia di suruh menuju meja nomer 10.

Ghea duduk sambil menatap keluar kedai. Di sini sangat pas sekali objek antara tempatnya duduk dan pandangan di luar sana. Semua kendaraan berlalu lalang karena masih pagi dan semua orang sibuk bekerja.

Tak lama, pelayan datang menghampirinya untuk menyajikan pesanannya.

"Permisi. Ini Strawberry lava, moonlight blue with cream, cake speed with strawberry, dan ice cream strawberry sedang. Selamat menikmati," senyum Ghea kepada pelayannya membuat pelayan tersebut ikut tersenyum senang.

Sepeninggalan pelayan tadi, Ghea langsung mencicipi kue tersebut satu persatu. Dimulai dari strawberry lava. Dia mengambil satu sendok ujung kuenya.

"Emh, enak. Kuenya berapa lapis ya? Kalau gue buat gini, pasti gosong. Gak kayak ini, warna dan teksturnya sempurna."

Ghea kembali memakan kuenya dengan serius. Terkadang ia juga mengomentari kenapa di beri nama ini itu. Kenapa harus seperti ini. Kenapa harus seperti itu. Tak ayal, ia pun bisa menghabiskan semuanya.

My Cold Lecturer ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang