21. Sifat Dosen

2K 83 1
                                    

Give me loved, dear!❤
Thank you so muchhh💋
Enjoyedd.....

21. Sifat Dosen

❅✧.·:*¨ ¨*:·.✧❅

Ghea berjalan menuju kelasnya dengan sedikit tergesa-gesa. Ia berharap dosen Bagas belum sampai di kelasnya. Saat melihat pintu kelasnya tertutup ia sudah mewanti-wanti sendiri. Perlahan, dirinya mengetuk pintu tersebut, tapi tidak ada sautan dari dalam.

"Masuk Ghe," saut dari dalam. Nadia?

Ghea membuka pintu kelas, dan ternyata dosen Bagas belum ada. Ghea menghela nafas lega, akhirnya ia tidak jadi terlambat. Dengan segera ia berjalan menuju kursinya dan memberi sapaan kepada Nadia.

"Ghe, tau gak, tadi ada Kak Dirga kesini,"

Ghea mengedikkan bahunya tak peduli. Tak lama, ia mendapat pukulan kecil di bahunya dari Nadia. Ghea menatap ke arah Nadia terkejut.

"Apasih, baru ketemu ya kita. Gue sama sekali belum buat kesalahan sama lo," kesal Ghea seraya menyingkirkan sampah yang ada di mejanya.

"Oh, gitu ya mainnya. Baru ketemu?"

Ghea menghela nafas. "Maksudnya kita tuh emang baru ketemu. Kan kemarin libur,"

Nadia mengangguk pelan. Iya jug ya. Ah, bodo sekali.

Nadia mengeluarkan buku paketnya dari dalam tas, dan langsung ia berikan kepada Ghea. "Nih bukunya, makasih loh udah minjemin gue buku."

Ghea menerima buku paket tersebut. Ia berdehem pelan menanggapi ucapan Nadia.

"Ghe, nanti ada penyuluhan." ucap Nadia tiba-tiba.

Ghea mengernyit bingung. "Bukannya hari jum'at kemarin udah?"

Nadia mengedikkan bahunya. "Aarav bilangnya nanti,"

Ghea menghela nafas lelah. Tak lama, Dosen Bagas memasuki kelas dengan terburu-buru karena telat. Beliau kini memakai jas ala kantoran, tidak seperti biasanya.

"Maaf, saya telat."

Semua lantas membuka bukunya masing-masing. Pelajaran kali ini tidak terlalu di tekuni seperti biasa. Entah mengapa, sebagian mahasiswa menerka-nerka apa yang terjadi dengan Dosen Bagas.

"Maaf ya, pelajaran kali ini sampai sini dulu. Saya tidak bisa menjelaskan materi lebih lanjut, soalnya ada urusan. Kalau kepo, saya kasih kata kunci. Di pengadilan lagi banyak kerjaan. Udah ya, jika ada yang sulit dimengerti, kalian bisa WA saya. Saya akhiri, selamat pagi." Dosen Bagas menatap Ghea membuat yang lain masih begeming dikursinya.

"Ghea, jam istirahat WA saya. Nanti saya kasih tugasnya."

"Iya, pak."

Semua lantas menghela nafas kesal. Mereka kira tidak ada tugas hari ini. Nyatanya, nanti tidak sekarang. Menyebalkan.

"Kenapa harus gue sih. Gue tuh anti chat gituan sama Dosen," gerutu Ghea sembari menunggu Dosen selanjutnya.

Nadia yang mendengar gerutuan Ghea pun tersenyum jahil. "Kalau Dosen Bima?"

Ghea merotasikan kedua bola matanya. "Gak usah ngasih spoiler deh, ke yang lain. Ember,"

Nadia cekikikan sendiri mendengar Ghea kesal. Tak lama, pintu terbuka menampilkan dua orang lelaki sedang menatap kelasnya kali ini.

"Permisi. Maaf, minta waktunya sebentar." pekik salah satu lelaki.

"Untuk penyuluhan kali ini, di wakili oleh Ghea Aluna Sanjaya, Deva Mahesa, Nada Rea Akmaluna, dan Zaki Harrrraladi."

My Cold Lecturer ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang