24. TSB❄️

79 8 0
                                    

Happy Reading

"BAKTI??!!! LO DI DALAM GAK??!!"

"BAKTIIII?!!!"

"BURUAN KELUAR!!!!"

"LO DIRUMAH GAK SIH???!"

"HELLOW!!! ASTAGAA MANA SIH NIH ANAK CURUT SATU???"

"KELUAR GAK LO SEKA—"

Pintu berwarna coklat tua itu tiba-tiba terbuka lebar. Yana yang tak sadar masih menggedor-gedor pintu refleks mengaduh kesakitan.

"Sorry, lo siapa sih? Punya sopan santun gak teriak-teriak dirumah orang?" tanya seorang gadis dengan wajah songongnya.

Yana mendongakkan kepalanya setelah mengelus dahinya. "Cewek?" tanya Yana terkejut melihat orang yang membuka pintu rumah Bakti. "WAAAHH!!! BAKTI KURANG AJAR BANGET!!" serunya heboh.

"Lo anak mana? Kasih tau gue biar gue habisin tuh curut. Bisa-bisanya bawa cewek kerumah? Gila yaaaa.., gak habis pikir gue sama dia."

Gadis berlesung pipi itu menyibak rambutnya. Nafasnya masih memburu saat ia baru mengetahui sifat asli seorang Bakti. Ia kembali mendongak menatap gadis di depannya dari ujung rambut hingga ujung kaki. Lalu menggeleng kecil karna masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Ditambah lagi gadis itu hanya memakai baju tipis.

Membuat pikiran Yana terbang kemana-mana.

"Kasian banget, mana masih muda lagi," gumam Yana tanpa sadar membuat gadis di depannya langsung menatap tak suka.

"Lo ngomong apa barusan?"

Yana menggeleng kecil. Tangannya terulur untuk menepuk bahu gadis itu prihatin. "Sabar ya. Berat banget pasti," Yana tersenyum menguatkan.

"Maksud lo apa sih??? Lo kira gue cewek apaan?!" tanya gadis itu tersulut emosi.

Yana kembali mendekat. Ia malah mencoba mendekap gadis itu namun langsung didorong spontan membuat Yana membulatkan matanya.

"Buset, gini banget selera Bakti," ucap Yana.

"Apaan sih? Lo dari tadi nyebut nama Bakti mulu perasaan. Bakti sia...," Kalimat gadis itu terjeda sesaat. Lalu sedetik kemudian ia teringat nama itu. Gadis itu spontan tertawa. Yana yang melihat gerak-geriknya langsung memasang wajah prihatin.

"Kan, mulai depresot kayaknya," gumam Yana.

"Ada apa sih ini berisik banget?" tanya Bakti yang kebetulan datang dengan wajah bantalnya.

Yana menutup mulutnya tak percaya. Menelisik dari penampilan Bakti yang lumayan berantakan, berarti dugaannya benar. Miris sekali nasib musuh Yana.

"Loh, Yana? Ngapain lo kesini?" tanya Bakti lalu menguap lebar.

"Bisa-bisanya ya lo astagaaaa," Yana menggelengkan kepalanya masih tak percaya.

Bakti mengernyitkan alisnya heran. Tangannya merambat ke lehernya lalu menggaruk pelan. Lalu menoleh kesamping kiri dan ternyata menampilkan sosok Dira.

"Lo juga disini ngapain sih Ra?" Bakti menatap mereka berdua secara bergantian. "Oooh, kalian kenal?"

"Dih, kenal sama dia? Keburu ilfeel gue!" ujar Dira menatap Yana sinis.

Yana terpaksa tersenyum karna ia tahu jika pikiran gadis itu saat ini sedang kacau.

"Ra, omongan lo bisa difilter dikit gak? Mamah sama Papah sama sekali gak ada ngajarin kayak gitu lho," ujar Bakti menasehati.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 03, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Secret BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang