『 𝙲𝚑𝚊𝚙𝚝𝚎𝚛 𝙾𝙾𝟺 ♡ 』

52 10 21
                                    

Votmenya silahkan~

『Anti-Romantic♡』

Pulang sekolah, 16.10 sore.

Detik jam terus berputar, langit juga mulai menampakkan warna indahnya, jingga bercampur dengan warna ungu, membuat siapa saja yang melihatnya akan terdiam sejenak untuk menyegarkan mata.

Bel pulang pun sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu, kini di kelas hanya tersisa Sora dengan beberapa anak yang memang mendapatkan jadwal piket mereka, namun sekarang hanya tersisa Sora saja di kelas.

"Hah...katanya pada mau pinjem kain pel, tapi ko gak balik balik sih?" Gerutu Sora, seraya memegangi pinggang nya yang terasa mulai sakit akibat menyapu kelas.

Sora melihat ke arah jam tangannya, lalu beralih ke arah kursi teman temannya yang ternyata, "Astaga... ternyata pada cabut?! Ck! Nyebelin banget sih!" Sora melemparkan sapu di tangannya ke sembarang arah.

Tas teman temannya itu entah bagaimana sudah tidak ada di kursi mereka, dan tidak tahu juga bagaimana Sora tidak sadar saat mereka ingin pergi.

Sora menarik satu kursi yang paling dekat dengannya, mengurut pelipisnya sedikit demi sedikit. Seharusnya jika teman temannya ada, ia sudah pulang sejak beberapa menit yang lalu, tetapi karena ia mengerjakan piket ini sendiri, memang akan memakan waktu yang lama.

"Duh..mana tugas sekolah sama laporan belum selesai... Gue mau pulang jam berapa ini?" Keluh Sora, dengan raut wajahnya yang hampir menangis.

Memang, jika sudah terlalu letih, Sora akan lebih mudah untuk menangis. Terlebih lagi ia mengingat tentang tugas tugasnya yang menumpuk di meja belajar....

KRITT!!!

Sora menoleh saat suara pintu belakang terbuka, ia menghapus air matanya dan membuang muka dari sosok yang baru saja masuk ke dalam kelas.

"Ra? Lo, ngapain?" Tanya Jake seraya mengambil sesuatu dari loker mejanya.

"Piket" Sora langsung bangun dari duduknya dan berjalan ke arah belakang, ia hendak menaruh sapu dan akan meminjam kain pel di ruangan kebersihan sekolah.

Saat Sora menaruh sapu di dalam lemari, Jake memperhatikan wajah Sora yang seperti habis menangis.

"Gue bantu ya? Lo tunggu sini aja, gue yang cariin kain pel nya" ujar Jake, dengan cepat ia melepaskan tas sekolahnya dan melesat pergi ke luar kelas. Sementara Sora, diam mematung di tempatnya.

Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya Jake datang dengan kain pel beserta ember yang sudah terisi air itu. Sora yang melihatnya, segera menghampiri Jake.

"Sin-"

"Biar gue aja, lo duduk di sana" Jake memotong ucapan Sora.

"Gue aja, kan gue yang piket hari ini"

"Tapi lo lagi cape, biar gue aja!" Tegas Jake, Sora menarik nafasnya sebentar dan lebih memilih menurut pada ucapan Jake.

Setelah mendapat persetujuan dari Sora, dengan senang hati Jake mengepel lantai dengan riang. Itung itung ini masuk ke dalam jurnal perjuangan nya mendapatkan hati Sora.

"Jake"

"Ya?" Jake menoleh sesaat pada Sora.

"Lo, kenapa belum pulang?" Jake menghentikan kegiatan nya sejenak.

"Nungguin lo" Sora memutar bola matanya malas.

"Serius Jake Sim"

"Hahaha, tadi sebenernya abis main badminton gue mau langsung pulang. Cuma ada barang yang ketinggalan di laci meja, jadi gue ambil dulu. Terus ada lo lagi nangis di kelas" jelas Jake panjang lebar.

"Lo? Ng-ngeliat gue nangis?!" Tanya Sora, Jake mengangguk dan melanjutkan kegiatannya lagi.

Sora menurunkan pandangan nya, bagaimana bisa ia menangis di depan orang lain? Pasti Jake memikirkan hal lain tentang dirinya saat ini.

"Tenang aja, cuma gue ko yang liat lo nangis" ujar Jake, tanpa melihat ke arah Sora.

Setelah selesai dengan piketnya, Sora dan Jake keluar dari gedung sekolah menuju parkiran sekolah bersamaan. Dan ternyata di sekitar sekolah masih banyak murid murid yang belum pulang, Sora menoleh ke kanan dan kirinya, ingin mencari sosok teman satu piketnya yang siapa tahu saja ia belum pulang.

Dan ya, Sora menemukan mereka tengah duduk santai di bebatuan yang berbentuk seperti bangku penonton, "Sial!" Gumam Sora.

"Kenapa Ra?" Tanya Jake.

"Oh gak ada, kalau gitu gue duluan. Makasih udah bantuin gue tadi" ucap Sora seraya berjalan menjauh dari Jake.

Namun saat Sora belum terlalu jauh dari Jake, Jake lebih dulu menahan lengan Sora.

"Kenapa?" Tanyanya seraya melepaskan genggaman Jake dari lengannya.

"Gue anterin"

"Gak perlu, rumah gue jauh"

"Gak ada penolakan!" Balas Jake dan menyodorkan sebuah helm pada Sora.

Dengan pasrah lagi, Sora menerima ajakan Jake untuk pulang bersama. Walaupun dirinya benar benar tidak ingin, hanya saja Jake memang selalu memaksanya...

『Anti-Romantic♡』

Rumah, 18.30 malam...

Setelah mengganti sepatu dengan sandal rumah, Sora berjalan sedikit terhuyung ke arah ruang tamu. Ibunya yang melihat Sora pulang pun segera membereskan snack bekas ia makan tadi.

"Duh anak mamah, kasian cape ya?" Sora mengangguk pelan.

Sang ibu yang bernama Mina, mengelus lembut kepala Sora, "Tadi mamah denger suara motor, kamu pulang sama siapa?" Sora memejamkan matanya.

"Sama temen"

"Laki laki?" Sora mengangguk.

"Wah, kamu udah mulai membuka hati hm? Mamah ikut seneng dengernya" Sora membuka matanya dan melihat ke arah ibunya.

"Mah, aku di anter temen cowok bukan berarti hati aku udah bisa nerima lagi. Aku masih trauma, apalagi kalau inget kejadian itu terus...rasanya Sora gak pantes buat laki laki manapun, Mah" Mina terdiam sejenak.

Mengingat kejadian setahun yang lalu memang lah sangat menyakitkan bagi Sora, kesalahan dalam pergaulan membuatnya trauma seperti ini. Dan Mina tidak menyalahkan Sora atas kejadian itu, ia lebih menyalahkan dirinya sendiri yang kurang mendidik Sora.

"Sora, lebih baik kamu mandi habis itu kamu kerjakan tugas yang belum selesai. Nanti mamah bawain makanan ke kamar kamu yah? Mau makan apa si cantiknya mamah?" Sora tersenyum simpul.

Ia tahu ibunya tidak ingin membahas tentang hal yang di bicarakan Sora tadi, Sora pun juga sebenarnya tidak ingin, hanya saja bayang bayang kejadian itu terkadang muncul tiba tiba.

Tanpa berlama lama lagi, Sora segera menuruti apa yang ibunya katakan tadi. Ia pergi menuju kamarnya untuk membersihkan diri dan di lanjutkan dengan mengerjakan tugas nya.

Membuka laptop dan duduk di kursi belajar, ia sedikit melamun di sana. Kejadian itu, kembali terputar di otaknya.

"Kenapa....kenapa harus gue? Dan kenapa harus ada kejadian itu?" Lirih Sora.

"Mah...maafin Sora karena udah buat mamah sedih..." Rintihnya.

Ia mendongakkan kepalanya ke atas, untuk membuat air matanya tidak jadi keluar. Ia harus segera menyelesaikan tugas nya dan tidur, ia tidak ingin terbayang bayang lagi dengan kejadian itu, demi tuhan, ia benar benar membenci kejadian itu.









Jika ada kalimat kurang enak di baca, boleh di komen yaa~ thanks banget~

©Bbunybear_

Anti-Romantic [ Complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang