LS 10 : Ardi Ara

6 3 0
                                    


Happy Reading!

Cianjur, 31 Mei 2021

Langit semakin menggelap, senja perlahan menghilang digantikan dengan  bulan yang tampak bersinar begitu terang, mungkin malam bisa merasakan kebahagian seorang gadis yang tengah duduk dibalkon kamarnya, ditemani secangkir coklat panas.

Dia Ara. Tearasa Janyung Dyrah. Gadis cantik dengan rambut panjang sepunggung yang beterbangan karna angin malam.

Ia tersenyum mengingat masa kecil yang penuh kekonyolan dan kepolosannya. Yang ternyata sekarang membuatnya terus bersyukur bisa mengenal sosok laki laki kecil yang dengan polosnya memasangkan cincin dijari manis Ara.

Flashback on

"ARAA!" Teriak anak laki laki sambil berlari memasuki rumah minimalis itu. Dibelakangnya sang Mama hanya menggeleng heran.

"Aldi belisik!" Seru Ara kecil  yang duduk manis disofa, berdampingan dengan bundanya.

Anak laki laki itu mendengus kesal, berdiri didepan Ara dengan muka ditekuk lucu. "Ar.di bukan Aldi. Ara nyebelin banget sih!" Protes anak laki laki itu. Ardi. Feardifas Gepolon Guleya

"Kan Ala emang cadel." Jawab Ara polos.

"Terserah deh!" Kesal Ardi, lalu berjalan menghampiri sang Mama.

"Loh tadi katanya mau ngomong sama Ara toh?" Tanya Mama Ardi, yang milihat anaknya berbalik duduk bersamanya.

"Oh ya? Ardi mau ngomong apa sayang?" Tanya Mama Ara lembut.

"Gih sana ngomong!" Bujuk Mama Ardi lagi.

Ardi mengangguk, lalu kembali menghampiri Ara yang duduk disofa.

"Ara, kata Mama Papa Ardi, kita itu udah tunangan." Ungkap Ardi yang sudah duduk disamping gadis kecil itu.

"Tunangan?" Tanya Ara bingung, lalu dijawab anggukan antusian dari Ardi.

"Iya, kata Mama papa kalau tunangan, kita bisa sama sama terus sampai besar, sampai kakek nenek juga. Seru kan? Nanti kita bisa main terus sampai selamanya. Hehe!" Jelas Ardi dengan mata berbinar.

"Selius? Ala seneng banget!" Seru Ara sambil bertepuk tangan. Sedangkan kedua orang tua mereka hanya terkekeh pelan.

"Siniin tangan Ara!" Pinta Ardi meraih tangan kiri Ara. Lalu memasangkan cicin abu abu kecil ke jari manis Ara.

"Cantik." Gumam Ara memandang cicin yang sedikit longgar dijarinya.

"Ardi dapat cincin dari mana sayang?" Tanya Mama Ardi heran. Karna ia tak pernah memberikan putranya cincin.

"Tadi Ardi beli didepan sekolah Ma." Jawab Ardi lugu.

"Ada ada aja kamu. Gimana tau kalau tunangan harus pake cincin, hmm?" Tanya Mama Ara.

"Kata abangnya Ardi, bunda. Jadi Ardi beli itu aja." Jawab Ardi lagi.

"Makasih Aldiiiii!!"

Flashback off

Ara terkekeh mengingat hal itu. Ada ada saja. Tapi yang ia syukuri, kejadian konyol itu bisa awet sampai sekarang. Ia masih bersama Ardinya sampai detik ini. Dan ia berharap sampai kapanpun.

"Sayang!"

"Aku dibalkon." Jawab Ara saat mendengar suara laki laki.

"Kenapa disini? Masuk gih, dingin!" Ucap laki laki itu sambil mengusap pelan rambut Ara.

21 Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang