Kematian Arlong

1.1K 127 17
                                    

Setelah berlayar selama setengah jam,akhirnya Merry sampai juga di pinggiran pantai desa Cocoyasi.

Ciri khas yang paling mencolok dari desa kelahiran Nami adalah pohon jeruk yang banyak tumbuh disana.Masyarakat didesa Cocoyasi memang paling banyak berprofesi sebagai pedagang dan jarang dari mereka yang bekerja sebagai nelayan.Tapi mungkin keadaan itu tak luput dari tekanan Arlong yang merupakan manusia ikan.

Kami kemudian turun dari Merry.Nami berjalan duluan dengan tertatih-tatih (tahu sendirilah kenapa) menuju kedalam desa.
Aku Zoro mengikuti dari belakang sedangkan Sanji dan Usopp pergi ketempat lain untuk mengerjakan tugas yang kuberikan.
"Sencho apa kau yakin dengan rencana ini"tanya Zoro disampingku.

Aku mengangguk menjawabnya.

"Tapi kenapa kita harus berpura-pura menjadi anak buahnya"ucap Zoro tidak suka sambil menunjuk Nami.

Dari depan Nami terkikik geli mendengarnya.
"Hihihi..panggil aku Nami Sencho, Zoro"ucapnya sambil menoleh kebelakang lalu ia mengedipkan matanya kepadaku.

Aku diam saja tak bereaksi,sebab ada Zoro didekatku.
Tapi justru reaksiku barusan membuat Nami cemberut karena mengira aku tidak menyukainya.

"Hmmmppphh....habis manis sepah dibuang"ucapnya sambil membuang muka.

Mendengar itu,aku hanya menghela nafas panjang.
"Haaaahhhh"
'Taulah tempat pencuri kecil'batinku.

Zoro yang melihat wajahku yang lelah karena sifat Nami menjadi sedikit kesal.
"Hey Wanita...kalau kau begitu terus Sencho pasti meninggalkanmu"

Aku terkejut mendengarnya sedangkan wajah Nami langsung berubah murung.
Nami menghentikan langkahnya dan menungguku sampai didekatnya.

"Benarkah itu"

Aku menyeringai melihat wajahnya yang menunduk tidak berani menatapku.
Tapi sebelum aku menjawab,aku menyuruh Zoro untuk jalan terlebih dulu.
Zoro menurutinya saja karena dia memang tidak peduli dengan urusan percintaan.

"Mungkin-"jawabku berhenti sebentar dan melihat seperti apa reaksinya.

"Lu-"wajah Nami seakan mau menangis.

"Tidak..hehehe"lanjutku sambil terkekeh padanya.

"Mooo.....jangan menggodaku napa"ucap Nami manja sambil kedua tangannya memeluk lenganku.
Lalu kepalanya menyender kebahuku dan ia mulai bicara lagi,
"Aku tidak bisa hidup tanpa kamu Binatang busuk"

Aku tersenyum dan mengecup kepalanya.
"Jangan khawatir aku tidak akan meninggalkanmu"

Wajah Nami sangat senang mendengar itu tapi juga membuatnya besar kepala.
"Aku tahu,kamukan juga tidak bisa hidup tanpa ku, iyakan Luffy-kun"

"Iya iya iya,yang penting kamu bahagia"jawabku asal-asalan.

Dan jawabanku tadi membuat pelukan tangan Nami semakin erat.
"Hehehe...semoga didalam perutku sudah tumbuh benihmu Luffy-kun"

"Semoga Nami-chan Semoga..."

'Oh God,semoga jangan dulu'batinku berdoa dalam hati.
Jujur saja mempunyai anak diawal perjalanan akan sangat merepotkan bagi kami.Tapi kalaupun Nami betulan hamil maka apa boleh buat, mungkin aku akan menyewa beberapa baby siter untuk anak kami kelak.

'Vivi mungkin kandidat baik untuk menjadi baby sister atau Tashigi dia juga cocok sepertinya'
Aku kembali menatap wajah Nami dan Nami kelihatan sangat senang sekali.

'Haaaahhhh....Mungkinkah nasibku akan seperti Oden'
Seperti halnya Oden yang istri nya melahirkan dikapal Roger, mungkinkah kelak nasibku juga sama.
Hanya waktu yang membuktikan.

Reinkarnasi Sebagai LuffyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang