-WARNA-
Abby melirik jam tangannya, pukul 9.30 yang artinya sudah hampir sejam Janine belum tiba di kelas sejak pagi tadi izin kepada mereka untuk menemui sang pacar.
Gadis berdarah campuran itu melirik kearah Ms. Erin yang sedang menjelaskan tentang molekul atom—Abby menggigit bibirnya merasa gusar dan khawatir, meskipun ia tau kalau Janine selalu seperti ini dan pasti akan kembali ke kelas nanti, tapi entah mengapa tiap kali gadis itu izin bertemu dengan pacarnya pasti Abby selalu merasakan feeling...buruk?
Abby melirik Ms. Erin yang sedang sibuk menjelaskan pelajaran melalui leptopnya sebelum nekat mencolek pundak Jade yang duduk di depannya.
"Pst....Jade."
Jade memilih untuk pura-pura tidak tau dari pada ia harus ditegur oleh Ms. Erin, ia tak mau membuat masalah pada hari kedua di sekolah baru tapi Abby sendiri tidak menyerah untuk membuat Jade menoleh padanya, ia cemas sekarang.
"Jade...pst..pst."
"Jade...nengok dong."
"Ish..Jade.."
Fine!
Jade terlebih dahulu melirik kearah Ms. Erin yang saat ini sedang mengetik sesuatu di laptopnya, baru gadis itu berani menoleh sedikit pada Abby yang menatapnya dengan alis menekuk, kenapa lagi gadis ini.
"Apa?" bisik Jade pelan dengan malas.
Abby mendekatkan dirinya lagi pada Jade, "Janine, belum balik juga dari tadi, lo nggak khawatir gitu?"
Jade tertegun, Abby benar. Sudah hampir dua jam Janine belum kembali.
"Mungkin bolos, By."
Abby berdecak samar, "Ya, juga sih."
"Tapi Jade, gue taku--."
"Abby Sasha Alasya sama kamu murid baru, maju kedepan!"
Shit.
Jade mendesah samar sambil memutar matanya malas dan Abby dengan tampang cemasnya--gadis itu meneguk salivanya kasar, suara Ms. Erin membuat seluruh murid di kelas itu menjadi diam dan suasana menjadi sunyi.
"Kalian berdua ayo maju."
Ms. Erin membenarkan kacamatanya, bersuara dengan nada yang tajam. Jade berjalan lebih dulu lalu disusul oleh Abby untuk maju kedepan. Kedua gadis itu langsung berhadapan dengan tubuh Ms. Erin yang gempal, Abby menunduk takut sementara Jade memasang tampang datarnya.
"Ngobrolin apa kalian tadi? Saya lihat sepertinya seru," sindir Ms. Erin membuat Abby semakin bersembunyi di belakang tubuh Jade, gadis itu terlalu takut dan malu dengan situasi sekarang—hanya sebagai informasi, kalau Abby merupakan salah satu murid teladan yang tidak pernah melanggar aturan.
Jade diam saja, lagipula ia bingung harus menjawab apa.
"Denger nggak pertanyaan saya? Kalian ngomongin apa?" tanya Ms. Erin lagi.
"Privasi, Ms."
Jade berucap tegas membuat Abby mendadak menjadi merinding mendengar itu.
Ms. Erin diam mengangkat alisnya sebentar lalu mengangguk-anggukan kepalanya, "Yasudah, Ms hukum saja bagaimana? Saya mau kalian lari sepuluh keliling lapangan, sekarang."
"Gara-gara lo, nih By!"
Jade menggerutu kesal tapi kakinya tidak berhenti berlari. Abby meringis merasa penat dan napasnya menjadi tersengal-sengal. Jade mengomel sedari tadi membuat kepala gadis pirang itu menjadi pusing tapi ini memang salah diia juga dan nggak seharusnya ngajak ngomong pas pelajaran Ms. Erin tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐖𝐀𝐑𝐍𝐀
Teen Fiction❝Menang ada bagi mereka yang berani.❞ Jade, Janine, Abby, dan Lyla adalah keempat siswi yang lahir dengan permasalahan yang berbeda lalu di pertemukan oleh takdir dalam satu sekolah yang sama. Jade Paramoedya, si keras kepala yang menjunjung tingg...