LS 19 : Diga Erra

0 1 0
                                    

Depok, 14 juli 2021

Tak sengaja kita bertemu
Hari hari sejalan denganmu
Kau slalu ada saat ku butuhkan mu

Kau pergi ku sendiri
Tak tau apa yang harus ku lakukan tanpa mu
Tapi ku tau hatimu untukku

Ku percaya itu
Hoohuu..

Ku disini merindukanmu sangat rindu
Apakah engkau juga begitu oh sayangku
Bukan berarti ku disini meragukanmu
Oh sayangku jangan kau lupakan aku...

Drett drett

Suara telepon menghentikan nyanyian Diga. Cowok itu sedang berada dibalkon kamarnya, menikmati malam hampa kesekian kalinya setelah kehilangan senyum seseorang. Adiknya.

Sampai saat ini Diga masih menyalahkan dirinya sendiri.

"Halo Diga sayang?" Ujar seseorang diserbrang telepon.

"..." Diga hanya diam menunggu orang itu bicara.

"Kamu dengerin Mama bicara nak?"

"Hm"

"Kamu nanti ke rumah sakit nggak?"

"Nggak tau. Kenapa?"

"Kalau kesini bawain Mama jaket.. "

"Oke Diga berangkat. Tunggu 15 menit sampai"

"Makasih Nak, hati hati jangan ngebut"

"Iya"

"Mama matiin ya?"

Tut

***

Diga berjalan memasuki area rumah sakit. Tanpa bertanya ke resepsionis. Diga langsung menuju ruangan yang telah lebih dari 2 bulan ditempati sang adik. Ani. Itulah nama adik merangkap sahabat se bad nya. Bukan kandung tapi bagi Diga dia adalah kesayangan nya.

Sampailah Diga didepan brangkar diruangan Putih ini. Kemudian Diga duduk sambil memandang sendu tubuh yang dipasang banyak alat itu.

"Hai Ani? Adik bad kesayangan Abang.."

"Kenapa belum bangun hm?"

"Masih marah sama Abang?"

"Inget banyak yang nunggu kamu bangun."

"Ya udah nggak papa istirahat dulu. Tapi jangan lupa bangun ya dek.."

"Maaf status kita udah Adek Kakak, abang berharap semoga ketika kamu bangun kamu lupa sama cinta kamu ke abang. Yang ada cuma cinta sebagai saudara.."

"Itu permintaan Abang"

Diga menjeda ucapan nya sebentar, menghapus titik air mata dipelupuk matanya. Lalu matanya tak sengaja melihat jam yang ada pergelangan tangan kirinya. Ternyata sudah jam 23.00

"Yahh ternyata udah malem ya dek... Ya udah Abang pulang dulu. Lekas sembuh Adek Abang"

Tak lupa Diga mengecup kening Ani. Itu kebiasaan barunya.

Tiba tiba ada yang memegang pundaknya. Sontak Diga menoleh.

"Pulang. Jaketnya taruh situ aja. Mamamu lagi beli makan buat kamu"

"Iya pa."

***

Tepat pukul 12.00 didepan SMA MAHAPRANA berdiri sekitar 500 orang siap melawan pasukan SMA DWIDHARMA. Diga berdiri tegap sebagai pemimpin kubu SMA MAHAPRANA.

21 Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang