-WARNA-
ooo
Lyla sampai di depan ruangan musik SMA Banyu Jaya sekarang. Dia membututi Javier sembari merapikan lagi snapback di atas kepalanya sebelum masuk kedalam.
Lyla jarang menginjakan kaki di ruangan ini—kecuali saat kelas musik—walaupun dia akan selalu bolos di jam pelajaran Pak Omar, sang guru seni budaya dan musik SMA Banyu Jaya.
Ruangan itu berukuran besar dan lebar, lebih lebar dari pada ruangan kelas dan berisi berbagai macam alat musik dengan berbagai jenis, termasuk piano, tuba, drum, biola, microfon, angklung yang tergantung di dinding bersama berbagai macam jenis gitar, speaker, dan masih banyak lagi.
Langkah Lyla terhenti kala menatap tiga orang lainnya yang ternyata berada disini juga—itu si cengeng Abby, si murid baru sewot, dan Janine.
Mereka sama kagetnya ketika melihat presensi seorang berandalan sekolah yang jarang terlihat saat pelajaran musik akhirnya masuk kedalam ruangan ini bersama si vokalis band kebanggaan sekolah, Javier Banyubakti.
Lyla bisa melihat dengan matanya sekarang, ketiga gadis itu berbisik-bisik sesuatu dan ia yakin itu pasti tentangnya, bukannya dia gr atau semacamnya, tapi lihatlah tiga gadis itu berbisik sembari melirik-lirik padanya, terutama Jade dan Abby.
"Ly, duduk gih."
Javier menepuk pundak Lyla menyuruh dengan nada pelan membuat Lyla melirik saja.
"Lo gabung sama mereka, gue mau ambil gitar dulu dikelas," ucapan Javier membuat Lyla melotot kesal.
WTF! Masa dia harus disini bersama ketiga cewek bodoh ini?!
"Kalau gitu lo harusnya ambil gitar dulu baru ngajak gue kesini!" protes Lyla dengan kesal.
Javier terkekeh, "Kalau gue ngajak lo ke kelas dulu, lo pasti nggak mau gue ajak lagi kesini."
Javier kembali memasang senyum manisnya pada Lyla, "Masa preman takut, sih? lo sama polisi aja nantang, masa sama tiga cewek itu aja uring-uringan gini."
"Siapa yang uring-uringan!" sentak Lyla dengan wajah cemberut. Javier tertawa pelan, "Ya udah, duduk sana. Gue pergi dulu, nggak lama kok."
Usai Javier pergi dari sana, Lyla terdiam menatap punggung Javier yang mulai menghilang. Ia meremas celana olahraganya merasa canggung, gadis itu berdiri memunggungi ketiga cewek yang duduk disana, kecuali Abby yang duduk diatas kursi dengan gitar putihnya dan stand mic di depannya yang sudah siap sedari tadi.
"Lyla? Duduk sini."
Lyla hanya diam meskipun tau kalau Janine sudah mengajaknya. Dia bisa merasakan sekarang langkah seseorang mulai mendekat kearahnya, gadis itu berbalik saat merasa tangan seseorang itu menariknya.
Janine tersenyum lalu duduk ditempatnya semula tapi sekarang juga bersama dengan Lyla yang terpaksa ikut duduk di sebelah Janine. Jade meliriknya dengan tampang sinis sementara Abby hanya dengan wajah tanpa ekspresi.
Hening.
Sudah selama dua menit saling diam. Walaupun Lyla sudah berpuluh kali mengutuk dan memaki Javier di dalam hatinya, kenapa lama banget, sih.
"Emm, Lyla."
"Ly.."
Janine memanggil membuat Lyla mau tidak mau akhirnya menoleh--seakan lupa kejadian yang terjadi di empang lele tempo hari lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐖𝐀𝐑𝐍𝐀
Teen Fiction❝Menang ada bagi mereka yang berani.❞ Jade, Janine, Abby, dan Lyla adalah keempat siswi yang lahir dengan permasalahan yang berbeda lalu di pertemukan oleh takdir dalam satu sekolah yang sama. Jade Paramoedya, si keras kepala yang menjunjung tingg...