12. Insane

132 28 0
                                    

-WARNA-

note's 

1. Jika dalam cerita terdapat kesamaan tokoh, tempat, dan kejadian adalah murni kebetulan.

2. Hope u enjoy dan selamat membaca!^^

ooo

"Rumah Abby dimana?"

Dahi Jade mengerut tipis menatap heran gadis di depannya ini. Jade masih tak mengerti kenapa Lyla tiba-tiba mencari Abby?

Situasi halte bus sekolah saat ini sedang sepi,  Jade baru ingin pulang setelah selesai latihan basket hariannya bersama team kelas IXC lalu tiba-tiba saja sebuah motor lewat dengan kecepatan yang kencang namun tak lama motornya kembali memutar arah dan berhenti tepat di depan Jade.

Dan si pengendara ternyata tidak lain dan tidak bukan--Lyla Gema Dharma.

"Gue nanya sekali lagi ke lo, rumah Abby dimana?"

Jade masih mengeryit tak mengerti, "Lo nanya rumah Abby ke gue?"

Lyla memutar matanya malas dan mengangguk cepat.

"Gue nggak tau, Lyla."

Jade menjawab jujur, Lyla menatapnya menyelidik dengan tajam membuat Jade agak memundurkan langkahnya berjaga-jaga kalau semisalnya Lyla punya otak psycho. 

"Gue serius."

"Temen kok tapi nggak tau rumah," cibir Lyla samar yang masih dapat terdengar oleh Jade, Jade sontak ingin mengomel tapi terhenti saat Lyla kembali berbicara.

"Naik, gue anter pulang."

Jade tersentak kaget, Lyla mengucapkannya dengan datar.

"Naik, Jade. Bus jam segini udah lewat tadi siang dan kalau lo mau nunggu, tunggu aja sampai tiga jam lagi."

Jade menatap Lyla dengan mata memicing ragu dan penuh curiga lalu melirik jam tangannya yang sekarang sudah menunjukan pukul setengah sembilan malam, sudah lumayan larut.

Jade diam sesaat mewanti-wanti menatap Lyla curiga lalu akhirnya meyakinkan diri memutuskan naik ke motor Lyla.

"Lo nggak bakal bawa gue ke tempat aneh-aneh kan, Ly?" tanya Jade penuh curiga.

Lyla menarik sudut bibirnya, membenarkan kaca spion, lalu menarik gas dengan kecepatan yang lumayan tinggi membuat Jade di belakang sana terlonjat kaget--hampir terjengkang kebelakang kalau tadi terlambat berpegangan pada bahu gadis itu. 

Lyla ingin tertawa ngakak melihat wajah Jade tadi lewat kaca spion, Lyla sialan memang.

ooo


Abby menatap layar ponselnya sambil menidurkan kepalanya di atas tumpukan buku-buku yang terbuka dan tergeletak di meja belajarnya, awalnya berniat membaca tapi mulai merasa bosan dan agak pusing kalau melihat tulisan rumus-rumus membuat matanya berkunang-kunang.

Sedari tadi terpaku beberapa saat menatap sebuah poster digital pemberitahuan informasi audisi kontes menyanyi yang di selenggarakan salah satu stasiun televisi terkenal—kalau dia ikut audisi bisa jadi menjadi peluang untuknya lebih mudah mencapai apa yang ia impikan selama ini tapi.... melihat situasi rasanya jadi nggak mungkin.

"Tanggal 5 artinya tinggal beberapa minggu lagi..." gumamnya resah.

Bukan waktu yang cukup singkat bagi Abby.

𝐖𝐀𝐑𝐍𝐀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang