28. Pak Bima mesum!

3K 99 8
                                    

Give me a loved, dear!❤
Thank you so muchhh💋
Enjoyedd....

28. Pak Bima mesum!
❅✧.·:*¨ ¨*:·.✧❅


Ghea kali ini berada di depan kelasnya bersama Nadia. Ia menatap orang yang berlalu lalang dengan santai di hadapan mereka. Mereka berbincang-bincang sesuai pembicaraan.

Tak lama Ghea mengajak Nadia ke dalam kelas kala Bu Ana berjalan menuju kelasnya. “Wuy wuy, Bu Ana otw kesini. Ayo cepet masuk,”

Disaat Ghea baru saja duduk, Bu Ana sudah memasuki kelas dan menutup pintunya. Pelajaran akhirnya di mulai. Kini semua fokus ke mata pelajaran.

Di sisi lain, Bima sedang berkeliling kampus. Entah apa yang merasuki tubuh Bima, sehingga ia keluar ruangan dan berkeliling kampus melihat kegiatan lain.

“Halo pak Bima,” sapa salah satu Dosen Teknik.

Bima hanya tersenyum dan kembali melanjutkan jalan-jalannya. Posisinya kali ini, berjalan tegap dan kedua tangan di taruh di belakang tubuh. Matanya sama, tetap tajam dan wajah datar.

Ia berjalan menuju gazebo untuk melihat anak teknik yang sedang mengerjakan tugas. Dia melihat-lihat apa yang mereka lakukan. Dan Bima pun tak segan-segan untuk bertanya kepada salah satu mahasiswa kala ia penasaran.

Disaat ia sedang fokus dengan anak teknik, tiba-tiba Shania, dosen dari fakultas BEM datang dari arah kanan memanggil nama Bima. Dengan segera, ia bangkit dari duduknya berpamitan pada mahasiswa Teknik dan menuju Shania.

Masih ingat Shania? Tentu saja.

“Ada apa, Bu?”

Shania menggeleng pelan seraya tersenyum. “Enggak, cuma mastiin aja kamu apa bukan. Oh ya, tumben kamu disini. Biasanya mah, stuk di Fakultas Hukum terus,” sindir Shania menggoda.

Bima melirik sekitar. “Saya biasanya juga keliling, Bu. Tapi di saat kampus sudah mulai sepi saja,”

Shania mengangguk. “Oh, berarti saya tidak tau ya. Hahaha, maaf ya Bim, udah suudzon.”

Bima hanya mengangguk menanggapi ucapan Shania yang ada di sampingnya.

Keadaan sempat hening karena Shania yang malu berbicara dengan Bima, sedangkan Bima sedang tidak ingin berbicara. Suara dering ponsel Bima membuatnya merogoh saku dan melihat namanya. Ghea.

Bima melirik Shania sebentar. “Saya permisi angkat telfon dulu, Bu.”

Shania menatap Bima. “Oh iya, sekalian saya juga mau balik ke ruangan. Mari, Bim.”

Setelah kepergian Shania, Bima membasahi bibirnya. Ia berdehem pelan sebelum menempelkan ponsel di telinganya.

“Assalamualaikum,”

“Waalaikumsalam. Pak, Ghea habis ini ada bimbingan. Bapak mau nunggu Ghea, atau pulang duluan?” ucap Ghea di seberang sana.

Ghea menatap jam tangan yang bertengger di tangan kirinya. “Sampai jam berapa?”

“Gak lama kok,”

My Cold Lecturer ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang