20

1.2K 110 11
                                        

    Pintu berbahan kayu jati tersebut dibanting dengan kuat, Seonghwa benar-benar kesal kali ini. Karena penasaran dengan apa yang dilakukan Hongjoong, dia diam-diam mengintip dari kejauhan. Seonghwa dengan jelas melihat senyuman Hongjoong yang mengembang ketika menyantap makanan yang diberikan Elena. Seonghwa tidak tahu makanan apa itu, tapi ia merasa kesal karena rencananya untuk memberikan Hongjoong makanan didului oleh Elena. Saking cemburunya, Seonghwa memutuskan untuk pulang, dan melupakan jadwal latihan Taekwondonya.

    Tungkainya dihentakkan ke lantai hingga berbunyi. Raut wajah yang tadinya menunjukkan kekesalan berubah menjadi cemas ketika ia melihat punggung seseorang yang berjalan menuju tangga. Seonghwa tidak takut, ia langsung menendang pria tidak dikenal tersebut menggunakan Dwichagi, atau yang biasa dikenal dengan tendangan belakang. Pria berambut merah muda itu tersungkur ke lantai, terdengar ringisan darinya.

   Seonghwa mengunci kedua lengan pria itu ke belakang, dan mendudukinya agar tidak dapat berdiri. Ia berteriak memanggil kakaknya,  "Abang! Ada maling!."

Tidak lama, Chanyeol datang dari arah dapur. Dengan tergesa dirinya mendorong Seonghwa dari pria tersebut, ia membantunya berdiri dan memperhatikan setiap inchi dari tubuh pria manis itu. Chanyeol menatap Seonghwa dengan tidak santai, "Maling? Dia pacar Gue! "

Lantas pernyataan singkat tersebut membuat Seonghwa bungkam. Pacar? Yang benar saja. "Se-sejak kapan?, " ia membungkukkan tubuhnya, "maaf! "
Ia kembali menegakkan tubuhnya setelah meminta maaf.

"Dasar, dia jadi sakit kan!"

"Udah, gue ga apa-apa, " Pria itu tersenyum kepada Seonghwa, dia tahu kejadian tidak terduga seperti ini hanyalah refleks dari sang Adik. "Gue Baekhyun, salam kenal. "

"Gue Seonghwa, maaf sekali lagi."

    Seonghwa memperhatikan Baekhyun dari atas sampai bawah. Cantik? Iya, manis? Iya, dirinya bertanya-tanya pelet apa yang digunakan abangnya itu, sehingga bisa mendapatkan pacar semanis Byun Baekhyun.

    Seonghwa menunjuk abangnya, "Mentang-mentang orang tua ga dirumah, bawa pacar sembarangan! "
Ia tidak terima Abangnya membawa pacar tanpa memberi tahunya, apalagi dengan kondisi rumah yang sepi seperti ini.

"Yeuh, bilang aja iri. Sana masuk kamar, hush hush."

    Tidak menjawab, malahan Seonghwa  mengancungkan jari tengah pada Chanyeol dan menaiki tangga untuk pergi ke kamarnya.

    Sesampainya di kamar, Seonghwa merebahkan tubuhnya di ranjang. Manik matanya menatap langit-langit kamar yang dihiasi dengan setiker bintang dan bulan yang dapat menyala di kegelapan—dirinya sendiri yang memasang setiker tersebut. Ia teringat besok malam adalah pertandingan Hongjoong, pertandingan pertama setelah komunitas tersebut diresmikan. Ia berpikir untuk tampak bersinar esok malam, sebut saja ingin caper.

    Di genggamannya sudah ada handphone yang ia tempelkan pada salah satu daun telingannya, Seonghwa menelpon Jaehyun yang sedang bekerja. Ia ingat, Jaehyun mempunyai motor besar di bagasi. Panggilan dijawab, "Hallo, Ayah. Aku mau pinjam Moge Ayah, boleh? "

Jaehyun menjawab, "Boleh, sayang. Pakai aja yang xxx. Mau nonton balapannya Hongjoong ya?  Dasar, anak muda. "

"Nggak, itu kan mahal banget. Aku pakai yang satunya aja. Dan, kok Ayah tau besok Hongjoong tanding? "

Disebrang sana Jaehyun tersenyum miring, apa anaknya meremehkan? "Tau dong, Ayah kan hebat. Ahahah," tawa beratnya menggema.

"Terserah, deh. Aku tutup dulu, ya. Daah. "

Panggilan berakhir. Seonghwa menaruh Hpnya di nakas, ia kembali merebahkan diri dan tersenyum penuh harapan, "Pasti keren banget! "
Tidak lama Soenghwa tertidur tanpa mandi ataupun mengganti pakaian terlebih dahulu, dan juga ia tidak memperdulikan fakta bahwa ada satu orang asing di rumahnya.

Loving You || JoonghwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang