Betrayer

5.1K 337 47
                                        

Hari berlalu, pagi ini Renjun bangun lebih awal. Kemarin ia memang berencana ingin memasak untuk Jeno karena ia yakin Jeno akan suka dengan masakannya.

Jangan diragukan, Renjun memang pandai memasak, namun jadwal dan tugas kuliahnya yg membuatnya sibuk dan berakhir malas untuk memasak.

Jeno masih terlelap dibawah selimut, sedangkan Renjun ia sibuk dengan alat dan bahan memasak. Dengan telaten, ia memotong semua sayuran lalu kemudian dicuci dan siap direbus kedalam kuah kaldu yg sudah mendidih.

"Pasti Jeno suka, apalagi kuahnya kaldu sapi" Ucap Renjun sambil mengaduk aduk supnya.

Saat sup itu sudah matang, api ia matikan kemudian ingin dipindahkan keatas meja makan. Renjun memegang pegangan panci dengan hati hati, siapa sangka saat ia berjalan kearah meja makan, pegangannya meleset.

Kuah sup yg panas itu mengguyur tangan kanan Renjun, Laki laki itu mempercepat langkahnya agar cepat meletakkan panci itu di meja makan.

"Ahh panas panas"

Setelah meletakkannya di atas meja makan ia segera berlari membasuh tangannya dibawah aliran air mengalir, setelah itu mengeringkannya dengan tissu.

Renjun memperhatikan tangannya yg kemerahan, merasa tangannya akan baik baik saja dan hanya terasa sakit sebentar, ia lebih memilih membangunkan Jeno ketimbang mengobatinya lebih dulu.

"Sayang bangun" Renjun mengecup pipi Jeno lama.

"Mmm" Jeno perlahan membuka kedua matanya.

Lengan kekar itu langsung melingkari perut Renjun yg duduk di pinggiran ranjang dan kembali memejamkan matanya.

"Jenoo bangun, ayoo" Renjun menggoyang goyangkan tubuh Jeno.

"Iya sayang aku bangun" suara berat Jeno terdengar.

"Yaudah kamu cuci muka gosok gigi dulu sana, aku tunggu di meja makan ya"

"Hmm?" Jeno bingung mengapa Renjun akan menunggunya di meja makan, ada apa?

"Udah sana cepet"

Renjun melangkah pergi keluar kamar dan berjalan kearah dapur untuk menyiapkan piring, gelas dan alat makan lainnya. Tak lupa juga buah buahan yg mereka beli kemarin.

Sekitar 10 menit Renjun menunggu di meja makan, saat pintu kamarnya terbuka wajah Renjun jadi sumringah, itu adalah pertama kalinya ia memasak makanan untuk Jeno.

Namun saat Jeno keluar dari kamar mengenakan pakaian rapi, raut wajah senang itu perlahan berubah berganti dengan wajah bingung.

"Kamu sengaja pake baju rapi gini?" Tanya Renjun penasaran.

"Maaf sayang, aku harus pergi. Ryujin tadi nelfon aku, dia minta tolong anterin ke kantor kak Yuta katanya ada hal penting"

"O-oh yaudah gapapa" Renjun tersenyum pahit, hatinya sedikit sakit.

Jeno melirik meja makan, tertata dengan rapi sup, nasi, buah, beberapa lauk dan 2 piring kosong didepan masing masing kursi, "Maaf ya sayang aku tinggal dulu sebentar, setelah aku pulang aku makan disini kita makan bareng ya, ini kamu semua yg masak kan?"

"Iya" Renjun memaksakan bibirnya tersenyum sambil mengangguk.

"Tunggu aku ya" Jeno mengecup singkat kening Renjun lalu pergi.

Dalam hati Renjun, ia sangat sedih. Dengan sepenuh hati ia memasak dan menyiapkan ini semua untuk Jeno sang kekasih sampai tangannya terguyur kuah panas, namun Jeno tidak menolak dan memilih mengantar perempuan yg mungkin bisa saja pergi menggunakan taksi.

  Something 🔞   •NOREN•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang