Warning!
Yang masih minor (belum cukup umur) bisa langsung skip aja soalnya chapter ini agak 18+. Mohon bijak dalam memilih bacaan 🦋
.
.
.
.
.
."Turun!"
Jaehyun membuka pintu mobilnya menunggu Ten untuk keluar. Ten masih menangis hanya saja ia menangis dalam diam karena takut jika mengeluarkan suara Jaehyun akan marah.
Jaehyun menyeret tangan Ten kasar memasuki rumahnya. Setiap malam rumah Jaehyun memang hanya ditinggali oleh Jaehyun saja karena asisten rumah tangganya pulang setiap sore hari.
"Hiks.... Jae, sakit" demi apapun tangan Ten sakit karena ditarik oleh Jaehyun.
Ten takut sekali. Ia ingin pulang namun Jaehyun malah membawanya ke rumah laki-laki itu.
Jaehyun memasuki kamarnya diikuti oleh Ten. Tangan Jaehyun mengadah ke arah Ten. "Siniin hp lo"
"Buat apa? Nggak mau"
"Ten! Siniin hp lo, jangan bikin gue tambah emosi!"
Tanpa menunggu persetujuan Ten Jaehyun merampas tas ransel milik Ten dan mengambil ponsel Ten.
"Lo tunggu sini sampe gue balik! Gue harap lo bisa merenungi kesalahan lo Ten"
Setelah mengatakan itu Jaehyun langsung menutup pintunya. Ia mengurung Ten di dalam kamarnya.
Ten sontak berteriak histeris sambil memukul pintu, memohon agar Jaehyun tidak jadi menguncinya.
"Jaehyun buka hiks.... Gue mau pulang, gue minta maaf Jae" teriak Ten sesegukan.
Tenggorokannya sudah kering. Ten terduduk di samping kasur Jaehyun. Ia bingung harus bagaimana. Ponselnya di ambil paksa oleh Jaehyun. Ten hanya berdoa semoga Jaehyun tidak melakukan hal yang nekat.
Di sisi lain Jaehyun turun menuju dapur. Jaehyun mengeluarkan dua botol wine yang memang selalu ia simpan di rumahnya.
Jaehyun meremat kencang gelasnya saat mengingat perkataan Ten tadi. Jaehyun melihat kebencian dan ketakutan di mata Ten.
Entah kenapa Jaehyun merasakan hatinya sakit saat Ten mengatakan jika dia muak dengan Jaehyun.
Jaehyun meneguk winenya kasar. Jaehyun mengotak-atik ponsel Ten. Kemudian mengabari kedua orang tua Ten lewat hp Ten tentunya. Ia mengatakan jika Ten menginap di rumah Doyoung. Jaehyun memang selicik itu.
Jaehyun terus saja minum, ia mengabaikan teriakan Ten dari kamarnya. Kali ini Jaehyun harus memberikan Ten pelajaran agar Ten tidak berani lagi kepadanya.
Pikiran buruk mulai berdatangan di otak Jaehyun. Dengan langkah gontai Jaehyun menuju kamarnya di lantai atas. Jaehyun saat ini sudah mabuk dan cukup parah.
Jaehyun membuka pintu kamarnya. Setelah masuk Jaehyun kembali menguncinya. Hal pertama yang Jaehyun lihat adalah Ten yang terduduk di lantai menatapnya takut.
"Lo udah sadar sama kesalahan lo Ten?" Tanya Jaehyun sambil mendekat ke arah Ten.
Ten menutup hidungnya saat bau alkohol menguar dari mulut Jaehyun.
"Jae gue mau pulang" lirih Ten.
Jaehyun berjongkok di depan Ten. Tangannya mengusap bekas air mata milik Ten. "Iya nanti gue anterin lo pulang, lo sekarang disini dulu"
Jaehyun mengusap pelan rambut Ten. Entah kenapa Ten terlihat sangat manis mengenakan kemeja warna putih.
Jaehyun ingin memiliki Ten, seutuhnya. Ten hanya miliknya sampai kapanpun, pikir Jaehyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic-[JaeTen]✓
Teen FictionBagi Jaehyun, Ten adalah miliknya dan itu mutlak untuk selamanya. ∆JaeTen area! Nct lokal bxb ©® xbryee