-WARNA-
Lyla Gema Dharma, gadis usia enam belas tahun dan tepat dua minggu lagi akan genap berusia tujuh belas itu baru saja tiba di ruang keluarga rumahnya yang dia sendiri jarang berada di ruang keluarga ini, biasanya Lyla ketika pulang langsung masuk ke kamar, ruang makan, lalu kelayapan lagi entah kemana.
Tapi agaknya kali ini berbeda.
Gadis berambut cat pirang luntur itu menaruh sembarangan tas sekolahnya di sofa ruang keluarga lalu menatap lemari-lemari yang berisi piala-piala, piagam penghargaan, dan berbagai medali serta foto-foto yang terpajang rapi disana.
Namun, mata Lyla malah terfokus pada presensi Mbok Sih yang sedang berkutat dengan lap—sedang membersihkan piala-piala itu sampai mengkilap.
"Neng Lyla udah pulang?"
Sambut Mbok Sih tersenyum dengan wajah yang sudah di penuhi kerutan, usianya mungkin sekarang sudah menginjak hampir setengah abad mengingat dulu Mbok Sih sudah berkerja lama di keluarga Lyla sejak ia masih di taman kanak-kanak.
Lyla berdeham saja sambil tersenyum tipis, ia lantas duduk di samping Mbok Sih yang sibuk mengelap satu persatu piala-piala, figura, dan medali-medali disana.
"Sudah makan belum? Kalau belum makan saja dulu."
"Udah, kalau Mbok?"
Mbok Sih tersenyum, "Kok tanyain Mbok? Kamu tuh yang harusnya di khawatirin."
Lyla tersenyum mendengar ucapan Mbok Sih. Gadis itu bergumam asal mengambil tempat di samping Mbok Sih lalu menekuk lututnya dengan mata yang melihat satu persatu foto-foto lama itu.
Lyla bahkan ingat kalau dulu mama selalu memotret Lyla kapanpun dan apapun kegiatannya sampai Lyla kecil dulu pernah protes. Matanya tak sengaja menatap ke salah satu foto Lyla dengan wajah menahan kesal tapi tetap saja di pajang di figura dengan tulisan,
'Lyla ngambek nggak suka di foto, 16 April 2014.'
"Mama, foto-foto Ly terus!"
"Hehe, anak mama manis soalnya."
Lyla menarik sudut bibirnya kala seperti suara-suara menghampiri ingatannya, semuanya baik-baik saja sebelum ambisi menyerang, setidaknya itu yang Lyla pahami sekarang.
"Neng Lyla coba lihat ini."
Lyla tersentak lalu memerhatikan sebuah foto seorang gadis cilik tersenyum lebar ke-arah kamera sembari memegang piala yang ukurannya bahkan lebih besar dari tubuh gadis kecil itu.
'Juara 1 di lomba pertama, 12 Januari 2010.'
"Ingat nggak? moso lali."
Lyla mengangguk, itu foto dirinya saat masih menginjak kelas dua sekolah dasar, saat itu lomba dance pertamanya dan berhasil meraih juara pertama.
"Mbok ingat betul dulu kamu teriak-teriak dari luar pagar rumah kegirangan sambil berusaha ngangkat pialanya terus teriak 'Mama! Ly jadi juara lomba!!' lari-lari sampai ngegelinding di lantai dan untung aja ada papamu yang langsung gendong terus ngajak ke market ujung lorong beliin es krim minion."
Lyla ikut terkekeh mendengar cerita Mbok Sih sekaligus kembali mengingat kejadian itu, papa yang menenangkannya dengan sogokan lima bungkus es krim minion walaupun pulang-pulang langsung dimarahi mama karena nanti bisa sakit tenggorokan kebanyakan makan es.
"Mbok Sih sama mamamu juga sampai repot dulu merapikan piala-piala ini karena tiap ada lomba pasti kamu ikut dan beruntungnya anak manis ini selalu juara."

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐖𝐀𝐑𝐍𝐀
Fiksi Remaja❝Menang ada bagi mereka yang berani.❞ Jade, Janine, Abby, dan Lyla adalah keempat siswi yang lahir dengan permasalahan yang berbeda lalu di pertemukan oleh takdir dalam satu sekolah yang sama. Jade Paramoedya, si keras kepala yang menjunjung tingg...