-WARNA-
note's
1. Jika dalam cerita terdapat kesamaan tokoh, tempat, dan kejadian adalah murni kebetulan.
2. hope u enjoy dan selamat membaca^^!
00000
Jade menatap tajam dua orang di depannya. Gadis berambut hitam legam itu menggertakkan giginya menatap semakin geram. Tangannya mengepal tak terima dengan tuduhan yang di ajukan padanya.
Jade Paramoedya, gadis usia enam belas tahun itu tetap kekeuh dengan pendiriannya.
"Saya sudah bilang bukan saya yang membuat Sharon terluka," ucap Jade bernada tajam menatap kian menantang guru bimbingan konseling sekolah dan wali murid.
Toh, memang bukan salahnya.
"Saya nggak mau, pokoknya anak ini harus tanggung jawab atas kesalahannya. Ibu dan bapak tidak mau kan saya tuntut sekolah ini?!" ancam wanita itu membuat Jade kembali melototkan matanya, apa-apaan ini?
Gadis itu menggebrak meja dengan perasaan muak.
"Mana bisa begitu, bu!" protes Jade semakin menaikan intonasi suaranya membuat si ibu tadi mendesis kian kesal.
"Jade!" bentak Miss Dean tajam.
"Loh memang salah kamu kok, saya nggak mau tau pokoknya anak nggak sopan ini harus di hukum atau kalau bisa keluarin aja."
Jade semakin dibuat kesal, ia tak suka keadaan seperti ini dan kenapa guru-guru malah membela yang jelas-jelas salah disini? Jade benar-benar tidak mengerti.
Tadi pagi tiba-tiba saja ia di panggil ke ruang BK dan langsung dicerca habis-habisan dengan ibu-ibu tua nan menor di depannya ini dengan tuduhan mencelakai anaknya—Sharon, teman sekelas Jade yang memang memiliki sifat menjengkelkan.
Tapi Jade tidak segila itu sampai membuat Sharon depresi dan akhirnya menggores-gores tangannya menggunakan silet atau biasa disebut self harm.
"Memangnya ibu punya bukti kalau saya yang bikin Sharon depresi?!" nyolot Jade dengan tatapan menikamnya, entah keberanian dari mana tapi Jade yakin seratus persen kalau ia sama sekali tak terlibat dengan hal-hal buruk ini.
Sharon memang sering berdebat dengan Jade dan mereka sering berantem karena hal-hal sepele tapi Jade tidak sampai hati kalau membuatnya menjadi seperti ini.
"Jade!"
Sentak Miss Dean lagi membuat ruangan menjadi sepi dan lenggang meskipun atmosfir nya terasa tidak menyenangkan sama sekali di dalam sana. Tapi tatapan Jade tak akan beralih dari si ibu-ibu itu.
"Sopan santun, Jade. Jangan memperkeruh suasana, jangan kurang ajar kamu sama orang tua!"
Shit? Are you kidding me?
Jade yang memperkeruh suasana? tangan Jade mengepal geram, mengapa sekarang ia yang merasa terpojokan? matanya berkilat dengan tatapan kian merasa ringam.
"Jade, meminta maaf saja apa susahnya, sih? Kamu—"
"Memang bukan salah saya, kenapa saya harus minta maaf sama ibu ini? lagian menuduh tanpa bukti, saya bahkan nggak sedekat itu dengan Sharon."
Jade mengeluarkan pembelaannya dengan lantang dan kali ini berusaha setenang mungkin, mulutnya sudah hampir berbuih berdebat selama beberapa jam dengan ibu ini yang mengaku sebagai ibunya Sharon.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐖𝐀𝐑𝐍𝐀
Novela Juvenil❝Menang ada bagi mereka yang berani.❞ Jade, Janine, Abby, dan Lyla adalah keempat siswi yang lahir dengan permasalahan yang berbeda lalu di pertemukan oleh takdir dalam satu sekolah yang sama. Jade Paramoedya, si keras kepala yang menjunjung tingg...