LS 14 : Inu Rima

5 3 0
                                    


Happy Reading!

Jakarta, 08 Juni 2021.

".....shadaqallahul adzim." Seorang gadis menutup Al-Qur'an nya, menciumnya sekilas, lalu meletakkan dimeja belajar. Setelah itu ia membuka mukenanya, memperlihatkan rambut sepundaknya yang terlihat indah.

Setelah menyimpan mukena, ia berjalan menuju meja belajar untuk melanjutkan PR nya yang belum selesai ia kerjakan tadi malam, sebelum berangkat kesekolah.

Dia adalah Irima Terely Aughost.

Rima, gadis cantik dan manis. Seorang anak yatim piatu yang hanya tinggal bersama kakak laki lakinya. Menyimpan rasa sakit yang selama ini ia rasa dengan belajar dan belajar.

"Shh.." ringisnya saat tak sengaja lengannya yang lebam tersenggol meja.

Rima menjatuhkan kepalanya diatas meja. Air matanya mulai menetes tanpa diminta. "Rima kangen mama papa!" Lirihnya.

Selalu seperti ini setiap ia melihat luka luka ditubuhnya, kembali mengingat kedua orang tuanya yang sudah tiada. Luka yang ia peroleh dari sang Kakak.

Brak!

Rima tersentak saat mendengar pintu kamarnya dibuka dengan kasar. Ia segera berdiri dari duduknya menatap Kakaknya yang menatapnya tajam.

"Lo mau sekolah?!" Tanya Hendra dengan nada tinggi.

"I-iya bang." Jawab Rima takut, takut kejadian disetiap pagi akan terjadi lagi.

"GUE BILANG NGGAK USAH SEKOLAH!" Teriak Hendra tepat didepan wajah Rima.

"Ta-tapi bang. Rima mau lanjutin sekolah sampai sukses." Jawab Rima.

"Buat apa hah!? Lo tu cuma buang buang uang! Nggak ada gunanya. Mending lo kerja cari uang buat gue! Nggak usah buang buang waktu buat sekolah. Lo cuma cewek, gak perlu pendidikan tinggi!!?"

"Nggak bang! Rima pengen gapai cita cita Rima. Biar kita bisa hidup lebih enak kayak dulu." Sangkal Rima.

"Sampai kapan?! Lo mau nunggu gue mati dulu hah?! Sadar diri, uang dari mana buat lo sekolah hah?!" Bentak Hendra lalu mendorong Rima sampai gadis itu terduduk dilantai.

Hendra maju selangkah, mencekram dagu Rima kuat. "Jangan pulang, kalau lo belum dapat uang buat gue!" Desis Hendra, setelah itu menghempas wajah Rima lalu keluar dari kamar adiknya.

"Hikss.." Rima kembali terisak sambil menyembunyikan wajahnya dilipatan lutut.

"Sakit mama!"

***

"INU KERTAPATI BERHENTI KAMU!" Teriak seseorang dibelakang seorang laki laki dengan seragam acak acakan yang berlari disepanjang koridor kelas sambil tertawa kencang, tak memperdulikan murid murid perempuan yang menatapnya sambil berdecak kagum.

Inu Kertapati.

Inu. Laki laki tampan, nyaris sempurna, laki laki yang dijuluki sebagai badboy-nya SMA Harapan.

"Huh! Si buncit mana bisa ngejar gue." Ucapnya bangga saat sudah berhenti berlari. Lagi lagi ia berhasil lolos dari kejaran guru BP. Hampir setiap hari laki laki itu jadi kejar kejaran guru BP, entah karna telat, membolos pelajaran, memecahkan kaca ruang guru, atau kesalahan kesalahan lainnya.

Inu kembali melanjutkan langkahnya menuju kelas tercintahhh. Saat akan memasuki kelas ia melihat seorang gadis yang ia kenal sedang berjalan terburu buru. Rima, teman sekelasnya. Lalu tatapannya beralih kearah sepatu gadis itu yang talinya belum diikat.

21 Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang