13

1.2K 133 18
                                    


"Fyuh, akhirnya bisa kabur. Pesan apa ya?. "
Saat ini Wooyoung berada di suatu restoran di mall yang sudah ia rencanakan dari rumah. Ia kebingungan memilih menu dan menghabiskan waktu cukup lama hingga ia memutuskan pesanannya. Saat sedang melihat-lihat interior ruangan, ia salah fokus pada dua pasangan yang berbincang di pojok, mereka adalah Yuna dan San.

Wooyoung melotot, ia pikir dirinya sudah cukup jauh dari mereka.
'sejak kapan mereka disini?, ' batinnya.

Berusaha tidak peduli, Wooyoung pura-pura membaca buku menu sambil menutupi wajahnya dengan kertas tersebut, padahal matanya terus mencuri-curi pandang kepada mereka berdua. Saat makanan disajikan pun, ia tidak dapat fokus dan terus memperhatikan keduanya dari jauh. Yuna dan San terlihat sangat tenang meminum milshake yang mereka pesan, tanpa menghiraukan tatapan tajam Wooyoung yang seperti seorang stalker.

Wooyoung berhenti menyendok makanannya saat ia melihat wajah Yuna yang mendekat ke San. Ia penasaran dengan apa yang dilakukan wanita itu. Tidak hanya Yuna, San juga memajukan wajahnya dan menutup kelopak matanya.

"BRAKK. "
Wooyoung menggebrak meja saat Yuna dan San hampir berciuman. Aksi tiba-tibanya menarik perhatian pengunjung lain, begitu pula dengan dua sejoli yang diperhatikannya sedaritadi. Tidak sengaja netranya bertatapan dengan netra coklat milik San. Karena malu, Wooyoung langsung mengeluarkan uang, menaruhnya dimeja dan pergi dari restoran dengan terburu-buru.

"Dia kenapa?."
Ucap San samar.

***

Pukul 08.45, tepat di depan ruang musik, Hongjoong sedang berdiri sambil terus mengecek jam di pergelangan tangan kirinya. Hari ini adalah kelas Pak Daniel, yang mana mereka akan praktik piano. Pengumuman akan praktik hari ini sudah diumumkan dua hari yang lalu, kelas yang berisi 20 mahasiswa itu dibagi menjadi dua sesi, dan saat ini adalah sesi praktik Hongjoong dan Seonghwa.

Hongjoong keringat dingin, ia panik karena Seonghwa tidak datang, ia tidak ingin mengulang kelas di semester depan. Mengingat kondisi Seonghwa kemarin, pastinya Seonghwa akan kesulitan untuk datang ke kampus. Tapi bagaimanapun, nilai praktik ini sangat penting bagi kehidupan kuliah mereka berdua, apalagi Pak Daniel bukanlah dosen yang akan memberi keringanan untuk mahasiswanya.

Saat menunduk ia mendengar suara sepatu dari seseorang yang sedikit berlari, Hongjoong mendongak; seketika harapannya yang tadi runtuh kembali lagi. Seonghwa datang di menit-menit terakhir.

"hah hah.. Gue ga terlambat kan?. "
Seonghwa sampai dihadapan Hongjoong dan mengatur nafasnya.

"Akhirnya datang. "
Hongjoong mengelus dadanya dan tersenyum singkat. "Ayo masuk, sebenar lagi Pak Daniel datang. "
Kalimatnya dijawab dengan anggukan Seonghwa.

Tidak lama kemudian, Pak Daniel memasuki ruangan dan menjelaskan beberapa hal sebelum praktik dimulai. Dan akhirnya praktik dimulai, mereka maju satu-per satu dengan pasangannya. Kalau boleh jujur, Seonghwa merasa terpana dengan kemahiran temannya yang lain, ia menjadi lebih gugup dari sebelumnya. Hongjoong dengan wajah tengilnya hanya memperhatikan dengan seksama, tidak gugup maupun panik. Rasa paniknya sudah lewat saat Seonghwa berhasil datang ke kampus dengan kondisi sehat. Ia cukup senang karena Seonghwa tidak terpuruk seperti saat 'itu', pria ini sudah berkembang.

Tibalah giliran Hongjoong dan Seonghwa, mereka duduk di bangku masing-masing tanpa mempedulikan Pak Daniel yang berada di hadapan mereka. Setelah beberapa menit memainkan lagu Right here waiting by Richard Marx dengan sangat baik, keduanya mendapat tepukan tangan gemuruh dari dosen dan teman sekelas. Lagu yang mereka pilih sangat bagus, dan jari-jari mereka yang tidak kaku saat menekan tuts menjadi nilai plus untuk mereka, ditambah suara Seonghwa yang menggema menambah keharmonisan diantara keduanya. Seonghwa dan Hongjoong mendapat nilai A+.

Loving You || JoonghwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang