23. TSB❄️

55 9 0
                                    

Happy Reading

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








23. About Dylan

Pria muda itu berdiri sambil menatap gedung rumah sakit yang menjulang tinggi di depannya.

Ia memutuskan untuk masuk. Sesekali ia celingak-celinguk agar memastikan tidak ada yang tahu bahwa dirinya sampai bisa disini padahal hal itu wajar saja.

"Saya ada janji dengan Dokter—,"

"Pak Dylan 'kan?" potong staf itu tiba-tiba.

Ya, pria muda itu adalah Dylan. Dan saat ini ia tengah berada di depan resepsionis.

Dylan mengangguk kaku. Ia sudah tak asing lagi bahwa mereka mengenalinya.

"Pak Levin sudah menunggu kedatangan anda di ruangnya," ucap staf yang diketahui bernama Sarah.

"Terima kasih," ujar Dylan sebelum melangkah pergi.

Sarah mengangguk seadanya. Matanya masih menatap punggung Dylan yang kini perlahan mulai menjauh.

"Apa cuma gue ya yang ngerasa tuh cowok sering banget dateng kesini," celetuk salah satu gadis disampingnya.

"Bukan cuma lo doang kok Lis," sahut yang lainnya. "Gue juga merasakan apa yang lo rasain."

"Gitu tuh dia punya urusan apa sih disini? Perasaan rutin banget dateng."

"Mungkin dia punya temen kali disini."

"Ah masa sih? Gue kok kayak gak percaya gitu," bantah gadis yang berlipstik tebal. "Tau sendiri 'kan dia siapa. Dylan gais!! Seorang CEO perusahaan properti yang terkenal itu," lanjutnya heboh.

"Curiga gue kalo dia punya rahasia besar makanya sering banget adain temu janji sama Dokter Levin."

Lisa mengangguk setuju. Lalu menoleh ke arah Sarah yang bertugas melayani Dylan tadi.

"Sar, lo pasti tau kan tuh cowok kenapa?" tanyanya sengaja mendekati Sarah.

Sarah yang tadinya lagi menulis refleks menoleh kaget. "Hah? Apa?"

"Gak usah pura-pura budeg deh," sinisnya. Gadis yang lainnya juga ikutan mendekat. "Itu tadi cowok yang mau ketemu sama Dokter Levin, dia kenapa? Kok sering banget dateng kesini?"

Sarah hanya terdiam kaku. Melihat wajah mereka yang sangat antusias menunggu jawabannya membuat Sarah menghela nafasnya. Hal itu jelas membuat para gadis langsung heboh.

"Kan, kan, lo tau nih."

"Kasih tau kek buru!"

"Jan diem-diem aja dong, Sar. Yaelah!"

"Punya info jangan di rahasiain gitu."

Sarah menggeleng kecil. Hal itu spontan membuat mereka berdecak sebal.

The Secret BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang