Seperti yang dikatakan Jaehyun kepada Yunho tadi pagi, saat ini Jaehyun sudah berada di depan ruang Ten dirawat.
Jaehyun terlihat sedikit berantakan. Wajah babak belur, rambut yang sedikit berantakan, dan hanya memakai kaos warna hitam.
Yunho sudah menyelesaikan semua masalahnya dengan keluarga Ten secara kekeluargaan. Dan sekarang tinggal Jaehyun yang bertemu langsung dengan kedua orang tua Ten.
Baru saja Jaehyun akan membuka pintu Donghae lebih dulu membukanya dan keluar dari ruangan Ten. Donghae menatap datar Jaehyun.
"Siang om" sapa Jaehyun untuk sekedar basa-basi.
"Mau apa kamu kesini?"
"Saya mau jenguk Ten om, sekalian saya juga mau minta maaf atas kesalahan saya" ujar Jaehyun serius. Ia sama sekali tidak takut karena disini memang Jaehyun yang salah.
"Asal kamu tau Jaehyun anak saya trauma gara-gara kelakuan brengsek kamu itu" ujar Donghae tenang namun penuh penekanan. Lagipula Donghae masih waras untuk tidak berteriak di rumah sakit.
"Saya minta maaf om saya memang salah. Dan saya akan bertanggung jawab, saya akan minta maaf sama Ten dan membantunya melupakan semua kejadian ini"
Donghae berdecak. "Kalo saya suruh kamu buat meninggalkan anak saya apa kamu mau?"
Deg.
Jaehyun meneguk ludahnya kasar. Detak jantungnya juga berdetak lebih cepat dari biasanya. Melepaskan Ten? Dalam mimpinya saja Jaehyun tidak akan mau.
Jaehyun menggeleng cepat."saya mencintai Ten om. Saya nggak akan pernah mau untuk melepaskan Ten" ujar Jaehyun serius.
"Saya memang salah dan saya mengakuinya. Tapi untuk meninggalkan Ten? Saya nggak akan pernah bisa. Om, saya mohon beri saya satu kesempatan lagi. Saya akan memperbaiki semuanya"
Donghae terdiam. Ia menatap Jaehyun serius mencari kebohongan di wajah tampannya itu. Namun yang Donghae lihat hanyalah sebuah kejujuran dan keseriusan.
"Apa saya bisa percaya dengan kata-kata kamu itu Jaehyun?"
Jaehyun mengangguk. "Om bisa pegang kata-kata saya"
"Baiklah, saya pegang kata-kata kamu itu. Ini kesempatan terakhir kamu Jaehyun, jangan sakiti anak saya lagi. Jika kamu ingkar saya sendiri yang akan memberikan pelajaran kepada kamu"
"Dan jangan paksa Ten jika dia tidak mau menerima kamu kembali. Biarkan Ten yang memutuskan"
"Saya mengerti om. Terima kasih karena memberikan saya satu kesempatan lagi"
Donghae tidak menjawab. Donghae pergi begitu saja dari hadapan Jaehyun. Jaehyun tersenyum miring, kelihaiannya dalam berbicara manis memang tidak bisa diragukan.
Jaehyun segera membuka pintu ruangan Ten dirawat. Hal pertama yang Jaehyun lihat adalah laki-laki asing yang sama sekali tidak Jaehyun kenal.
Jaehyun ingin marah, tapi disisi lain Jaehyun juga harus menunjukkan sikap manisnya di depan Ten agar Ten mau memaafkannya.
"Hai Ten" sapa Jaehyun dengan senyum manis di wajahnya.
"Ja-jaehyun?" Ten tergagap. Otaknya kembali mengingat saat Jaehyun mencoba menyentuhnya.
Jaehyun mendekat. Ten dapat mencium aroma parfum Jaehyun. Tangan Ten menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.
"Lo ngapain kesini?" Tanya Ten berusaha tetap berani walaupun suaranya terdengar bergetar.
Jaehyun belum menjawab. Ia menoleh menatap laki-laki yang masih duduk di samping ranjang Ten.
"Bisa tinggalin gue sama pacar gue berdua? Gue mau ngomong sama dia" ujar Jaehyun dingin.
![](https://img.wattpad.com/cover/275347170-288-k625397.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic-[JaeTen]✓
Teen FictionBagi Jaehyun, Ten adalah miliknya dan itu mutlak untuk selamanya. ∆JaeTen area! Nct lokal bxb ©® xbryee