21

807 91 0
                                    

   Setelah melewati malam yang panjang, akhirnya ia membuka kedua matanya. Timbul kernyitan di dahi ketika nyeri menjalar di kepala. Pria bersurai hitam itu enggan bangun dari posisinya. Ia melihat ke sekitar, dilihatnya kamar yang di penuhi dengan pernak-pernik Anime. Ini bukan kamarnya, dan jelas ia tahu ini kamar siapa. Kamar Si Wibu, Song Mingi.

    Awalnya ia tidak ingin ambil pusing dan lanjut rebahan saja, tetapi ia bertanya-tanya mengapa Mingi membawanya ke mari, dan bukan ke rumahnya. Hongjoong akhir-akhir ini sering kumat, dan Mingi atau teman yang lain akan membawanya pulang ke rumah. Tapi kali ini, dia bangun di kamar Mingi. Perasaannya menjadi gelisah tanpa alasan.

    Ia menyambar handphonenya yang tergeletak di atas nakas, mendial nomor Mingi untuk melakukan panggilan video. Panggilan itu di jawab, menampilkan wajah bangun tidur Mingi dan rambut yang acak-acakan, sama halnya seperti Hongjoong. Mingi tidak bicara, ia masih kesulitan untuk membuka matanya yang berat, lagipula ia tahu bahwa yang menelponnya adalah Hongjoong.

   Sesaat sebelum Hongjoong bertanya, ia melihat pergerakan kepala seseorang di dada telanjang Mingi, walau tidak melihat wajahnya, Hongjoong yakin orang itu adalah Yunho. Sialan, di saat ia sedang sakit, Mingi malah menghabiskan malam dengan kekasihnya.

"Nyaman, ya? Ck. Sahabat lagi sakit, malah pacaran. "

Mingi sudah membuka matanya lebar, ia cengegesan dan mengecup pucuk kepala Yunho yang tertidur nyenyak di dadanya. "Gue yang gotong Lo! Lagian, ada Seonghwa, dia yang jaga Lo semalaman. "

   Hongjoong tersentak, Seonghwa? Tidak ada tanda kehadiran lelaki itu di kamar. Kemudian, ia menyadari adanya jaket kulit berwarna hitam yang tergantung, persis seperti milik Seonghwa tadi malam. Tak disangka, Seonghwa yang merawatnya selamalam suntuk. Pria ini pun mengingat kembali alasannya menelpon Mingi.

"Ah, iya, kenapa ga bawa Gue ke rumah aja? "

"Rumah Lo kosong, kunci cadangan juga ga ada, " ucap Mingi yang menggosok matanya.

   Hongjoong semakin gelisah, ia tahu kedua orang tuanya sibuk bekerja. Namun, adiknya tidak, Hyunjin seharusnya ada di rumah, dan juga ia membawa kunci cadangan. Hongjoong bangkit dari tempat tidur, berniat mencari adiknya.

Mingi yang melihat raut khawatir di wajah Hongjoong langsung menghentikannya. "Eh, mau kemana Lo? Nyari Hyunjin? Kemarin dia bilang, dia nginep di rumah temannya. Lo mau ninggalin Seonghwa? Tau diri dikit lah. "

Hongjoong tersadar. Bahkan, rasa sakit di kepalanya kalah besar dibandingkan dengan rasa khawatirnya kepada Hyunjin, sampai ia lupa akan Seonghwa.

   Setelah selesai menciumi pipi gembil Yunho dan mendapat jambakan dari pria itu, Mingi kembali fokus kepada Hongjoong yang terdiam. "Gue liat dia ga ada di sekitar Lo, kayanya di toilet. "

  Benar, Seonghwa ada di toilet, tidak ada suara dari dalam sana, karena Mingi mendesain toilet itu menjadi kedap suara.

Hongjoong mengangguk, "Oke, makasih tentang semalam. Gue tutup dulu."

   Panggilan pun diakhiri Hongjoong. Ia mengusap wajahnya dengan kasar. Seonghwa telah merawatnya semalaman, padahal bisa saja dia meninggalkannya sendiri. Rasa sayang yang sebelumnya ia tolak itu menjadi semakin besar, dan berganti menjadi rasa cinta.

   Di sisi lain, Seonghwa sedang mencuci wajahnya dengan sabun cuci muka milik Mingi. Dengan busa di wajah, ia mengingat peristiwa semalam.

'Hongjoong, jangan remat bahuku, s-sakit. ' Seonghwa berusaha menyingkirkan tangan yang meremat bahunya.

Hongjoong yang ada di hadapan Seonghwa terus meracau dengan kalimat yang tidak ia mengerti. Tembakan? Hujan? Semua itu tidak ada.

"Hongjoong, sadar! "

Loving You || JoonghwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang