23. Akibat semalam

3.2K 94 7
                                    

Give me a loved, dear!❤
Thank you so muchhh💋

Enjoyedd.....

23. Akibat semalam
❅✧.·:*¨ ¨*:·.✧❅

Bima mengerjapkan matanya kala suara adzan subuh berkumandang terdengar di telinganya. Ia melihat pemandangan yang ada di depannya. Ghea. Perempuan itu kini tertidur meringkuk di sampingnya dengan balutan selimut.

Tangan Bima terulur mengelus pelan surai hitam Ghea membuat tidur nyenyak Ghea terusik. "Enghh..."

Bima tersenyum tipis. "Bangun, sholat subuh." bisik Bima membuat Ghea mau tak mau membuka matanya.

"Bangun dulu. Nanti tidur lagi, boleh." tutur Bima yang masih memainkan rambut Ghea pelan. Lantas, ia mendekat ke arah Ghea dan mencium pelan puncak kepala Ghea. "Saya mandi dulu, nanti kamu susul."

Ghea mengangguk pelan dengan mata sedikit terpejam. Bima terkekeh pelan, ia lantas bangkit dari kasur dan berjalan menuju kamar mandi.

Ghea yang berniat memanggil Bima pun berusaha mengalihkan pandangannya dari Bima yang hanya memakai boxer saja. Tidak menutupi dadanya.

"Bapak," panggil Ghea membuat Bima menoleh.

"Kenapa?"

"Jangan lupa, mandi junub dulu,"

Bima tersenyum tipis. "Iya,"

Ghea menghela nafas lega. Ia mengintip dalam selimutnya, astaga. Ia tidak memakai apapun sejak selesai malam pertama? Ghea mengerjapkan matanya berulang kali. Tiba-tiba pipinya memanas memingat kejadian tadi malam. Astagaaaa, Gheaa.

Ghea melirik sekitar. "Tadi malam baju gue di lempar kemana anjir," gerutu Ghea sembari mencari bajunya. Tapi nihil, tidak ada, yang ia temukan hanyalah piyama Bima serta celana pendeknya.

Tak ambil pusing, ia lantas memakai piyama Bima yang berwarna marun serta celana pendek. Ah, bahkan celananya tidak kelihat karena piyama Bima sangat besar.

"Loh, gak mandi?"

Ghea menatap Bima yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan keadaan yang lebih fresh kembali. "Kok pake baju?"

Ghea mengerucut kesal. Ia lantas turun dari kasur dan berjalan tertatih menuju Bima. Ia berpegangan di pundak Bima. "Sakit banget, pak," ringis Ghea.

Bima ikut meringis pelan melihat keadaan Ghea. "Yaudah, saya gendong ke dalam."

Bima akhirnya menggendong Ghea ke dalam kamar mandi. Setelah itu, ia meninggalkan Ghea membiarkan perempuan itu untuk membersihkan dan menyucikan diri sehabis berhubungan badan.

Setelah menunggu sedikit lama, Bima akhirnya melihat Ghea keluar dari kamar mandi seperti orang habis sunat.

"Mau saya bantu?"

Ghea menggeleng pelan. Lantas duduk di sajadah yang mungkin sudah disiapkan oleh Bima. Kini akhirnya Bima dan Ghea melakukan sholat subuh terlebih dahulu.

Setelah menyalimi Bima, Ghea menarik lengan kemeja Bima membuat Bima menoleh kebelakang. "Apa?"

"Pengen pipis, pak. Tapi, sakit," ringis Ghea di akhir membuat Bima lagi dan lagi ikut meringis.

Bima akhirnya berdiri dari duduknya dan menggendong Ghea menuju kamar mandi. Setelah mendudukkan Ghea di kloset, ia menunggu Ghea di luar kamar mandi.

"Pak Bima!"

Sebuah teriakan lagi dan lagi membuat Bima terburu-buru masuk ke dalam kamar mandi. "Udah?"

Ghea mengangguk pelan. Lantas merentangkan tangannya meminta Bima untuk menggendongnya dan membawa dirinya ke tempat semula, yaitu kasur. Bima menggendongnya dan mendudukkan Ghea di kasur.

My Cold Lecturer ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang